Lagu Lama Pabrikan Rokok di Madura

Seorang petani tembakau di Dusun Sempong Barat
Desa/Kecamatan Pasongsongan-Sumenep.

Catatan: Yant Kaiy
Seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu saja gudang pembelian tembakau di Sumenep dan Pamekasan melakukan manuver politik dagang tidak adil. Tidak berpihak pada kaum petani tembakau. Senantiasa mau enaknya sendiri. Bahkan, petani selalu menjadi objek permainan mereka. Sungguh ironis. Tapi itulah yang terjadi dan tetap berlaku dari dulu hingga kini.

Ketika panen tembakau hanya satu dua orang biasanya harga mengikuti anjuran pemerintah daerah setempat, sesuai kesepakatan sebelumnya. Namun ketika panen tembakau sudah banyak, harga kemudian turun. Petani pun pasrah karena tidak mungkin tembakau rajangan itu dibuat rokok sendiri.

Parahnya lagi gudang pabrikan rokok tutup dengan alasan kebutuhan tembakau sudah terpenuhi. Permainan ini tentu akan sangat mengiris hati nurani sang petani. Sebab tidak sedikit biaya seorang petani yang digelontorkan sejak mulai menanam hingga panen.

Tak ada wujud power proteksi yang bisa mengangkis keterpurukan nasib petani. Pada awalnya saja tersiar kabar kalau kuasa pembelian tembakau dari pabrikan telah menjalin pertemuan dengan orang-orang pemangku kebijakan di daerah. Namun implementasinya bagai buih di atas lautan.

Jangan biarkan air mata petani tembakau terus membasahi pipinya. Mereka juga manusia seperti kita. Manusiakanlah mereka. Karena mereka juga punya hati nurani.[]


Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com