Kumpulan Puisi “Virus” (25)
Karya: Yant Kaiy
Mengaji Hujan
deras hujan basahi
permukaan
bumi setelah berbulan-bulan haus tanah menanti. airmu menyejukkan hatiku yang terkoyak kidung kemarau; lepas tawa
lenyapkan sembelit kemelaratan yang kemarin mendera tak bersisa sama sekali. kembang-
kembang di halaman tersenyum
riang menyambut sang surya di pagi ini, mensyukuri
karunia-Nya.
sementara ucapan
terima kasih bergelinding memenuhi mata hatinya.
namun… aku
yang terbawa oleh rintikmu yang menapaki bendungan telah
penuh luapkan diri merasuki rumah-rumah, genangi sekujur permukaan tanah. banjir telah
sembahkan kemelaratan, lenyapkan luapan bahagia;
luka menganga adalah tangis mengiringi sang kamatian
mencumbuinya.
Pasongsongan, 03/01/93
Kemungkinan
semua makhluk bernyawa dimuka bumi ini mempunyai serba kemungkinan dalam serentang hidupnya. apa yang menjadi keinginan tak bakal terjadi, atau seribu
satu kemungkinan bisa terjadi sesuai impian.
memang
manusia berencana, sementara kehendak-Nya tidak meluluskan segala macam rencana mereka.
kita menapaki hidup ini tiada ubahnya permainan judi
terkaan kita adalah
harta jika jitu
melesetnya edalah kecewa
kita tak dapat berbuat banyak
hati ingin memiliki
segalanya
tapi rasa tak
menghendaki
adalah segala kemungkinan keoptimisan modal
utama meraih impian
menggantung di langit tinggi.
Pasongsongan,
03/01/93
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.