Antologi Puisi “Tawa Terperosok Duka” (8)
Karya: Yant Kaiy
Adakalanya Kau Terl ena
baris demi baris
mengukir rindu
bait demi bait
menyulam cemburu
kuterpasung dalam khayal
pernahkah kau sebut
namaku
menjelang ke
peraduanmu?
ketika kupuisikan
asmara di dada
tak ada segelintir insan peduli
justru kalimat cemooh terlontar
kadang sindiran hina
mengganas,
akan diapakan diri
ini oleh mereka
aku kian tersisih
dari pergaulan
meski demikian
kutak akan menyesal
terlanjur kasihku
buatmu
bukankah kau pernah terlena
dalam dekapan
anginku
mungkinkah kau telah melupakan
semua kemesraan?
Pasongsongan,
21/12/95
Mata dalam Debu Berbalut Salju
buat semua telinga
yang suka
mendengar kabar
masih normal berpikir
pernahkah senyummu
terbalas benci
pernahkah kerling
matamu terbalas cemberut
pernahkah?
harapan memang tak
selalu ramah
tidak juga selalu
berat sebelah
terhadap kita kaum lemah
tapi bersyukurlah dirimu
apabila bisa menahan
gejolak
acapkali berkobar liar
jika hati tersakiti
dan tawakkallah…
Tuhan pasti membalas
segala
kebangsatan mereka
takkan mungkir
lagi, sebab
sanubari Tuhan lebih tajam
ketimbang seribu
pedang
jika
dirimu tidak percaya
kau pasti akan celaka
karena mata Tuhan tak pernah terpejam
Pasongsongan, 22/12/95
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.