Postingan

Featured Post

R4 Digantung Harapan, Dihantam Janji PalsušŸ”„

Gambar
Surat Menteri PANRB Nomor B/825/M.SM.02.00/2025 digembar-gemborkan sebagai harapan baru bagi tenaga honorer kategori R4.  Tapi benarkah demikian? Atau ini hanya ilusi harapan yang kembali digantung? Selama bertahun-tahun, honorer R4 diperlakukan bak bayangan di ruang gelap: hadir, bekerja, tapi tak pernah dianggap.  Mereka bukan guru lulus passing grade, bukan tenaga kesehatan, apalagi THK-II.  Tapi ironisnya, justru mereka yang paling lama mengabdi di sekolah, puskesmas, dan kantor pemerintahan. Apakah itu tidak cukup? Kini, pemerintah menjanjikan "formasi khusus" bagi R4. Syaratnya pun berlapis: minimal satu tahun kerja, usia di bawah 56, pendidikan sesuai, dan IPK minimal 2,75.  Bahkan ada embel-embel: bisa diangkat tanpa tes kalau formasi sesuai.  Lagi-lagi, pakai kata kalau. Bukankah itu sinyal samar bahwa masih ada celah untuk digugurkan? Lebih ironis lagi, janji manis dari BKN tahun lalu soal peserta seleksi PPPK 2023 yang katanya tidak perlu buat surat l...

R4 Masih Cemas di Tengah Asa MenggunungšŸ”„

Gambar
Surat resmi Menteri PANRB Nomor B/825/M.SM.02.00/2025 membawa harapan bagi tenaga honorer kategori R4.  Selama ini, mereka adalah kelompok yang nyaris tak pernah disebut dalam afirmasi atau prioritas seleksi PPPK.  Padahal, sebagian besar telah mengabdi belasan tahun di instansi pemerintah. Bahkan ada THK ll pada seleksi kompetensi tahap 1 tahun 2025 kemarin gagal jadi PPPK.  Lalu, kini mereka diberikan peluang melalui formasi khusus PPPK 2025, asalkan memenuhi syarat tertentu - usia, masa kerja, kualifikasi pendidikan, dan status kepegawaian.  Bahkan, ada kemungkinan diangkat langsung jika formasi sesuai. Ini jelas menjadi angin segar. Tapi, harapan itu belum sepenuhnya menenangkan jiwa.  Banyak honorer R4 masih dihantui kekhawatiran: Apakah benar peluang ini nyata atau sekadar janji manis?  Apakah semua instansi akan serius membuka formasi khusus itu? Dan bagaimana jika ternyata formasi tak linear? Mereka tetap menunggu, berharap kali ini negara benar-ben...

Kisah Pilu Bu Yati: 17 Tahun Mengabdi, Tetap DiabaikanšŸ”„

Gambar
Bu Yati (bukan nama sebenarnya), guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di salah satu SD Negeri di Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, tak sanggup menyembunyikan kekecewaannya.  Selama 17 tahun, bukan waktu sebentar, mengabdi sebagai guru honorer, harapannya untuk diangkat jadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), kandas di Seleksi Kompetensi Tahap 2 tahun 2025. Miris! Selama hampir dua dekade, Bu Yati setia mendidik generasi muda di pelosok desa, walau dengan gaji minim dan status tanpa kepastian.  Tapi pengabdian panjang itu tak cukup hantarkan tiket menuju kelolosan.  Pemerintah nyatanya lebih menitikberatkan pada aspek teknis, dan tidak memberikan bobot berarti pada masa kerja. Yang lebih memilukan, Bu Yati termasuk dalam kategori honorer R4, yakni guru honorer yang tidak tercatat dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN).  Status ini membuatnya seakan "tidak pernah ada" dalam sistem, meski realitanya ia telah hadir, mengajar, dan mengabdi set...

Dua Dekade Mengabdi, Bu Mia Gagal Jadi PPPKšŸ”„

Gambar
Bu Mia (nama samaran), seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di salah satu SD Negeri di Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, tak kuasa menahan kecewa.  Usianya sudah 45 tahun. Memiliki dua putri. Suaminya buruh lepas.  Setelah 20 tahun mengabdi sebagai guru honorer, Bu Mia harus menerima kenyataan pahit: Namanya tidak lolos dalam seleksi kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap 2 tahun 2025. Padahal, selama dua dekade, Bu Mia bukan hanya mengajar, tapi juga menjadi sosok ibu, sahabat, dan pembimbing spiritual bagi murid-muridnya.  Tapi, rupanya masa pengabdian yang panjang tak cukup kuat menjadi syarat kelolosan. Yang lebih menyakitkan, Bu Mia tergolong dalam kategori honorer R4; kategori guru honorer yang tidak masuk dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN).  Status ini membuatnya seperti “tidak dianggap” meskipun telah bertahun-tahun mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan. “Saya hanya ingin diakui. Bukan soal gaji be...

Terbaru‼️ R4 Mendapat Jalur Khusus PPPK 2025šŸ”„

Gambar
Harapan baru untuk para tenaga honorer kategori R4, kelompok yang selama ini seperti anak tiri dalam rekrutmen ASN.  Lewat surat resmi Menteri PANRB bernomor B/825/M.SM.02.00/2025, mereka kini mendapat peluang mengikuti jalur khusus PPPK 2025.  Meski bukan guru lulus PG, nakes, atau THK-II, mayoritas dari mereka telah lama mengabdi di instansi pemerintah tanpa kepastian status. Kebijakan baru ini membuka jalan, asalkan mereka memenuhi syarat: masa kerja minimal setahun, usia di bawah 56 tahun, pendidikan D3/S1, dan tidak dalam proses pensiun atau pernah diberhentikan tidak hormat.  Bahkan, jika formasi cocok, mereka bisa langsung diangkat tanpa tes. Wow keren!  Inilah saatnya negara menebus janji pada para honorer yang telah terlalu lama menunggu dalam diam. Tapi, di balik peluang ini, tetap ada kekhawatiran. Banyak tenaga honorer R4 masih ragu: Benarkah janji manis ini akan benar-benar diwujudkan?  Jangan sampai harapan ini hanya jadi formalitas di atas kertas,...

PPPK: Janji Palsu untuk THK-II yang TerlupakanšŸ”„

Gambar
Seleksi PPPK 2024 Tahap 1 membuktikan janji pemerintah untuk menuntaskan THK-II hanyalah ilusi.  Mereka yang sudah puluhan tahun mengabdi kini hanya bisa menggantungkan nasib pada janji-janji tanpa kepastian. Menjelang seleksi kompetensi PPPK Tahap 2, muncul kalimat manis "PPPK Paruh Waktu". Nadanya terdengar indah meninabobokan.  Selesai pengumuman Tahap 2 siapa saja yang lulus, muncul lagi istilah baru: “optimalisasi.”  Duh... Kata manis yang lagi-lagi jadi pengalihan isu. Mungkin sebagai pengobat kecewa bagi mereka yang tak lulus.  Faktanya, banyak peserta tetap tidak bisa meraih mimpinya.  Ada alasan lagi yang menyakitkan bagi sebagian besar peserta, yaitu ada istilah R4. Golongan ini tak tercatat di BKN. PPPK kini bukan solusi, tapi jebakan harapan.  Sistem berubah-ubah, nasib honorer makin terpuruk. Janji negara? Tinggal slogan yang memudar . [Surya]

THK-II Ditinggalkan, PPPK Jadi Ladang Janji Politik yang Tak Pernah TuntasšŸ”„

Gambar
Seleksi Kompetensi PPPK 2024 Tahap 1 sekali lagi membuktikan bahwa janji pemerintah terhadap penyelesaian nasib Tenaga Honorer Kategori II (THK-II) hanyalah tong kosong.  Sejak awal, pemerintah menggembar-gemborkan akan menuntaskan pengangkatan THK-II menjadi PPPK.  Tapi, kenyataannya ribuan honorer yang sudah puluhan tahun mengabdi malah tak masuk radar. Tidak tercover. Tidak terdata. Tidak dianggap. Ini bukan sekadar kelalaian administratif, ini pengingkaran sistematis.  Di usia yang tidak lagi muda, para honorer yang dulu disebut "pahlawan tanpa tanda jasa" kini hanya bisa menggantungkan harapan pada mimpi.  Mereka dipinggirkan oleh sistem seleksi yang teknis di atas kertas, tapi politis dalam praktik. Lucunya, menjelang PPPK 2025 Tahap 2, muncul lagi jargon baru: PPPK Paruh Waktu. Sebuah istilah asing yang entah mau menyelesaikan masalah atau menambah luka.  Belum selesai kegaduhan karena banyak peserta tak terdata di BKN, kini pemerintah malah melemparkan m...

Janji yang Menguap di Tengah Usia Senja: Nasib THK-II dalam Pusaran Seleksi PPPKšŸ”„

Gambar
Seleksi Kompetensi PPPK Tahap 1 tahun 2024 kembali membuka luka lama, terutama bagi Tenaga Honorer Kategori II (THK-II) yang sejak lama digadang-gadang akan segera dituntaskan statusnya.  Jauh sebelum pelaksanaan seleksi, pemerintah telah menyampaikan komitmen untuk mengangkat THK-II teknis jadi PPPK.  Tapi kenyataan di lapangan sungguh berbeda: Banyak dari mereka yang tidak tercover. Mereka, yang sudah mengabdi bertahun-tahun, kini hanya bisa menatap harapan dari kejauhan.  Di usia yang tak muda lagi, janji pengangkatan jadi PPPK terasa makin absurd.  Mereka seolah dibenturkan dengan sistem yang makin kompleks dan berubah-ubah tanpa kepastian. Kini, Seleksi Kompetensi PPPK Tahap 2 tahun 2025 telah selesai, wacana baru kembali dilempar ke publik: PPPK Paruh Waktu.  Sebuah konsep yang belum jelas bentuk dan keadilannya, tapi seakan jadi pelipur lara bagi para peserta yang telah tersingkir.  Di sisi lain, muncul pula istilah “optimalisasi” bagi peserta yang t...

PPPK: Dari Harapan jadi Sindiran "Peserta Pelengkap Penderita"šŸ”„

Gambar
Seleksi PPPK Guru 2025 yang baru saja berlalu meninggalkan jejak kekecewaan mendalam bagi sebagian peserta, khususnya di Sumenep.  Di berbagai platform media sosial, muncul sindiran tajam yang memplesetkan akronim PPPK jadi “Peserta Pelengkap Penderita Karena tak masuk data.”  Sebuah permainan kata sarat ironi, lahir dari rasa ketidakadilan yang dialami para guru honorer lantaran mereka telah mengabdi belasan hingga puluhan tahun. Pertanyaannya menggantung di langit Sumenep: Kok bisa mereka tidak terdata?  Bagaimana mungkin guru-guru yang sudah mencurahkan dedikasi selama lebih dari 15 tahun tiba-tiba seperti tak pernah ada dalam sistem?  Apakah sekadar karena faktor administrasi, atau ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar teknis? Sindiran ini bukan sekadar lelucon pahit. Ini adalah alarm.  Ketika para pengabdi pendidikan merasa diabaikan oleh negara, kepercayaan publik terhadap sistem seleksi makin rapuh.  Pemerintah harus menjawab: Bukan hanya dengan ...

PPPK 2025 Sumenep Diwarnai Sindiran Pedas: “Peserta Pelengkap Penderita Karena Tak Masuk Data”šŸ”„

Gambar
Proses seleksi kompetensi PPPK 2025 kemarin di Sumenep menuai gelombang kekecewaan.  Bukan hanya karena banyak yang gagal, tapi yang lebih menyakitkan: sejumlah peserta justru tidak muncul dalam data Badan Kepegawaian Negara (BKN). Kekecewaan pun membanjiri media sosial. Sindiran tajam dilontarkan peserta yang merasa dipermainkan.  Mereka memplesetkan PPPK sebagai “Peserta Pelengkap Penderita Karena Tak Masuk Data”.  Sebuah ungkapan yang menyindir langsung ke jantung persoalan bahwa nasib mereka tak lebih dari pelengkap sistem yang amburadul. Kritik makin tajam karena ada diantara mereka yang mengabdi lebih 15 tahun sebagai guru honorer.  Warganet pun bersuara. Lalu apa kerja pemangku kebijakan daerah selama ini?  Jika tidak, ketidakpercayaan terhadap sistem PPPK hanya akan makin dalam. [Surya]

Sindiran Pedas Peserta PPPK 2025 yang Tak Lolos: “Peserta Pelengkap Penderita Karena Tak Masuk Data”šŸ”„

Gambar
Seleksi Kompetensi PPPK 2025 menyisakan kekecewaan mendalam bagi sejumlah peserta di Kabupaten Sumenep.  Pasalnya, tidak sedikit dari mereka yang dinyatakan tidak lolos dan bahkan tak tercatat dalam data Badan Kepegawaian Negara (BKN). Kekecewaan itu pun ramai disuarakan di berbagai platform media sosial.  Beberapa peserta melampiaskan rasa frustrasinya dengan sindiran pedas, salah satunya memplesetkan singkatan PPPK menjadi “Peserta Pelengkap Penderita Karena Tak Masuk Data”. Sindiran ini menyebar luas dan menuai beragam reaksi dari warganet.  Sebagian besar merasa heran bagaimana mungkin peserta yang sudah ikut ujian, lengkap dengan administrasi, justru tidak terdata sama sekali. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar soal transparansi dan akurasi proses seleksi.  Para peserta berharap ada klarifikasi resmi dari pihak terkait untuk menjawab kegelisahan mereka. [Surya]

KH. Imam Hasyim: Musik Tong Tong, Kebanggaan Budaya MadurašŸ”„

Gambar
Salah satu peserta Parade Musik Tradisional Tong Tong di Lapangan Giling. [Foto: Ifend] SUMENEP – Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, secara resmi melepas Parade Musik Tradisional Tong Tong di Lapangan Giling, Desa Pangarangan, Sabtu (28/06/2025).  Ribuan warga hadir menyambut semangat budaya dalam rangka Bulan Bung Karno. Dalam sambutannya, Kiai Imam menegaskan bahwa musik Tong Tong adalah warisan leluhur yang mencerminkan semangat gotong royong dan jati diri Madura. “Alhamdulillah, musik Tong Tong kini jadi bagian Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025. Ini pengakuan nasional yang harus kita jaga bersama,” ungkapnya. Ia juga mengajak generasi muda untuk aktif melestarikan budaya, bukan hanya menonton. Sementara itu, Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep, H. Moh. Iksan, S.Pd., M.T., menjelaskan bahwa parade ini diikuti oleh enam grup musik Tong Tong dari berbagai kecamatan. Penyelenggaraan acara ini tidak hanya menampilkan seni pertunjukan, tetapi juga menegaskan nilai-nilai keb...

Pengawas Bina TK Kecewa: Kurikulum Ditolak Berkali-Kali oleh Dinas Pendidikan SumenepšŸ”„

Gambar
DPKS gelar Rembuk Pendidikan. [Foto: Surya] SUMENEP — Sebuah ungkapan kekecewaan disampaikan kelompok pengawas bina Taman Kanak-Kanak (TK) di Kabupaten Sumenep.  Hal itu terkait proses pembuatan kurikulum yang kerapkali ditolak Dinas Pendidikan. Rabu (25/6/2025).  Penolakan tersebut dinilai tidak proporsional karena kesalahan yang ditemukan sejatinya bukan kesalahan fatal. Permasalahan ini disampaikan langsung oleh juru bicara pengawas bina TK dalam forum Rembuk Pendidikan. Serap aspirasi ini digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep. “Kita tahu, TK binaan saya adalah swasta. Tapi proses pembuatan kurikulumnya selalu saja ditolak, bahkan berkali-kali, hanya karena kesalahan kecil. Ini sangat menyita waktu, tenaga, dan biaya. Harus bolak-balik ke Dinas Pendidikan. Saya sebagai pengawas yang membawahi 27 kecamatan juga sangat kecewa,” tegas sang juru bicara di hadapan para peserta rembuk. Menurut para pengawas, sikap Dinas Pendidikan y...

Sekolah Negeri Terbelenggu Aturan, Sekolah Swasta Bebas BerkreasišŸ”„

Gambar
Rembuk Pendidikan Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep. [Foto: Surya] SUMENEP — Ketimpangan mencolok antara sekolah negeri dan swasta di Kabupaten Sumenep akhirnya meledak di forum Rembuk Pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep, bertempat di Graha STKIP PGRI. Rabu (25/6/2025).  Kelompok pengawas bina SMP angkat bicara, menyuarakan keresahan yang selama ini dipendam. “Sekolah negeri seperti dikurung aturan. Guru-gurunya takut bergerak. Mau bikin acara saja pikir seribu kali. Sementara sekolah swasta? Bebas! Orang tua siap keluar jutaan rupiah demi acara perpisahan megah,” tegas salah seorang juru bicara pengawas bina SMP.  Para pengawas menyebut bahwa tenaga pendidik di SMP negeri lebih memilih bermain aman ketimbang menjalankan kegiatan bermakna, hanya karena takut dianggap melanggar regulasi.  Padahal, kegiatan seperti perpisahan bisa berdampak besar: Memperkuat hubungan sekolah dan masyarakat, serta menarik minat calon siswa baru. “Kalau begini terus, ...

Pengawas Bina SMP Sumenep Soroti Ketimpangan Aturan antara Sekolah Negeri dan SwastašŸ”„

Gambar
Rembuk Pendidikan di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep. [Foto: Surya] SUMENEP — Kelompok pengawas bina SMP di Kabupaten Sumenep menyuarakan keresahan atas ketimpangan perlakuan regulasi antara sekolah negeri dan swasta. Rabu (25/6/2025).  Menurut mereka, aturan yang terlalu kaku justru menghambat kreativitas dan inisiatif di sekolah negeri. Keresahan ini disampaikan dalam forum Rembuk Pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep.  Dalam kesempatan itu, para pengawas menyoroti bahwa sekolah negeri sering terikat oleh berbagai regulasi yang membuat tenaga pendidik enggan melaksanakan kegiatan non-akademik yang berdampak positif. “Kalau di sekolah negeri, para guru takut ambil risiko karena khawatir melanggar aturan. Padahal, kegiatan seperti perpisahan siswa bisa menjadi sarana promosi untuk menarik siswa baru,” ungkap juru bicaranya. Sementara itu, sekolah swasta dinilai lebih bebas dalam bergerak.  Bahkan, pada momen perpisa...

Pengawas Bina SD Sampaikan Keresahan Soal Sarpras dan Mutasi Guru di Rembuk PendidikanšŸ”„

Gambar
Rembuk Pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep. [Foto: Surya] SUMENEP — Kelompok pengawas bina SD menyuarakan keresahan mereka terhadap berbagai persoalan yang dialami banyak sekolah dasar di sejumlah kecamatan, baik di wilayah daratan maupun kepulauan. Rabu (25/6/2025).  Penyampaian itu dituangkan dalam forum Rembuk Pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), bertempat di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep. Dalam forum tersebut, para pengawas mengungkapkan kekhawatiran serius terkait kondisi sarana dan prasarana sekolah yang memprihatinkan.  Banyak gedung sekolah mengalami kerusakan berat, tapi tak kunjung direhabilitasi.  Padahal, kondisi tersebut membahayakan keselamatan siswa dan guru dalam kegiatan belajar-mengajar. Tapi, upaya rehabilitasi sering terhambat oleh regulasi.  Berdasarkan aturan yang berlaku, sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 60 orang tidak bisa diusulkan untuk rehap.  Kebijakan ini dinilai tidak ber...

Komite SD Usulkan Pengawas Bertemu Langsung dengan Komite Saat Kunjungan SekolahšŸ”„

Gambar
Rembuk Pendidikan DPKS. (Foto: Surya)  Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, kelompok komite SD menyampaikan usulan penting. Rabu (25/6/2025).  Usulan tersebut disampaikan dalam kegiatan bertajuk “Kolaborasi Pendamping Satuan Pendidikan dengan Komite dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan” yang digelar oleh Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep. Acara dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Sumenep tersebut dikemas jadi Rembuk Pendidikan.  Kelompok komite mengusulkan agar setiap kali pengawas melakukan kunjungan ke sekolah binaannya, pengawas tidak hanya bertemu kepala sekolah dan guru, tapi juga menyempatkan diri untuk berdialog langsung dengan komite sekolah. Menurut juru bicara kelompok komite, selama ini pengawas hanya menerima laporan formal dari pihak sekolah, sehingga belum tentu mendapatkan gambaran utuh mengenai situasi dan tantangan yang sebenarnya dihadapi sekolah, baik dalam hal sarana prasarana, proses pembelajaran, maupun hu...

Sarana dan Prasarana Sekolah Memprihatinkan, DPKS Serukan Perhatian Serius PemerintahšŸ”„

Gambar
Kepala Disdik Sumenep bersama DPKS. [Foto: Surya] Kondisi sarana dan prasarana sekolah di Kabupaten Sumenep saat ini menyisakan keprihatinan mendalam. Rabu (25/6/2025).  Banyak gedung sekolah tak layak huni, bahkan membahayakan keselamatan peserta didik.  Sebuah realita pahit yang diungkap langsung oleh Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), Mulyadi, M.Pd, dalam acara Kolaborasi Pendamping Satuan Pendidikan dengan Komite dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.  Acara yang dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Sumenep tersebut digelar di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep. Menurut Mulyadi, DPKS bukanlah lembaga eksekutor yang bisa langsung memperbaiki kondisi tersebut.  DPKS hanya bisa memberikan rekomendasi dan mendorong pihak terkait untuk segera bertindak.  Tapi sayangnya, perhatian yang diberikan pemerintah terhadap sarana dan prasarana pendidikan, terutama di kepulauan, masih sangat minim.  Hal ini tentu jadi alarm bagi semua pihak yang peduli terhadap ma...

Haflatul Imtihan MDT Al-Furqon Sukses Digelar, KH Ahmad Hannan Ajak Santri Dekat dengan Pesantren

Gambar
KH Ahmad Hannan. [Foto: Surya] SUMENEP — Haflatul imtihan dan tasyakkuran kelas akhir MDT Al-Furqon berlangsung sukses. Kamis (26/6/2025).  Acara digelar di Dusun Benteng Utara, Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan. Kegiatan ini merupakan penutup tahun ajaran 2024/2025. Acara diisi dengan berbagai penampilan santri. Ada juga pemberian penghargaan untuk santri berprestasi. Puncak acara diisi dengan ceramah agama. KH Ahmad Hannan hadir sebagai penceramah. Dalam ceramahnya, ia mengajak wali santri untuk tetap dekatkan anak-anaknya dengan pesantren. "Jangan pisahkan anak dari pesantren. Tantangan ke depan sangat kompleks," ujar KH Ahmad Hannan. Menurutnya, pesantren bukan sekadar tempat belajar. Pesantren adalah tempat membentuk akhlak dan karakter. Pesantren juga melatih kedisiplinan dan tanggung jawab. Ceramah KH Ahmad Hannan disambut antusias. Para wali santri tampak menyimak dengan serius. Acara ini juga jadi ajang silaturahmi. Kepala MDT Al-Furqon menyampaikan terima kasi...

Haflatul Imtihan MDT Al-Furqon: Wujud Kepedulian Terhadap Perkembangan Mental dan Spiritual SantrišŸ”„

Gambar
Ustadz Agus Sugianto. [Foto: Surya] SUMENEP – Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al-Furqon, Dusun Benteng Utara, Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, sukses menggelar acara haflatul imtihan dan tasyakkuran kelas akhir tahun ajaran 2024/2025.  Acara yang berlangsung meriah dan penuh haru ini menjadi puncak dari rangkaian pembelajaran yang menekankan pembinaan akhlak, mental, dan spiritual santri. Kamis (26/6/2025).  MDT Al-Furqon dikenal bukan hanya sebagai lembaga pendidikan agama, tapi juga sebagai tempat yang serius membina kepribadian santri secara menyeluruh.  Para guru di madrasah ini memiliki komitmen tinggi dalam mendampingi para santri, tidak hanya secara akademis, tapi juga dalam membentuk karakter, etika, dan kepekaan spiritual.. Dalam sambutannya, Kepala MDT Al-Furqon, Ustadz Agus Sugianto, menegaskan bahwa perhatian terhadap perkembangan mental dan spiritual para santri adalah bagian penting dari misi pendidikan madrasah. “Kita harus bangga punya anak yang ...

MDT Al-Furqon Gelar Haflatul Imtihan, Agus Sugianto Ajak Wali Santri Dukung Pendidikan Akhlak

Gambar
Agus Sugianto. [Foto: Surya] SUMENEP — Haflatul Imtihan dan Tasyakkuran kelas akhir Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al-Furqon, Dusun Benteng Utara, Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, berlangsung meriah dan sukses sesuai rencana. Kamis (26/6/2025).  Acara ini menjadi momen puncak penutup tahun pelajaran sekaligus ungkapan syukur atas pencapaian para santri yang telah menyelesaikan masa belajarnya. Dalam sambutannya, Kepala MDT Al-Furqon, Ustadz Agus Sugianto, S.Pd menyampaikan rasa bangga dan harapannya kepada seluruh wali santri.  Ia mengajak para orang tua untuk terus mendukung pendidikan agama anak-anak mereka. “Kita harus bangga punya anak yang mengenyam pendidikan di sini. Karena seluruh peserta didik bukan hanya diajarkan ilmu agama, tapi juga sopan santun, akhlak, dan tingkah laku yang baik," tegas Agus.  Acara yang dihadiri para wali santri, tokoh masyarakat, dan pengurus yayasan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus refleksi atas proses pendidikan di MDT ...

KH Djamaluddin Johan Ajak Wali Santri MDT Al-Furqon Tekankan Pentingnya Pendidikan IslamšŸ”„

Gambar
KH Djamaluddin Johan. [Foto: Surya] SUMENEP – Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al-Furqon yang berlokasi di Dusun Benteng Utara, Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan sukses menggelar acara Haflatul Imtihan dan Tasyakkuran Kelas Akhir. Kamis pagi (26/6/2025).  Kegiatan yang berlangsung penuh khidmat menjadi momentum tahunan yang dinantikan sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan para santri dalam menyelesaikan pendidikan diniyah. Acara tersebut juga dihadiri oleh para wali santri, tokoh masyarakat, serta segenap civitas Yayasan Pendidikan Islam Nurul Jamal Al-Furqon.  Dalam sambutannya, pengasuh yayasan, KH Djamaluddin Johan, mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran acara dan menyampaikan harapan besar kepada para orang tua santri. "Kami berharap para wali santri terus berupaya memotivasi anak-anaknya agar bisa mengenyam pendidikan Islam. Minimal, anak-anak kita bisa membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik," tegas KH Djamaluddin dalam sambutannya. Ia juga menuturka...

DPKS Sumenep Dorong Kolaborasi Pendamping dan Komite Sekolah Tingkatkan Mutu PendidikanšŸ”„

Gambar
Rembuk Pendidikan. [Foto: Surya] SUMENEP — Sebagai ikhtiar peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan melalui berbagai pendekatan kolaboratif. Rabu (25/6/2025).  Salah satunya diwujudkan dalam kegiatan Rembuk Pedidikan dengan tema Kolaborasi Pendamping Satuan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, yang digelar di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep. Acara ini menjadi wadah penting untuk membangun komunikasi dan kerja sama antara berbagai elemen pendidikan, termasuk pendamping satuan pendidikan, komite sekolah, serta unsur pemerintah.  Dalam sambutannya, Mulyadi, M.Pd. selaku Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan ruang bersama untuk menggali berbagai akar persoalan pendidikan di lapangan. “Rembuk pendidikan ini tidak bertujuan mencari siapa yang salah, tapi lebih fokus kepada identifikasi masalah secara mendalam dan pencarian solusi nyata yang bisa diterapkan bersama,” ucap Mu...

Lora Ainor Ridho Ajak Siswa Annidhamiyah Lanjutkan Pendidikan di Purnawiyata SpektakuleršŸ”„

Gambar
Acara purnawiyata Ponpes Annidhamiyah. [Foto: Surya] PAMEKASAN — Dewan Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Annidhamiyah, Lora Ainor Ridho, mengajak para siswa yang lulus tahun ajaran 2024/2025 untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.  Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada acara purnawiyata yang digelar secara meriah di lingkungan pesantren, Selasa (24/6/2025). “Lulusan tahun ini saya harap tidak berhenti sampai di sini. Teruslah belajar ke tingkat lebih tinggi, demi masa depan dan kemaslahatan umat,” ujar Lora Ainor Ridho dalam pidatonya. Acara purnawiyata tersebut berlangsung spektakuler dengan panggung megah yang dihiasi lampu warna-warni.  Kegiatan ini diikuti oleh seluruh wali santri dari unit pendidikan RA, MI, SMP, hingga SMA yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Annidhamiyah. Momen istimewa terjadi setelah lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Pembawa acara mengajak seluruh hadirin tetap berdiri untuk menyanyikan lagu "Ya Lal Wa...

Purnawiyata Kelas Akhir Pondok Pesantren Annidhamiyah: Sambutan Lora Ainor RidhošŸ”„

Gambar
Lora Ainur Ridho. [Foto: Surya] PAMEKASAN - Pondok Pesantren Annidhamiyah baru-baru ini menggelar acara purnawiyata kelas akhir tahun ajaran 2024/2025 yang spektakuler. Selasa (24/6/2025).  Acara ini dihadiri oleh seluruh wali santri dari RA, MI, SMP, dan SMA, dan dimeriahkan dengan gaya panggung megah yang dihiasi lampu warna-warni. Dalam sambutannya, Lora Ainor Ridho, atas nama dewan pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Annidhamiyah, berpesan kepada para siswa yang lulus sekolah untuk mengamalkan ilmu yang diperoleh dari lembaga pendidikan Islam Annidhamiyah.  "Kami berharap agar para siswa bisa menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi generasi yang berakhlak mulia," ujarnya.  Acara purnawiyata ini merupakan momen penting bagi para siswa yang telah menyelesaikan pendidikan mereka di Pondok Pesantren Annidhamiyah.  "Semoga para siswa bisa menjadi penerus yang baik dan mengharumkan nama lembaga pendidikan Islam Annidhamiyah," pungkas Lora Ai...

Ririn Salon Pasongsongan, Solusi Rias Anggun dengan Tarif BersahabatšŸ”„

Gambar
Hasil riasan Ririn Salon Pasongsongan. [Foto: Surya] SUMENEP — Bagi masyarakat yang membutuhkan  jasa tata rias profesional, Ririn Salon Pasongsongan menjadi pilihan utama. Selasa (24/6/2025).  Berlokasi di Jalan K Abubakar Sidik, salon ini melayani rias pengantin, rias wisuda, hingga rias wajah untuk berbagai acara formal maupun pesta. Ririn Salon dikenal dengan sentuhan riasannya yang anggun dan elegan, menjadikan setiap momen istimewa terasa makin sempurna.  Tak hanya itu, tarif yang ditawarkan pun sangat bersahabat dan ringan di kantong, cocok untuk semua kalangan. Bagi yang berminat menggunakan jasa Ririn Salon Pasongsongan, bisa langsung menghubungi kontak person di nomor 0878-1841-0283 untuk pemesanan atau informasi lebih lanjut.  "Salon kecantikan kami menyasar pelanggan kelas menengah ke bawah. Dan kami siap menerima panggilan," ungkap Ririn berpromosi. [Surya]

Perubahan Besar di SDN Panaongan 3: Kepemimpinan Agus Sugianto yang Menginspirasi šŸ”„

Gambar
SD Negeri Panaongan 3, Kecamatan Pasongsongan, dahulu hanyalah sekolah dasar biasa yang nyaris luput dari perhatian.  Terletak jauh dari pusat keramaian, sekolah ini pernah dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar.  Namun, keadaan itu berubah drastis sejak kepemimpinan Agus Sugianto sebagai kepala sekolah. Dengan semangat pengabdian dan visi yang jelas, Agus Sugianto membawa angin segar bagi SDN Panaongan 3.  Ia tidak hanya berfokus pada manajemen sekolah secara administratif, tapi juga membangun hubungan emosional dengan peserta didik dan masyarakat luas.  Sekolah yang dulu tampak tertinggal, kini menjelma jadi pusat perhatian dan inspirasi di Kecamatan Pasongsongan dan sekitarnya. Kepedulian Agus Sugianto terhadap peserta didiknya jadi fondasi utama perubahan itu.  Ia dikenal sebagai sosok kepala sekolah yang tidak tega melihat muridnya kesulitan.  Jika ada peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak memiliki sepatu layak, Agus S...

SDN Panaongan 3 Bangkit dan Menebar Manfaat, Berkat Kepemimpinan Agus SugiantošŸ”„

Gambar
Agus Sugianto memberikan hadiah kepada peserta didiknya. [Foto: Surya] SD Negeri Panaongan 3, Kecamatan Pasongsongan, dahulu hanyalah sekolah dasar biasa yang nyaris tenggelam dalam bayang-bayang ketidakpedulian.  Lokasinya jauh dari pusat keramaian dan minimnya perhatian dari masyarakat sekitar membuat sekolah ini seolah kehilangan daya tarik.  Tapi, semua itu berubah sejak kepemimpinan Agus Sugianto sebagai kepala sekolah. Dengan kepemimpinan yang visioner, Agus Sugianto mampu membalikkan wajah SDN Panaongan 3 jadi lembaga pendidikan yang bukan hanya diminati, tapi juga dicintai masyarakat.  Perubahan ini tidak terjadi dalam semalam.  Butuh konsistensi, kerja keras, dan tentu saja keteladanan yang nyata dari sang kepala sekolah. Kini, SDN Panaongan 3 bukan hanya jadi pusat kegiatan pendidikan, tapi juga pusat kegiatan sosial yang memberi dampak luas.  Sekolah ini berhasil menarik simpati dan kepercayaan masyarakat, tidak hanya dari wilayah Pasongsongan, tapi j...

Pondok Pesantren Nurul Jadid Rutin Gelar Haflatul Imtihan, Wujud Syiar dan Apresiasi Pendidikan IslamšŸ”„

Gambar
Penampilan peserta didik Nurul Jadid. [Foto: Surya] SUMENEP — Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali menggelar kegiatan rutin tahunan Haflatul Imtihan sebagai bentuk syiar Islam sekaligus ajang apresiasi bagi peserta didik. Senin (23/6/2026).  Kegiatan ini menjadi tradisi yang terus dijaga oleh Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang membina sejumlah lembaga pendidikan Islam, mulai dari RA, MI, hingga MTs. Acara yang semarak ini berlangsung dengan lancar dan meriah berkat dukungan penuh dari para wali murid serta masyarakat sekitar.  Kepala MTs Nurul Jadid, Ustadz Hermanto, S.Pd.I, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya haflatul imtihan tahun ini. “Alhamdulillah, pelaksanaan haflatul imtihan kali ini berjalan sukses. Ini semua tidak lepas dari partisipasi dan dukungan luar biasa dari para wali murid serta masyarakat sekitar,” ujar Ustadz Hermanto. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Ustadz Ozair Abdullah, M.Pd.I, senantiasa menekankan pentingnya menanamka...

SDN Panaongan 3 Bersinar di Tangan Agus Sugianto, Separuh Gaji untuk SosialšŸ”„

Gambar
Sejak Agus Sugianto jadi Kepala SDN Panaongan 3 Pasongsongan, banyak perubahan terjadi.  Sekolah yang dulu kurang mendapat perhatian, kini kian dikenal dan diminati. Perubahan ini tidak hanya terasa di lingkungan sekolah, tapi juga di masyarakat luas.  Sekolah tersebut kini aktif mengadakan kegiatan yang bermanfaat. Salah satu contohnya adalah khitan massal gratis pada Sabtu, 21 Juni 2025.  Kegiatan ini tidak hanya diikuti warga Pasongsongan, tetapi juga 9 anak dari Kecamatan Ambunten. Agus Sugianto ingin sekolahnya menjadi tempat belajar dan juga tempat kegiatan sosial.  Ia menggandeng banyak pihak untuk mendukung program-program sekolah. Kini, SDN Panaongan 3 jadi contoh sekolah yang memberi manfaat, tidak hanya bagi warga sekitar, tapi juga warga dari kecamatan lain. Profil Agus Sugianto Tak heran jika SDN Panaongan 3 kini penuh manfaat.  Kepribadian Agus Sugianto memang dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi.  Ia tidak hanya peduli terhadap pendidikan...

Pagelaran Akhiru Sanah LP Ma'arif NU Pasongsongan Digelar di PelabuhanšŸ”„

Gambar
Dewan guru LP Ma'arif NU Pasongsongan. [Foto: Surya] SUMENEP – Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Desa/Kecamatan Pasongsongan menyelenggarakan Akhiru Sanah tahun ajaran 2024/2025 dengan meriah di kawasan Pelabuhan Pasongsongan. Sabtu (21/6/2025).  Kegiatan ini menjadi ajang tahunan yang ditunggu-tunggu oleh siswa, guru, wali murid, dan masyarakat sekitar. Acara Akhiru Sanah dimulai pada siang hari, menampilkan berbagai pertunjukan seni dan kreasi dari para siswa mulai dari tingkat Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), hingga Madrasah Aliyah (MA) yang berada di bawah naungan LP Ma'arif NU Pasongsongan. Malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan pengajian umum yang menghadirkan tokoh agama setempat dan menjadi momen spiritual sekaligus penutup rangkaian acara. Ahmad Jasimul Ahyak, salah satu guru di lembaga tersebut, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya acara tahunan ini.  "LP Ma'arif NU Pasongsongan merupaka...

Lidah Buaya: Obat Alami yang Harus Diolah dengan BenaršŸ”„

Gambar
BONDOWOSO - Dalam dunia pengobatan tradisional, lidah buaya telah lama dikenal sebagai tanaman seribu manfaat.  Tanaman berduri lembut ini populer untuk perawatan kulit, dan juga mampu mengatasi berbagai penyakit, mulai dari gangguan pencernaan hingga peradangan.  "Manfaat lidah buaya hanya akan bisa diperoleh jika diolah dengan benar," saran Supriyadi.  Pria pemilik terapi pijat Gondotopo di Bondowoso, membagikan cara pengolahan lidah buaya yang tepat dan aman dikonsumsi. Menurut Supriyadi, kesalahan umum yang kerap dilakukan adalah langsung mengonsumsi gel lidah buaya tanpa menghilangkan getahnya terlebih dahulu.  Getah kuning yang menempel pada gel lidah buaya bersifat iritan dan bisa menimbulkan efek samping, terutama bagi saluran pencernaan.  Oleh karena itu, proses pembersihan menjadi tahap yang sangat krusial. Langkah pertama, kata Supriyadi, adalah mengupas kulit lidah buaya menggunakan pisau yang tajam.  Alat yang tajam memastikan proses pengupasa...

Wujud Kepedulian Sosial Lintas Stakeholder di SumenepšŸ”„

Gambar
Dari kiri: Agus Sugianto bersama Kepala Puskesmas Pasongsongan. [Foto: Surya] SUMENEP – SDN Panaongan 3 Kecamatan Pasongsongan kembali menggelar kegiatan khitan massal gratis, sebagai bentuk nyata kepedulian sosial terhadap masyarakat. Sabtu (21/6/2025). Kegiatan ini merupakan yang ketiga kalinya digelar, dan tahun ini menjangkau wilayah lebih luas, termasuk peserta dari luar Kecamatan Pasongsongan. Bekerja sama dengan Puskesmas Pasongsongan, Pemerintah Desa Panaongan, sejumlah media online seperti Detikzone, serta stakeholder lainnya di wilayah Kabupaten Sumenep,  "Alhamdulillah, kegiatan ini sukses menyasar 20 anak peserta khitan," ungkap Agus.  Masing-masing anak juga menerima bingkisan berupa sarung dari pihak penyelenggara sebagai bentuk apresiasi dan dukungan moril. Kepala SDN Panaongan 3, Agus Sugianto, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan wujud nyata peran sekolah di tengah masyarakat. “Tahun ini peserta tidak hanya berasal dari Pason...

20 Anak Dikhitan, SDN Panaongan 3 sebagai Agen PerubahanšŸ”„

Gambar
Agus Sugianto menyerahkan bingkisan terhadap peserta khitan. [Foto: Surya] SUMENEP - Pendidikan tidak hanya tentang transfer ilmu, tapi juga bagaimana sekolah hadir sebagai bagian solutif dari masalah masyarakat.  Ini dibuktikan SDN Panaongan 3 Kecamatan Pasongsongan, yang untuk ketiga kalinya gelar khitan gratis bekerja sama dengan Puskesmas Pasongsongan, Pemerintah Desa Panaongan, serta dukungan media seperti Detikzone dan stakeholder lokal.  Kegiatan ini tak hanya menjawab kebutuhan kesehatan,  juga memperkuat peran sekolah sebagai jembatan sosial. Kepala SDN Panaongan 3, Agus Sugianto, menekankan bahwa tahun ini khitan gratis mengalami peningkatan signifikansi.  "Peserta tidak hanya dari Pasongsongan, tapi juga datang dari Kecamatan Ambunten," ujarnya.  Dari 20 anak yang dikhitan, masing-masing mendapat bingkisan sarung sebagai bentuk apresiasi. Kebijakan Agus Sugianto menjadikan SDN Panaongan 3 sebagai hubungan sosial patut diapresiasi.  Dalam konteks ...

Bukti Nyata Sekolah Peduli Masyarakat: Khitan Massal Gratis SDN Panaongan 3šŸ”„

Gambar
Suasana khitan gratis. [Foto: Surya] SUMENEP – SDN Panaongan 3 kembali menggelar khitan massal gratis. Kegiatan ini sudah yang ketiga kalinya diselenggarakan. Sabtu (21/6/2025).  Kerja sama terjalin dengan Puskesmas Pasongsongan, Pemerintah Desa Panaongan, dan beberapa media termasuk Detikzone. Agus Sugianto, Kepala SDN Panaongan 3, menjelaskan perkembangan positif kegiatan ini.  "Tahun ini pesertanya tidak hanya dari Pasongsongan, tapi juga datang dari Ambunten," ujarnya. Sebanyak 20 anak mengikuti program ini. Angka ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap layanan kesehatan gratis. Kesuksesan acara ini berkat dukungan banyak pihak.  Puskesmas menyediakan tenaga medis. Pemerintah desa membantu koordinasi. Media turut menyebarkan informasi. "Kolaborasi seperti ini sangat penting," kata Agus.  Menurutnya, sinergi antarlembaga mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Sekolah sebagai Agen Perubahan Inisiatif SDN Panaongan 3 patut diapresiasi. Kegiatan...

Khitan Massal Gratis SDN Panaongan 3: Bukti Sekolah Sebagai Jembatan SosialšŸ”„

Gambar
Agus Sugianto (kiri) terlihat akrab dengan Kepala Puskesmas Pasongsongan. [Foto: Surya] SUMENEP - Pendidikan tidak hanya tentang mencerdaskan anak bangsa, tapi juga tentang bagaimana sekolah hadir sebagai bagian dari solusi masalah sosial di masyarakat.  Hal ini dibuktikan SDN Panaongan 3, Kecamatan Pasongsongan, yang kembali menyelenggarakan khitan massal gratis untuk ketiga kalinya. Sabtu (21/6/2025).  Kolaborasi antara sekolah, Puskesmas Pasongsongan, Kepala Desa Panaongan, media seperti Detikzone, serta berbagai stakeholder lainnya menunjukkan bahwa sekolah bisa jadi pusat pengabdian masyarakat. Khitan Massal: Kebutuhan yang Tak Terpenuhi Khitan adalah kewajiban bagi umat muslim, tapi biaya dan akses kesehatan yang terbatas seringkali jadi penghalang bagi keluarga kurang mampu.  Melihat hal ini, SDN Panaongan 3 di bawah kepemimpinan Agus Sugianto mengambil inisiatif untuk mengadakan khitan massal gratis.  Yang menarik, tahun ini jangkauannya kian meluas, tidak ha...

SDN Pasongsongan 5 Gelar Pelepasan dan Penyerahan Purna Siswa Kelas VI dengan SederhanašŸ”„

Gambar
Suasana penuh haru di acara pelepasan siswa-siswi kelas VI SDN Pasongsongan 5. [Foto: Surya] SUMENEP -  SDN Pasongsongan 5 Kecamatan Pasongsongan baru-baru ini menggelar acara pelepasan dan penyerahan purna siswa kelas VI yang dihadiri oleh wali siswa dan Komite Sekolah. Sabtu (21/6/2025).  Acara ini digelar dengan sederhana, sesuai dengan saran pemerintah untuk tidak membebani orang tua siswa dengan biaya yang tidak perlu. R.B. Adi Herman Dahlianto, S.Pd, guru kelas VI, menjelaskan bahwa acara pelepasan dan penyerahan purna siswa kelas VI ini digelar dengan sederhana karena mengindahkan saran pemerintah.  "Kami ingin memastikan bahwa acara ini tidak membebani wali siswa dengan biaya yang tidak perlu, sehingga kami memilih untuk menggelar acara ini dengan sederhana," ujar Adi.  Acara pelepasan dan penyerahan purna siswa kelas VI ini merupakan momen penting bagi siswa-siswa yang telah menyelesaikan pendidikan dasar mereka di SDN Pasongsongan 5.  Dengan acara ini,...