Pentigraf: Yant Kaiy
Aku membenci karena
sikapnya. Suka meremehkan arti sebuah persahabatan. Walau aku sendiri tak
banyak berharap lebih darinya. Toh,
diantara aku dan dia masih belum ada tambang pengikat cinta sepenuh
angan.
Sebagai seorang dara,
masih panjang waktuku menyulam impian tentang lelaki idaman. Fokusku tetap pada
perkuliahan. Prinsip tak bergantung terhadap siapa pun terus melecut asaku,
menghampar pada kesibukan sebagai karyawati minimarket. Mambagi waktu dengannya
tentu bertambah berat beban kupikul.
Tapi aku tak munafik,
bahwa aku tetap butuh cinta. Anugerah terindah dari Sang Pencipta, yakni
merajut rindu bersama pujaan hati. Entah sampai kapan cinta itu berlabuh.[]
Pasongsongan, 1/4/2021