Antologi Puisi “Tawa Terperosok Duka” (3)
Karya: Yant Kaiy
Dialog Diam
Yang Maha Pencipta,
mengapa aku kadang
bimbang menghadapi fitnah
yang membawaku pada amarah tak
berpantai
sehingga ketenangan rumah tanggaku goyah
kendati tidak
tenggelam dalam neraka jahanam
namun cukup mengecewakan bagi liku hidup kami
Yang Maha Pengasih,
ketika mereka menjebloskanku
pada kebusukan-kebusukan yang disengaja
kenapa mulutku kau kunci terlalu rapat
sehingga aku kalah di depan mereka
walau
hakikatnya menang dalam peluk-Mu
limpahkanlah maha kasih-Mu
agar lautku tak kering
atas ulah mereka
Yang Maha
Penyayang,
mengape tek jarang gamang
aku melangkah di jalan-Mu
akibat terlalu kuat
mereka mendorongku
pada fatamorgana
kesenangan fana
adakah senyum-Mu
kelak
mampu mengusir resahku
atau
justru aku nanti terbuang?
Pasongsongan,
02/12/95
Menjelang Senja
tatkala kuteriakkan
beragam kecewa
di sudut-sudut kampung kedamaian
atau
di pinggiran sungai musim
di sepanjang jalan keberhasilan
di gang-gang sempit kegagalan
saat itu pula
aku lupa segalanya
terfokus pada sesak harga diri
aku telah mengarungi
samudra penyesalan
tetap
saja masih belum sirna
dan masih
belum mengering
padahal siang tadi cuaca
menggaring
seakan sia-sia
kubentangkan
pernik-pernik parmasalahan,
dan
terbengkalai sedemikian rupa.
Pasongsongan,
04/12/95
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.