Kumpulan Puisi “Virus” (27)
Karya: Yant Kaiy
Kampung
anak-istriku susah diajak kompromi saat
ini
entah,
keangkuhannya itulah membikin
beragam pekerjaanku terbengkalai
seolah kupercuma membina mahligai
rumah tangga ini bertahun tahun lamanya
rindu kampung halaman sesakkan rongga dada
serta persendian terasa kaku
belulangku sering menyiksa tanpa ampun
tanpa terasa usia
nenginjak kepala tiga
kebisingan irama kota membiusi anak-istriku
tak lagi dengarkan bunyi-bunyian
saronen
seolah alergi
rasanya
kuno
dan kampungan
kenaifan itulah,
kami sebagai kusuma bangsa
penerus cita-cita para pahlawan yang gugur
di medan laga lebih dulu menghimbau mereka mudik:
kerinduan gemercik air pancuran
kerinduan kicau
kepodang di atas dahan
kerinduan kalong
beterbangan di atas kepalaku
memberontak jiwa
untuk segera mudik
tinggalkan irama kota penuh
persaingan
kadang tak sehat.
Pasongsongan,
20/10/94
Adakah Rindumu Untukku
kelebatmu bangki
tkan rindu
tak mungkin
kumenyapamu
sebelum salju
kepanasan
sebelum asmara tercetuskan
sebab mengimpikanmu
bukanlah
harus menangis lama
apalagi aku bukan tipe pengemis cinta
biarpun parasmu
elok berseri
biarpun hartamu melimpah-ruah
biarpun kau memiliki segalanya
kutakkan menyembah demi cinta
masih banyak kesempatan
mereguk bunga bermekaran di taman
yang bertebaran di
pelosok-pelosok desa
barangkali akan menenteramkanku
ketimbang kepura-puraan yang tersuguhkan
lewat polesan
make-up
lewet busana mengumbar maksiat
acapkali
kedipan matamu menggodaku
senyum
manismu susah kuterjemahkan
seakan memberikan
harapan baru
barangkali
pula aku yang berlebihan
mungkinkah rinduku
akan berbuah kenyataan
sementara kekerdilanku
tak mau kompromi
tampaknya kau mau mengerti tentangku
juga mau
menerima adanya diriku yang begini
mungkinkah itu terjadi?
Pasongsongan, 06/08/95
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.