Krisis Prestasi Klub Raksasa Eropa (Bagian IV)
Artikel Olah Raga: Yant Kaiy
Kalau tidak, ia mengusulkan Gullit agar dikembalikan ke tempat semula, teman duetnya di lini depan, sehingga konsentrasi pemain barisan belakang terpecah.Sedang Sacchi tetap berpegang teguh pada prinsipnya.
Demikian juga, konflik yang mengantarkan
Liverpool ke jurang kegagalannya. Manajer Kenny Dalglish memilih caranya sendiri mengakhiri konflik
ini. Secara tiba-tiba ia mengundurkan diri. Semua orang merasa heran terhadap keputusan yang diambil
Dalglish yang sangat mengejutkan
itu. Kemudian berbagai spekulasi muncul berkaitan dengan
pengunduran Dalglish.
Ada indikasi jika bentrok tersebut terjadi antara manajer asal Skotlandia ini dengan pejabat klubnya.
Permasalahannya, Dalglish sering memerintah Peter Beardsley duduk di bangku
cadangan. Padahal penampilan
Peter dalam tim nasional Inggris sangat memukau. Dalglish merasa
tersinggung, karena dia menilai campur tangan pejabat klub merupakan sebuah
gambaran bahwa dirinya tidak dipercaya lagi.
Di sisi lain ia melihat kejayaan Liverpool
beberapa tahun terakhir merupakan andilnya. Selamat tinggal Liverpool, katanya,lalu pergi.
Liverpool sempat bingung mencari penggantinya.
Asisten Dalglish, Ronnie Moran, mau tak mau menjadi pejabat sementara,
sebelum bulan lalu, Graeme Souness dari Glasgow Rangers (Skotlandia) secara definitif terpilih menjadi manajer
Liverpool. Namun kehadirannya tidak dapat menyelamatkan posisi Liverpool.
Gelar juara liga
akhirnya pindah ke tangan Arsenal.[]
Diolah dari berbagai sumber
Publish: Koran Berita Yudha (13/10/1991)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.