Pengangguran Musuh Kemajuan Desa


Hasil gambar untuk gambar animasi orang pengangguran


Berdasar pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, bahwa angka pengangguran di Kabupaten Sumenep pada tahun ini mencapai 11.067 jiwa. Sedangkan angka pengangguran tahun 2018 lebih tinggi yaitu 11.554 jiwa.

Hukum kausalitas dari realita ini dalam rangka mengurangi angka pengangguran adalah dengan menyediakan lapangan kerja. Tapi fenomena sekarang yang berkembang di tengah masyarakat, mereka lebih cenderung mencari kerja yang instan. Terutama mereka mengimpikan kerja di lingkungan perkantoran. Mereka latah dengan performance. Mereka cenderung lebih memilih lifestyle daripada income.

“Sebenarnya garda terdepan untuk meretas hegemoni dari interpretasi kaum muda berada pada kebijakan Kepala Desa. Interpretasi yang salah kaprah ini membuat stagnan angka  pengangguran. Boleh jadi levelnya bisa bertambah. Kalau dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan ekses tidak baik,” ujar Ahmad Saleh Harianto kepada apoymadura di sela-sela menerima para tamu di rumahnya. Dia adalah sosok Kepala Desa Pasongsongan terpilih di pesta demokrasi Pilkades kemarin.

Lebih jauh Ian (panggilan akrabnya) mengatakan, pemahaman bahwa kerja yang enak adalah bekerja di kantor, itu adalah pemikiran yang tidak bijak dan keliru. Masih banyak bidang pekerjaan yang lebih berprospek dan lebih menguntungkan. Pola pikir seperti ini mulai menghinggapi kaum muda saat ini. Maka amat diperlukan adanya inovasi dalam merubahnya. Kongkretnya dengan mengadakan penyuluhan.

“Pertanyaannya sekarang, kita mau cari hasil atau mau kerja saja. Orang yang smart yakni orang yang tidak pilih-pilih kerja. Asal bisa mendatangkan pundi-pundi uang, maka ia kerjakan,” tandas Ian mantap di kediamannya di Dusun Lebak. Ahad (17/11/2019).

Kepala Desa Pasongsongan terpilih ini juga sangat care terhadap pengangguran. Ian berjanji akan membuat manajemen yang baik, terarah, terukur dan obyektif setelah dirinya dilantik nanti. Sebab dengan manajemen bagus akan melahirkan sistem penanganan yang baik pula.

Ketika apoymadura menanyakan tentang sektor pekerjaan apa yang bisa menyerap tenaga kerja di desa ujung barat Kabupaten Sumenep ini.

“Lapangan pekerjaan di Pasongsongan masih terbuka lebar. Kita tahu masyarakat Pasongsongan mata pencaharian terbesarnya adalah nelayan. Bahkan ada banyak penduduk Pasongsongan yang merangkap kerja. Terutama mereka yang petani. Kalau sedang musim angin barat dia jadi petani, kalau musim kemarau mereka jadi nelayan,” paparnya lebih jauh.


Ian juga tidak akan menutup mata. Ian akan mengoptimalkan hasil tangkap ikan di Pasongsongan dengan cara mengelolanya dengan bijak. Kita tahu Pasongsongan merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, maka perlu kiranya ada kebijakan ke arah itu. Tata kelola yang dimaksudkan yakni untuk menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin di sektor ini, tambahnya meniscaya. (Yant Kaiy)