Antologi Puisi “Riak Sungai Debur Hati” (4)
Karya: Yant Kaiy
Bergaul Keraguan
kepada moh. hammam
kita banyak mereguk
derita pagi
membuai rencana
jadi kenyataan musim
hujan pun menyiram
kegamangan
waktu. menyusun
keraguan rentang usia
ramahnya senyum
kita hanyalah gincu
menghiasi
persahabatan sekitar
kalimat lara
seringkali. menjerit namun
diam adalah mutiara
kehidupan hakiki
terpatri vignet
merenungnya jiwa
sampai terlupa.
masih banyak yang lebih
parah dari
kemelaratan, tangis pun hal biasa
bencana pun berkah
bagi perjuangan
dan sejenak kita
maknai peristiwa petaka
tentang gempa
banjir buah kesedihan
mungkin semua itu
membawa kita sadar ?
semestinya bukan.
kita harus lebih banyak
bertanya dan
menggali perut hari kemarin
menelanjanginya
meski galau.
Pasongsongan, 28/11/90
Fitnah
I
ternyata titnah
lebih dari membunuh
tanpa sadar kita
sering menjualnya
menyuarakannya. tanpa selimut
meski dosa janjinya
meski neraka
tempatnya
II
aku tersiksa
lantaran fitnah
di dunia fitnah
selalu menyakitkan
ya, tak bertepi…
III
kita sering terfitnah
walau tak bergerak
diam pun selalu salah
menyembelit gerak
arah angin
tumpul otakku
serasa.
Pasongsongan, 02/12/90
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.