Sungai Darah Naluri (29)


Novel: Yant Kaiy

Dari impian menggunung serentang usia mengalir alami, lantas tumbuh jalan keluar menancap pada batang-batang pepohonan di atas bukit hati manusia yang memiliki berkolam air mata tak darah. Kusaksikan puing-puing itu sekali lagi lebih dekat, lebih erat, lebih akrab, dan lebih bersahabat terhadap pergaulan berikutnya. Semua insan bernyawa mengakui kodrat kehidupan ini berputar tiada henti, sampai akhirnya berjumpa lagi pada ujung benang sejarah yang mirip dengan drama kehidupan, dipentaskan di panggung kehormatan dengan wajah beragam hampir tak dapat dikenal lagi meski dari irama geraknya. Kutaburi tanah yang kukeramatkan dengan doa-doa yang telah kusulam dengan rasa kecewa semalaman.

Hampir mata ini tak terpejam ketika suara-suara gaduh memenuhi perkampungan kumuh ini, ketika orang-orang ada yang menangis, berteriak, menjerit, bahkan menggonggong sepanjang malam nan kelam. Selebihnya aku mendengar kaki-kaki mendekat dan semakin mendekat dengan irama yang meraung-raung, persis dengan guntur menggelegar menyesakkan dada. Aku tak mampu membendung air mata, tumpah-ruah manakala tengan-tangan besi memamerkan kedigdayaannya...

Tamatlah riwayat perkampungan kumuhku.

Aku pergi meninggalkannya. Tanpa pamit kepada mereka yang telah membumi-hanguskan hak asasi manusia. Siapa yang mau peduli .... Biarlah mata hatiku sajalah yang menyaksikan akan kecerobohan tanpa tedeng aling-aling untuk dimengerti semua orang yang turut menyaksikan dan tak ikut terlibat didalamnya. Lantaran penguasa berkuasa terhadap kaum jelata pemegang kuasa negeri ini dikalahkan oleh intimidasi mereka berlabel adil sentosa. Kendati harus keji, bahkan tak jarang mengerikan.

Siapa pula yang hendak menyelediki lebih detail akan kebusukan, penindasan, perebutan sewenang-wenang. Sedangkan kami harus mempertaruhkan hidup dengan bermacam perjuangan dan pengorbanan untuk mendapatkan sebutir nasi, itu berlanjut hingga kami memaklumi akan semuanya. (Bersambung)


 









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Sosialisasi Persiapan Seleksi Kompetensi CPPPK 2024 Tahap II di SDN Pasongsongan 1 Sumenep

Imanur Maulid Efendi dan Ahmad Buhari: Pendamping Setia Guru Honorer Kecamatan Pasongsongan dalam Rekrutmen PPPK 2024

Kepala SDN Panaongan 3 Sumenep, Sibuk di Masa Libur Sekolah 2024

Apresiasi Tim Penilai Kinerja terhadap Kepala SDN Panaongan 3 dalam Program Literasi dan Numerasi

Kepedulian Agus Sugianto dalam Membantu Guru Honorer pada Seleksi PPPK Tahap 2

Dahsyat, Ramuan Banyu Urip Sembuhkan Segala Penyakit

Rapat KKKS Kecamatan Pasongsongan di SDN Panaongan 3: Apresiasi Prestasi Peserta Didik