Tempe dapat Mengatasi Diare dan Penyakit Jantung (Bagian I)



Artikel Kesehatan: Yant Kaiy

Tempe merupakan makanan tradisional, khususnya di daerah Jawa, dengan konsumen yang amat luas dari lapisan golongan bawah hingga lapisan golongan atas. Beberapa puluh tahun yang lalu kita hanya mengenal tempe yang siap konsumsi dalam kondisi segarsaja, namun kini  bisa mendapatkannya dalam bentuk awet yaitu kripik tempe yang telah digoreng dan selalu siap dikonsumsi kapan saja.

Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara maju, terutama di Belanda dan Amerika. Tempe menarik karena gizinya yang amat tinggi serta mudah sekali dicerna. Jangankan yang masih segar, tempe bosok, yaitu tempe yang sengaja dibuat busuk, di kalangan masyarakat Jawa dipakai sebagai bumbu penyedap untuk makanan, khususnya sayur lodeh

Sebagai bahan baku adalah biji kedelai, jenis palawija yang gizinya memang tinggi. Selain protein yang 40%, lemak 20%, besi, serta vitamin A dan vitamin B. Mungkin tidak banyak di antara kita yang menyadari bahwa semua bahan yang digunakan untuk pembuatan tempe adalah alami, tidak ada bahan kimia.

Biji kedelai umumnya berbentuk bulat lonjong dengan bobot bervariasi antara 5 sampai 30 gram per seratus biji itu, telah jelas bermanfaat. Di Indonesia sendiri biji kedelai ada tiga kategori, yaitu kecil 6-10 gram, sedang 11-12 gram, dan yang besar lebih dari 15 gram untuk setiap 100 biji. Sedangkan di Jepang dan Amerika per 100 biji masih dianggap kecil.

Pembuatan tempe bervariasi, namun pada intinya sebagai berikut, Biji kedelai setelah dicuci bersih, direndam, dalam air selama sekitar 12 jam lalu direbus selama 30 menit, kemudian dipisahkan kulitnya, dicuci dan direndam kembali selama 24 jam, terus direbus untuk yang kedua kalinya.

Tahap akhir dari pembuatan tempe in yaitu dengan penambahan ragi atau ada yang menyebutnya laru. Sebagian pembuat tempe ada yang membuat ragi sendiri. Proses peragian berlangsung sekitar 20 hingga 30 jam dalam bungkus dapat bermacam-macam, kemungkinan daun pisang atau bahkan plastik. Biji kedelai mudah menyerap air jika direndam, bisa mencapai dua kali bobot semula. (Bersambung) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Therapy Banyu Urip: Kunci Sukses Ekspansi ke Luar Negeri

Rumah Sehat Gondotopo: Kombinasi Ramuan Tradisional dan Pijat Refleksi untuk Kesehatan Menyeluruh

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Pertemuan KKG Gugus 02 Pasongsongan Dorong Branding Sekolah via Media Sosial

Tiktoker Viral Deni Mana-mana Akan Berbagi Pencerahan di SDN Panaongan 3 Sumenep

Sapulan Resmikan Pelantikan Pramuka Penggalang Ramu dan Buka Perkemahan Jumat Sabtu (Perjusa) SMPN 1 Pasongsongan

Rapat Bulanan KKG Gugus 02 SD Kecamatan Pasongsongan: Workshop Pendidikan Inklusif di SDN Panaongan 3

Dua Siswi SDN Panaongan 3 Raih Juara di Kejuaraan Kids Athletics O2SN Tingkat Kecamatan Pasongsongan

Apa Itu Pendidikan Inklusif? Membangun Sekolah Dasar yang Menyambut Semua Anak