Belenggu Cinta
Pentigraf: Yant Kaiy
Di matanya acapkali
aku merasa aneh, serba salah dibuatnya. Salah tingkah ketika apa yang kuperbuat
terdikte sedemikian rapi. Padahal aku tak pernah merumuskan perilakunya kepada
siapa pun. Masa bodoh. Sebab dia hanya sebatas teman kerja saja. Aku menganggap
dia tidak ada bedanya dengan mereka.
Dihari ulang tahunnya
aku datang, menghormati undangannya. Kupersembahkan bingkisan ala kadarnya.
Tapi… Ibunya melirikku penuh makna dan tangannya menarik lenganku. Aku
terperangah bagai sapi dicocok hidungnya.
“Temani Yeni di sini!”
bisiknya tanpa basa-basi. Terlintas di benakku, apakah aku sebagai korban atas
kegagalan pertunangannya. Terpaksa, saat itu tak bisa apa-apa.[]
Pasongsongan, 28/1/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.