Karya: Yant Kaiy
Kisah Seorang Pengamen
dibawah paparan
terik matahari
kau berjalan di
lorong dan gang
dibawah siraman hujan kau menelusuri
nasib
diri tak menentu
menikmati pengalaman pahit tak kunjung berganti
dialam belantara
ini penuh coba
engkau selalu
melentunkan suara gitarmu
pada tiap insan;
nyanyikan lagu kasih-sayang
sepanjang usia kian renta terdengar
lirih
pilu
menyayat tanpa sandiwara
dalam
hatiku bergetar iba:
jangan habiskan
lagu demi lagumu di kegelapan hati
yang hampir buta sesama, tidak peduli lagi
"aku masih
punya masa depan gemilang
aku masih memiliki sisa-sisa
harapan
berserakan di sepanjang
jalan ini
jangan kau hinakan diriku serendahnya
mukaku memang jelek
namun tidak segalak
dan segarang harimau
bajuku memang kotor
oleh debu jalanan
senar gitarku juga telah kerutan
harapanku masih
bergelantungan di ijasah
beribukali kudatangi kantor
jawabnya, tak ada lowongan
kini aku menjadi pengamen jalanan di kota metropolitan
bukankah mengamen
lebih baik dari pada mencuri
hak milik orang lain
dengarkanlah barang sedetik lengkingan suara gitarku ini!"
Pasongsongan, 29/02/92
Elegi
Kekasih
kasih...
aku sering melamunkan sesuatu
mengundang malam lewat sepi menikam
rasanya rumah cintaku di
hatimu
tiada yang lain
karena di hatimulah
tempatku berteduh
ketenteraman disana kudapatkan
kasih....
biarkanlah daku
mengembara sejenak
Pasongsongan,
28/04/92