Antologi Puisi “Lazuardi Asa” (30)
Puisi Karya Yant Kaiy
Prahara Cinta Semusim
seringkali
kumemahami tingkahmu
menelanjangi senja
menjingga
bianglala asmaraku
seakan terpasung kini
kutak mampu lagi
bangkit seorang diri
tanpa keinsyafanmu
menyirami
duka luka
menggerogoti sekujur bumiku
ternyata harus
kuakui
betapa pun berat
meninggalkan
tapak kaki cintamu
di rerumputan
menghijau hatiku
menanti kasihmu kembali
namun buat apa?
bah, percuma saja
menyesali !
Sumenep, 10/04/90
Air Mata
menetes ke lembah
tak berdosa
bermacam penyesalan
silih-berganti
kubiarkan
halusinasi mengembara
terlelap di
derasnya doa
nyanyianku seolah
tak bersuara
menepis kegamangan
ternatal
kebencian berbuah
dendam pancaroba
yang memuai bersama
badai emosi
ke sekitar gubukku
berteduh
mencari kebajikan
di lubang kehidupan
berbaur dengan
kelam otakku
tak pernah
terbayangkan selama ini
peristiwa
menyakitkan mataku
memang tetap akan kubawa
selama nyawa jadi
sahabat setiaku
bergelimangkan
derita
airmata ini
kupersembahkan
ke pangkuan Ilahi:
rasa sesal...
Sumenep, 12/04/99
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.