Antologi Puisi Fragmen Nasib (26)



Karya: Yant Kaiy

Mata Wanita

mata itu menikamku dalam

tak mampu diri menepisnya

meski hasratku senantiasa bergejolak

cengeng rasanya tunduk tanpa syarat

 

bagi banyak teman itu kesempatan

aku disimbolkan sebagai lelaki banci

tak berani mengambil mawar berduri

apalagi menguraikan kalimat manis

seolah tumpul segala pisau cinta

 

perbuatan tabu teman sekolah

walau keping rindu acapkali meruah

luruh semua mimpi di taman hatiku

hanya dedaunan bersemi menghĂ­burku

 

aku bersyukur diciptakan Tuhan begini

jadi manusia serba penakut dosa

kuakui karunia terindah ini

 

memang,

cinta terpendam membara di sekujur raga

kadang ada berjuta penyesalan tak ternilai

kutak sanggup menahan luapan asmara

namun bagaimana kumenuangkannya

terlalu bodoh, sumpahku seringkali terlontar

rasa minder tak berkesudahan

 

aku jadi pemurung ditengah pergaulan

sekali lagi bola mata itu menelanjangiku

seolah ia ingin menyelami

dasar hatiku paling dalam

 

bertanya terhadap diri sendiri

mengambil mutiara asmara terpendam di dasar hati

keraguan sering menghalangi tiap kumelangkah

betulkah itu pandangan milikku

atau hanya sebuah kebohongan?

Sumenep, 10/08/1988



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip