Catatan Herry Santoso: Penjual Sate Cempe tak Lagi Pede
Foto: Dok. Pribadi |
Namanya Lala (26). Janda
muda cantik, yang belakangan hari semakin tak
percaya diri dalam menatap masa depan. Ya, paling tidak sejak sebulan
terakhir stand sate cempe (kambing muda) itu dicungkup awan kelabu lantaran
sepi pengunjung.
"Agaknya bayangan terpapar Covid-19 semakin kuat meremang
bulu kuduk mereka, Pak ?" ucapnya dengan wajah sendu pada apoymadura.com.
Bisa dirasakan kesepiannya itu,
stan sate cempe yang cukup kondang
dan biasanya selalu dipenuhi pengunjung itu, kini lengang.
"Biasanya kami bisa menyembelih 3 - 5 ekor kambing
perhari, kini cuma seekor, Pak, " imbuhnya mirip kepedihan yang dalam.
Terlebih di saat petang mulai membayang, kota eks-kawedanan
yang berjarak sekitar 12 km arah selatan Kota Blitar itu kayak kota mati. Semua
toko tampak tutup lebih awal dari biasanya.
"Mereka takut dirazia aparat keamanan, Pak," ujar
Lala yang juga mulai berkemas.
Efek Covid 19
Efek Covid 19 memang luar.biasa (terutama) pada denyut nadi
perekonomian. Orang kecil yang justeru paling terpuruk, meski tidak ada lockdown, kecuali hanya social distancing yaitu pembatasan komunikasi sosial langsung
(tatap muka), serta pencegahan penumpukan massa di suatu tempat tertentu.
Akibar dari semuanya itu Pedagang K-5 dan kuliner benar-benar
menjerit di samping pekerja informal lainnya yang tampak mulai megap-megap.
"Semua yang saya lakukan ini demi menopang keluarga kok,
Pak,"
"Lho, katamu tadi single
parent, ?" tukas penulis
"Maksud saya, orang tua, adik, dan saya, hehe..."
Lala terkekeh.
"Biasanya kamu dapat uang berapa sehari ?"
"Bisa lima juta !" tegasnya yang membuat penulis
tercengang, "tapi sehari tadi, cuma sekitar tujuh ratus..."
pungkasnya.
Lala pun tertunduk. Dan ketika mengangkat wajahnya tampak air
kristal di kedua sudut matanya. ***
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.