Kumpulan Puisi “Virus” (19)



Karya: Yant Kaiy

Kisah Seorang Pengamen

dibawah paparan terik matahari

kau berjalan di lorong dan gang

dibawah siraman hujan kau menelusuri

nasib diri tak menentu

menikmati pengalaman pahit tak kunjung berganti

dialam belantara ini penuh coba

engkau selalu melentunkan suara gitarmu

pada tiap insan; nyanyikan lagu kasih-sayang

sepanjang usia kian renta terdengar lirih

pilu menyayat tanpa sandiwara

 

dalam hatiku bergetar iba:

jangan habiskan lagu demi lagumu di kegelapan hati

yang hampir buta sesama, tidak peduli lagi

 

"aku masih punya masa depan gemilang

aku masih memiliki sisa-sisa harapan

berserakan di sepanjang jalan ini

jangan kau hinakan diriku serendahnya

mukaku memang jelek

namun tidak segalak dan segarang harimau

bajuku memang kotor oleh debu jalanan

senar gitarku juga telah kerutan

harapanku masih bergelantungan di ijasah

beribukali kudatangi kantor

jawabnya, tak ada lowongan

kini aku menjadi pengamen jalanan di kota metropolitan

bukankah mengamen lebih baik dari pada mencuri

hak milik orang lain

dengarkanlah barang sedetik lengkingan suara gitarku ini!"

Pasongsongan, 29/02/92

 

Elegi Kekasih

kasih...

aku sering melamunkan sesuatu

mengundang malam lewat sepi menikam

rasanya rumah cintaku di hatimu

tiada yang lain

karena di hatimulah tempatku berteduh

ketenteraman disana kudapatkan

 

kasih....

biarkanlah daku mengembara sejenak

Pasongsongan, 28/04/92