Amazing Goa Soekarno Pasongsongan (7)



Penulis: Yant Kaiy

Goa Soekarno sebenarnya memiliki arti penting yang tidak bisa lepas dari sejarah Pasongsongan itu sendiri. Eksistensi gua ini oleh beberapa kalangan dinilai mempunyai keterkaitan dengan para tokoh berpengaruh di Pasongsongan, yakni  ulama yang memiliki magnet massa di jaman dahulu.

Menurut beberapa kalangan, Sukardi cukup meyakini jikalau para tokoh alim jaman dulu banyak yang melakukan riyadah di gua alami tersebut. Pendapat ini pertama kali digulirkan Sukardi kepada para pengikutnya. Kebetulan Sukardi memiliki banyak pengikut. Mereka banyak belajar tentang penyatuan diri kepada Sang Pencipta.

Ia selalu bercerita kepada beberapa orang, termasuk kepada beberapa tamunya (karena Sukardi sebagai orang pintar yang memiliki ilmu tembus pandang),  tentang siapa saja yang pernah berdialog dengannya secara gaib. Bahwa mereka pernah menjalani laku batin di Goa Soekarno.

Sebagian orang memang ada yang menilai Sukardi berbohong dan dianggapnya mengada-ada (takhayul). Bagi Sukardi tidak ada untungnya orang-orang percaya atau tidak. Yang penting dirinya sudah menyampaikan apa yang menjadi pengalaman dirinya di alam gaib.

Tetapi pendapat Sukardi ini bagi Ceng Rasyidi (pemilik lahan Goa Soekarno) ditanggapinya dengan serius kala itu. Sebab kakek Ceng Rasyidi dulu pernah juga bercerita kalau gua tersebut adalah tempat  dimana beberapa tokoh alim menjalani semedi/laku batin.

Cerita kakeknya tersebut ia dengar ketika dirinya masih belum menikah, yakni sekitar tahun1965. Usia Ceng Rasyidi sekarang 71 tahun per tahun 2021.

Sementara Sukardi menempati Goa Soekarno pada tahun 2001. Ini berarti ada rentang waktu 36 tahun dari pertama kali Ceng Rasyidi mendengar dari kakeknya. Ceng Rasyidi tak menggubris cerita kakeknya itu, karena baginya cerita kakeknya hanya fiksi semata.

Pada saat Sukardi yang mendeklarasikan kalau Goa Soekarno adalah salah satu tempat para tokoh alim menjalani tirakat, barulah ia teringat kembali akan cerita kakeknya tersebut.

Setelah itu Ceng Rasyidi semakin yakin kalau pendapat Sukardi yang ahli menjalani tirakat di tempat-tempat sunyi tersebut benar adanya. Kendati demikian, Ceng Rasyidi hingga gua tersebut menjadi detinasi wisata pun tidak gembar-gembor kepada banyak orang jikalau Goa Soekarno seringkali dijadikan tempat tirakat alim ulama jaman dalu.

Karena ia tak mau pendapatnya itu bisa melahirkan cibiran miring dari beberapa kalangan di wilayahnya. Ia tak ingin nantinya pendapat tersebut menjadi pemicu kontroversi diantara beberapa orang di Pasongsongan yang meruncing pada cemooh.

Kalaupun ada sebagian orang yang menganggap semua itu adalah cerita bombastis, bagi Ceng Rasyidi hal itu tidak akan mengurangi daya tarik bagi banyak orang untuk tetap mengunjungi Goa Soekarno.

Memang pada jaman sekarang bertapa di gua sudah tidak lazim. Bahkan ada pandangan yang cukup ekstrem dari sebagian orang, kalau orang yang bersemedi itu adalah pekerjaan orang tidak waras. Karena bagi beberapa gelintir orang bersemedi atau tirakat adalah pekerjaan para dukun semata. (Bersambung) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Therapy Banyu Urip: Kunci Sukses Ekspansi ke Luar Negeri

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Pertemuan KKG Gugus 02 Pasongsongan Dorong Branding Sekolah via Media Sosial

Rumah Sehat Gondotopo: Kombinasi Ramuan Tradisional dan Pijat Refleksi untuk Kesehatan Menyeluruh

Tiktoker Viral Deni Mana-mana Akan Berbagi Pencerahan di SDN Panaongan 3 Sumenep

Sapulan Resmikan Pelantikan Pramuka Penggalang Ramu dan Buka Perkemahan Jumat Sabtu (Perjusa) SMPN 1 Pasongsongan

Rapat Bulanan KKG Gugus 02 SD Kecamatan Pasongsongan: Workshop Pendidikan Inklusif di SDN Panaongan 3

Apa Itu Pendidikan Inklusif? Membangun Sekolah Dasar yang Menyambut Semua Anak

Dua Siswi SDN Panaongan 3 Raih Juara di Kejuaraan Kids Athletics O2SN Tingkat Kecamatan Pasongsongan