Pentigraf: Yant Kaiy
Aku lesu tak berdaya.
Tak bisa menangis. Seolah air mata ini seperti kemarau. Kering kerontang. Tak
bisa bersuara. Terasa sempit dunia ini. Kupejamkan mata, namun luka hati terus
menyayat. Aku terdiam dalam bayang-bayang asa berkeping. Tak berbentuk lagi.
Keluarga terdekatku
tak mampu mengubah suasana. Kian kacau-balau saja motivasi dari mereka.
Terseret lebih dalam lagi. Meremuklah iba berganti neraka. Dendam pun ternatal,
tak terbendung.
Baru kali ini, cinta membakar
jiwa setiaku. Setelah banyak berkorban, ia justru menancapkan belati
pengkhianatan. Ia berselingkuh dengan Ibu. Berdua di kamar hotel.[]
Pasongsongan, 21/3/2021