Antologi Puisi Fragmen Nasib (20)



Karya: Yant Kaiy

Hutan Kesepian

menggunung kekecewaanku tanpa haru

batu-batu hanya berdiam diri

seolah hanya menyaksikanku

atau sungai yang mengalirkan hidup

bagi keberlangsungan; kelestarian hakiki

tubuh terserap ilalang kegersangan

 

kurasa diri telah bermandikan hujan

menggelepar diantara beragam kebohongan

kuterjungkal menantang semua kesewenang-wenangan

dari penguasa begitu pekat bersiasat

kucoba sekali lagi, dan entah keberapakalinya

mega tak pernah ramah menyambutku

sejumput resah berkobar berkepanjangan

kealamian damba kami lenyap dari genggaman musim

 

bunga-bunga liar menampakkan senyum kemenangan

bertemankan duri-duri menghunus raga

patah gairah ikhtiar bekalku mengembara

setumpuk perlawanan berbaris rapi dalam angan

sia-sialah semuanya, hanya jadi tontonan burung

kuterus terbang tanpa kendali melahap sakit mendera

halusinasi melebar lagi disambar petir keserakahan

 

kubaca semua mata menatapku garang

tercermin kebencian penuh keangkuhan

seakan mau menerkam tubuh kerdilku penuh luka

kendati aku tidak meminta makan pada mereka

justru sebaliknya, peluh kami yang diminum

jadikan baju, sepatu dan dasi.

Sumenep, 07/08/1988



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip