Antologi Puisi “Riak Sungai Debur Hati” (28)
Karya: Yant Kaiy
Elegi Makhluk Sengsara
lapar, haus. jerit mengambang kucingku
gersang kasih
sayang kita
penuh pengharapan
nan nyata. hari esok
aku ingin melihatmu
tersenyum
dari siksa naluri.
terpasung senantiasa
dari kehidupan
terasing di pergaulan
semua orang tahu.
kucing makhluk mulia
ketimbang anjing
minum susu, roti dan daging
tidur pun nyenyak
di kasur empuk,
tapi kenyataannya.
kau di lembah nista
makan dari sisa -
sisa kita
minum dari comberan, air di selokan
meneteskan
sengsara. berkepanjangan
pedih menusuk
hatiku...
Pasongsongan, 18/01/91
Senyum Pagi
tirai hati terkuak
buatmu, hanya
kutak sanggup
berkata-kata
dan kupendam rasa
rindu. kugenggam
.
selebihnya sunyi.
menuntun senyap
kuselimuti hati
dari dingin pagi
menangkal resah,
namun tak sanggup
kubiarkan dia
mengalir dalam anganku,
tersaput awan.
gulitalah alamku
kucoba bersembunyi
dari terkaman paras ayumu
agar tak lebih
tersiksa. penantian
barangkali akan
lebih lelah
senyum pagi ialah
duka yang mengalir
ke sukma nan rapuh.
ingin kutanggalkan
tapi ku tak mau
kemarau kasih lepas
dari gendewa
pancaroba kasihmu,
menancap pada
kebimbangan bermandikan asa
akan terus kuarungi
sikap sia - siamu.
Pasongsongan, 19/01/91
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.