Antologi Puisi Fragmen Nasib (31)
Karya: Yant Kaiy
Diam Bukan Berarti Kalah
merenung bagian kebebasanku menyelesaikan
problema
adalah kebodohan merendahkan martabat seseorang
kutentang beragam kesombongan menampar wajah
lumuri debu-debu kepedihan pada kediamanku
seribu kegulauan menyiksa alam pikiran
kususun lukisan diri menanti
arti kekalahan
yang menghilang dalam genggaman minggu
lalu
ganjalan hidup selalu menyertai langkah kaki
sandiwara di alam fana berselimut kemunafikan
kugali wajah senja merona bermega riang terpatri
menyembul dari
gunung ilusi terdiam merajut mimpi
merajuk diantara
genting kebebasan diri
sekali lagi kutumpahkan bait-bait penyesalan
terus mengalirkan
halusinasi, lepaslah diamku saat itu
mengundang
kesunyian menusuk angan mengembara
tak tentu rimba
kudapat menemukan pula kehangatan
tempat saunaku
menelanjangi kegamangan
menggempur jiwa tanpa ampun
kuimla jejak terlewati
atas langkah kepastian
terkandung
kesejukan menyirami peluh alirkan darah
kadang kedamaian
menenteng keraguan
merenda keletihan menguliti
semangat pagi
akhirnya
kupasrahkan jua pada
takdir
menanti hujan semalam turun kembali
biar kekalahan tak jadi bahan omongan orang
kutulis satu pengalaman
diatas pembaringan lamunan
duri sebuah kegagalan lecut bunga gairah
tanpa basa-basi diatas tanah tandus
sebagai bakti untuk
bumi tempatku dibesarkan.
Sumenep, 17/08/1988
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.