Postingan

Featured Post

Memulangkan Pantun Madura: Menjaga Jati Diri di Tanah Rantau

Gambar
Bagi masyarakat Madura, merantau adalah jalan hidup. Namun, dibalik keberhasilan ekonomi di tanah asing atau luar negeri, ada harga mahal yang sering kali terbayar tanpa sadar: hilangnya identitas linguistik. Salah satu yang paling terancam adalah pantun Madura. Mengapa Ini Mengkhawatirkan? Banyak generasi muda Madura, terutama yang lahir atau besar di perantauan, kini kehilangan sentuhan terhadap sastra lisan ini. Pantun bukan sekadar permainan kata, melainkan wadah nilai moral, kritik sosial, dan cara berkomunikasi yang santun. Fenomena ini kian nyata ketika kita melihat keluarga yang telah berpuluh tahun menetap di luar negeri. Bahasa Madura yang digunakan seringkali hanya sebatas alat komunikasi fungsional, sementara nilai estetika dan filosofis dalam pantun mulai terlupakan. Tanpa upaya pelestarian, kita sedang menyaksikan perlahan-lahan pupusnya "roh" kebudayaan kita sendiri. Solusi di Era Digital Jarak geografis seharusnya tidak lagi jadi penghalang. Gene...

Ketulusan Tanpa Sekat: Masifnya Gerakan Kemanusiaan Komunitas Therapy Banyu Urip

Gambar
MS. Arifin mengobati pasien stroke. [sh] Di tengah biaya kesehatan yang kian melambung, kehadiran pengobatan alternatif acapkali jadi lentera asa bagi mereka yang rindu akan kesembuhan. Salah satu fenomena yang menarik perhatian belakangan ini adalah gerakan masif dari berbagai cabang Therapy Banyu Urip di seluruh penjuru Indonesia. Bukan sekadar praktik pengobatan, gerakan ini menjelma jadi sebuah aksi nyata kemanusiaan. Pengobatan yang Terbukti dan Teruji Therapy Banyu Urip dikenal lewat teknik unik yang menggunakan Ramuan Banyu Urip. Metode ini sudah jadi buah bibir karena terbukti mampu membantu pemulihan berbagai jenis penyakit, mulai dari yang ringan hingga kronis. Sukses ini bukan hanya soal ramuannya, tapi juga teknik pengobatan yang telaten dan terukur, menjadikannya pilihan utama bagi masyarakat yang mencari jalur pemulihan alternatif yang efektif. Kepemimpinan MS Arifin: Pelayanan Tanpa Kasta Keberhasilan gerakan ini tidak lepas dari tangan dingin MS Arifin s...

Cabang Therapy Banyu Urip Pasuruan Layani Pasien Setiap Hari, Sediakan Pengobatan Gratis di Hari Ahad

Gambar
Sudiono Akhmad Rofik. [sh] PASURUAN – Cabang Therapy Banyu Urip Pasuruan yang beralamat di Dusun Pananggungan RT.06/RW.23, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, terus jadi tujuan masyarakat yang ingin mendapatkan pengobatan alternatif. Hampir tiap hari, tempat terapi ini selalu didatangi pasien dari berbagai wilayah untuk berobat. Cabang Therapy Banyu Urip Pasuruan dikenal menerapkan metode Therapy Banyu Urip sebagai teknik utama dalam membantu penyembuhan berbagai keluhan kesehatan. Selain itu, tempat ini juga mengombinasikan beberapa teknik pengobatan alternatif lainnya guna menunjang proses terapi dan memberikan hasil yang optimal bagi para pasien. Sudiono Akhmad Rofik, selaku terapis sekaligus pimpinan Cabang Therapy Banyu Urip Pasuruan, merupakan terapis yang telah dipercaya sebagai Ketua DPC PAP3I (Perkumpulan Antar Para Pemijat Penyehatan Indonesia) Kabupaten Pasuruan. Peran tersebut makin menguatkan kepercayaan masyarakat terhadap kompetensi dan pengal...

Therapy Banyu Urip Kian Berkembang, Jumlah Pasien di Pasuruan Terus Meningkat

Gambar
MS Arifin (2 dari kanan) bersama pasien dari Hongkong (3 dari kiri). [Foto: sh] YOGYAKARTA -- Pengobatan tradisional Therapy Banyu Urip terus menunjukkan eksistensinya dengan berdirinya sejumlah cabang baru di berbagai daerah, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Perkembangan ini jadi bukti nyata bahwa Therapy Banyu Urip makin diterima masyarakat luas dan dinilai cocok untuk berbagai kalangan. Salah satu faktor yang membuat Therapy Banyu Urip diminati adalah tarifnya relatif terjangkau, sehingga mudah diakses masyarakat dari berbagai latar belakang. Selain itu, banyak pula pasien yang merasakan manfaat nyata dari terapi ini dan melaporkan kondisi kesehatan mereka yang kian membaik setelah menjalani perawatan secara rutin. CEO Therapy Banyu Urip International, MS Arifin, dalam siaran persnya mengungkapkan bahwa pertumbuhan cabang baru terjadi cukup pesat, khususnya di wilayah Jawa Timur. Ia menyampaikan bahwa Kota Pasuruan jadi salah satu daerah dengan peningkatan jumlah pa...

KP3L Rencanakan Revitalisasi Sumber Agung di Dusun Pakotan Sumenep

Gambar
Ryan Naga [sh] SUMENEP — Ada banyak pemuda di Dusun Pakotan, Desa/Kecamatan Pasongsongan, membentuk KP3L (Komunitas Pemuda Pakotan Pencinta Lingkungan) sebagai wujud kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.  Dalam waktu dekat, KP3L merencanakan program revitalisasi Sumber Agung yang saat ini kondisinya memerlukan perhatian serius. Sumber Agung merupakan fasilitas umum yang selama ini dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai sarana pemandian dan tempat mencuci pakaian.  Tapi, keberadaannya kini mengalami penurunan kualitas akibat masuknya lumpur dan sampah yang terbawa aliran air hujan ke area sumber, sehingga menyebabkan air jadi keruh dan kurang layak digunakan. Rencana revitalisasi tersebut mendapat dukungan dari masyarakat setempat, salah satunya Ryan Naga.  Ketika dijumpai di rumahnya, Ia menyampaikan bahwa Sumber Agung memiliki nilai penting bagi kehidupan warga di masa lalu, tapi sayang kondisinya saat ini membuat masyarakat enggan memanfaatkannya kembali. “Dulu ...

Peduli Warisan Desa, Pemuda Pakotan Inisiasi KP3L untuk Revitalisasi Sumber Agung

Gambar
Ang Juang dengan latar Sumber Agung. [sh] SUMENEP – Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan mulai tumbuh subur di kalangan generasi muda di Dusun Pakotan, Desa Pasongsongan. Kamis (18/12/2015).  Sekelompok pemuda secara resmi membentuk Komunitas Pemuda Pakotan Pencinta Lingkungan (KP3L) sebagai wadah aksi nyata menjaga ekosistem desa. Fokus utama gerakan KP3L saat ini adalah penyelamatan Sumber Agung, sebuah mata air peninggalan yang jadi urat nadi kehidupan masyarakat sekitar untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Kondisi yang Memprihatinkan Meski sebelumnya sempat mendapatkan perhatian dan renovasi hingga menuai apresiasi dari berbagai pihak, kondisi Sumber Agung kini kian mengkhawatirkan.  Endapan material menjadi masalah utama yang mengancam fungsi pemandian umum tersebut. Ang Juang, salah satu pengurus KP3L, mengungkapkan bahwa tanpa perawatan yang berkelanjutan, sarana publik ini terancam tidak bisa digunakan secara maksimal oleh warga. "Sumber Agung sempat ...

Sempat Direvitalisasi, Kondisi Sumber Agung Pasongsongan Kembali Memprihatinkan

Gambar
Ang Juang. [sh] SUMENEP – Keberadaan mata air Sumber Agung di Dusun Pakotan, Desa/Kecamatan Pasongsongan, kembali adi sorotan berbagai kalangan.  Sumber mata air yang dikenal unik karena tidak pernah kering meskipun dilanda kemarau panjang ini, kini kondisinya dinilai kembali memburuk. Selama bertahun-tahun, Sumber Agung telah jadi nadi kehidupan warga setempat untuk keperluan mandi dan mencuci, serta menjadi arena bermain favorit bagi anak-anak.  Tapi, situasi saat ini berubah. Anak-anak tak lagi antusias bermain di area tersebut karena kondisi air dan lingkungan yang kotor. Ang Juang, seorang pegiat lingkungan yang tinggal tidak jauh dari lokasi, membenarkan penurunan kualitas tersebut.  Menurutnya, kondisi ini sangat disayangkan mengingat tahun lalu sempat ada upaya perbaikan yang signifikan. “Tahun lalu Sumber Agung sempat dibersihkan dan dibangun. Masyarakat mulai berdatangan lagi ke Sumber Agung. Ada yang mencuci baju, anak-anak banyak yang bermain,” ungkap...

Pudarnya Keceriaan Anak-Anak di Sumber Agung Pasongsongan Akibat Masalah Kebersihan

Gambar
Ang Juang [sh] SUMENEP  – Tawa riang anak-anak yang biasanya menghiasi area Sumber Agung di Dusun Pakotan, Desa Pasongsongan, kini makin jarang terdengar.  Mata air legendaris yang tak pernah takluk oleh kemarau panjang ini tengah kehilangan pesonanya bagi generasi muda desa tersebut. Dulu hingga kini, Sumber Agung bukan sekadar tempat warga mencuci atau mandi, melainkan ruang sosial yang vital, terutama sebagai tempat bermain anak-anak.  Namun, realitas saat ini berkata lain. Anak-anak di Dusun Pakotan kini enggan bermain air di sana. Alasannya sederhana namun mendasar: tempat itu sudah tidak bersih lagi. Kondisi ini memancing keprihatinan dari Ang Juang, pegiat lingkungan setempat.  Ia menjadi saksi bagaimana Sumber Agung sempat hidup kembali tahun lalu setelah dilakukan pembersihan dan pembangunan fasilitas. “Tahun lalu Sumber Agung sempat dibersihkan dan dibangun. Masyarakat mulai berdatangan lagi ke Sumber Agung. Ada yang mencuci baju, anak-anak banyak yang berm...

Kotor Lagi, Mata Air Sumber Agung Pasongsongan Ditinggalkan Anak-Anak

Gambar
Ang Juang. [sh] SUMENEP  – Sumber Agung, mata air yang tak pernah kering di Dusun Pakotan, Desa Pasongsongan, terus mendapat perhatian publik.  Sayangnya, perhatian kali ini disebabkan oleh kondisinya yang kembali memburuk setelah sempat diperbaiki tahun lalu. Mata air yang vital untuk aktivitas mandi dan mencuci warga ini sekarang dijauhi oleh anak-anak yang biasanya ramai bermain di sana, akibat faktor kebersihan yang tidak terjaga. Pegiat lingkungan setempat, Ang Juang, mengungkapkan kekecewaannya.  “Tahun lalu Sumber Agung sempat dibersihkan dan dibangun. Masyarakat mulai berdatangan lagi ke Sumber Agung. Ada yang mencuci baju, anak-anak banyak yang bermain,” jelasnya ketika dijumpai di kediamannya. Selasa (16/12/2025).  Namun, Ang Juang menegaskan bahwa kondisi saat ini berbalik. Sumber Agung kini dinilai "merana karena sudah kotor lagi," membuat upaya pembersihan tahun sebelumnya seolah sia-sia dan memerlukan penanganan berkelanjutan.  [sh]

Menguak Sejarah dan Jejak Dakwah Kiai Ali Akbar di Pasongsongan

Gambar
Makam Kiai Ali Akbar yang terletak di Dusun Pakotan, Desa/Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, bukanlah sekadar tempat peristirahatan terakhir.  Situs ini merupakan penanda sejarah penting penyebaran agama Islam di wilayah pesisir utara Pulau Madura dan jadi fokus perhatian serta rasa hormat yang mendalam dari berbagai kalangan, khususnya masyarakat Sumenep. Kiai Ali Akbar dikenal sebagai sosok ulama yang memiliki peran signifikan dalam menyebarkan ajaran Islam di sepanjang jalur pantai utara Madura.  Keberadaan dan eksistensinya sebagai tokoh berpengaruh diperkuat oleh dua peninggalan situs yang sangat berharga: s urat tanah kerajaan dan d aun pintu astah (makam) . Bukti Sejarah dari Keraton Sumenep Salah satu bukti utama yang mengungkapkan eksistensi dan jasa besar Kiai Ali Akbar adalah sebuah surat tanah yang dikeluarkan oleh Raja Sumenep kala itu. Surat tersebut menerangkan bahwa tanah yang kini jadi Dusun Pakotan adalah hadiah langsung dari Raja Sumene...

Mengukir Warisan Kiai Ali Akbar: Ketika Masyarakat Jadi Garda Terdepan

Gambar
Situs makam ulama besar, Astah Kiai Ali Akbar yang berlokasi di Dusun Pakotan, Desa/Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, adalah harta spiritual dan sejarah yang tak ternilai. Sayangnya, perhatian terhadap fasilitas dan infrastruktur di banyak situs ziarah kerap didominasi oleh harapan agar Pemerintah Daerah (Pemda) mengambil alih seluruh beban pemeliharaan. Padahal, untuk memastikan keberlanjutan, transparansi, dan kemajuan yang berkelanjutan, peran aktif masyarakat dan komunitas lokal harus jadi tulang punggung utama pengelolaan situs warisan . Masyarakat setempat dan komunitas pegiat sejarah/religi memiliki kepentingan historis dan emosional yang jauh lebih besar. Mereka adalah penjaga daya hidup situs tersebut. Oleh karena itu, inisiatif kolektif yang terstruktur adalah kunci utama untuk mentransformasi makam dari situs yang kurang terawat jadi pusat keagamaan dan sejarah yang memadai dan membanggakan. Tiga Pilar Keterlibatan Masyarakat untuk Keberlanjutan Keber...

Astah Kiai Ali Akbar: Ironi Kurangnya Perhatian dan Harapan Pembenahan

Gambar
Meskipun Kiai Ali Akbar memiliki peran sejarah yang begitu monumental, diperkuat dengan bukti otentik berupa surat tanah dari kerajaan dan gelar kehormatan dari Raja Sumenep, terdapat ironi yang memprihatinkan di lokasi makam beliau. Keberadaan Astah Kiai Ali Akbar justru terkesan kurang mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan di Kabupaten Sumenep , terutama dalam aspek infrastruktur penunjang ziarah. Sebagai situs sejarah dakwah yang menjadi tujuan utama para peziarah, kondisi fasilitas Makam Kiai Ali Akbar saat ini jauh dari kata representatif. Kurangnya pemeliharaan dan pembangunan yang memadai seolah bertolak belakang dengan besarnya jasa beliau di masa lampau. Kebutuhan Infrastruktur Mendesak Sudah seharusnya makam seorang ulama besar dan penerima anugerah dari Raja Sumenep memiliki fasilitas yang mampu menampung animo peziarah dan memberikan kenyamanan dalam beribadah. Ada beberapa aspek mendesak yang membutuhkan pembenahan: 1. Bangunan Peribadatan yang R...