Krisis Prestasi Klub Raksasa Eropa (Bagian III)
Artikel Olah Raga: Yant Kaiy
Mengapa prestasi trio raksasa ini memudar? Menurut banyak pakar pengamat sepak bola dunia
menilai, bahwa konflik intern menjadi penyebab utama kegagalan
mereka. Kondisi tidak akrab terjadi di lingkungan klub Real Madrid. Di sana 'biang
keladi’-nya justru ketua klub, Roman Mendoza. Ia terlalu cepat menuduh
kekalahan sebagai awal kegagalan total, sehingga pergantian pelatih sering
terjadi.
Dalam musim kompetisi sekarang, tiga kali pergantian pelatih berlangsung di kubu klub tersebut. Mula-mula John Toshak asal Wales. Kemudian, Alfredo di Stevano, bintang klub tersebut pada 1950-an. Yang terakhir, Rodamir Antic asal Yugoslavia. Akan tetapi Antic bukan Tuhan, yang dapat merubah keadaan sekejap mata.
Kegagalan AC Milan karena dalam kubu klub tersebut terjadi kekisruhan. Manajer pelatih Arrigo Sacchi bentrok dengan Marco van Basten. Basten menuntut perang-ganda, namun sebaliknya Sacchi ingin Basten menjalankan fungsi tunggalnya seperti yang selama ini ditugaskan kepadanya.
Tuntutan Basten, selain menjadi striker, juga dapat mundur ke barisan belakang ataupun ke posisi gelandang, seperti yang dilakoni rekannya Gullit selama ini. Sedangkan Sacchi tetap menginginkan Basten hanya sebagai pemain ujung tombak.
Alasan Basten selama menjadi ujung tombak, ia
sering menjadi sasaran utama pemain
barisan belakang lawan. Kehadiran barisan belakang lawan pemain itu
mempersempit peluangnya menciptakan gol. Hal ini dilihat Basten menyebabkan
produktivitas mencetak golnya pada musim kompetisi tahun ini menurun. (Bersambung)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.