Surat Terbuka untuk Rektor Instika Guluk-Guluk Sumenep
Sumenep – Seorang perempuan beranak dua berinitial SR warga
Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep mengirimkan pesan suara via
sosial media kepada www.apoymadura.com.
Selasa, 18 Mei 2021. Pukul 21.00 WIB.
Isi voice note itu tentang kekecewaan SR (40 tahun) terhadap Instika
karena ijazah yang diidam-idamkan belum ada di tangan. Berikut petikan lengkapnya:
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh.
Saya salah satu dari sekian banyak alumnus Perguruan Tinggi Terbaik di
Kota Keris Sumenep, yakni Instika (Institut Ilmu Keislaman Annuqayah) yang
berlokasi di Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura.
Saya direkomendasikan oleh seorang guru di lingkungan Pondok Pesantren
Annuqayah untuk melanjutkan pendidikan di Instika. Ditambah lagi, kepala
sekolah tempat saya mengajar menganjurkan untuk memiliki gelar S1. Siapa tahu
nasib lagi mujur bisa ikut tes CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil).
Setelah menjual perhiasan emas, saya diantar suami mendaftar ke Instika.
Suami terus memberi motivasi dengan mengantar saya pulang-pergi kuliah naik
sepeda motor berjarak tempuh dari rumah ke Instika 27 km. Perjuangan tidak
berhenti di situ, ketika saya dituntut meninggalkan 2 anak yang masih kecil (satu
sedang disusui) kepada neneknya saat kuliah.
Dalam hati, kami percaya kalau perjuangan dan pengorbanan ini akan
membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Tapi lacur, impian manis itu jauh
panggang dari api. Ijazah diharapkan belum keluar karena masih ada di Surabaya
(menurut Kabag. Admin. Kemahasiswaan, Masturi, S.Pd.I).
Saat ini saya bena-benar kecewa pada Instika karena ijazah tak kunjung
keluar. Padahal saya diwisuda 2019. Kekecewaan itu berganti jadi sakit hati,
ketika ada informasi seleksi CPNS dan PPPK pada Mei ini. Salah satu syarat
untuk bisa ikut tes diutamakan yang bertitel S1.
Semoga kisah sedih ini menjadi pelajaran sangat berarti bagi semua
pihak agar kedepan tidak ada yang mengalami nasib seperti saya. Terima
kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahhi wabarkatuh.”
Demikian pesan suara yang dikirimkan SR. Semoga pihak yang
berkompeten bisa memberikan atensi terhadap pihak korban. Karena sejatinya
pelayanan yang baik akan memberikan dampak positif bagi civitas academica
Instika.
Ada tambahan sedikit, SR menjadi guru sukwan disalah satu SDN bersama
suaminya. Tiap bulannya mereka berdua mendapatkan honor tidak lebih dari Rp
500.000,- (Yant Kaiy)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.