Hujan Telah Berlalu
Pentigraf: Yant Kaiy
Dulu aku sangat membencinya. Kuperhatikan sikapnya sangat
sombong. Kalau sombong kaya itu wajar. Tapi Tonah keberadaan ekonomi
keluarganya di bawah kami, masih tidak tahu diri mau bersikap sombong. Ini keterlaluan.
Aku jijik dibuatnya. Tapi ketidaksukaanku
tak pernah kutunjukkan pada siapa pun. Aku juga tak punya waktu seujung
jarum pun untuk memusuhinya. Aku sadar, setiap perbuatan apa pun akan kembali
pada diri orang tersebut.
Ketika sekolah kami mengadakan kunjungan wisata alam ke
sebuah bukit melewati hutan bersama para guru, tiba-tiba Tonah menjerit seperti
orang kesurupan. Ia memelukku erat seperti anak kecil. Rombongan kami pun
bingung dengan sikap Tonah. Setelah ditelisik, ternyata dia takut sama ulat
berbulu.
Dari peristiwa itu sikap tidak sukaku pada Tonah berganti
kasihan. Aku seolah-olah ingin sekali menjadi pelindungnya. Dalam acara
rekreasi itu Tonah tak mau berpisah denganku. Selalu memegang tanganku.
Getar-getar cinta pun mengalir ke sungai batinku.
Pasongsongan, 29/2/2020
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.