Realita Covid-19
Catatan: Yant Kaiy
Vaksin
Covid-19 menjadi momok sebagian besar masyarakat di pedesaan. Selentingan kisah
sedih tanpa data mencuat seiring realita di tingkat akar rumput. Tidak heran
kalau akhirnya beberapa individu mencari penangkalnya supaya vaksin tidak
bereaksi. Sebut saja air kelapa dan susu kaleng yang laris manis di pasaran.
Dari
banyak cerita pilu itu terpublikasi via sosial media, sebagian terdapat fragmen
janggal; bertolak belakang dengan data dan fakta. Rakyat pun hanya bisa
bersuara di dunia maya. Aspirasi mereka bagai berada di ruang hampa.
Dari
kalangan medis dan lembaga pemerintah selama ini tetap bergeming melihat
realita tersebut. Mereka tetap melaksanakan tugas sesuai aturan yang berlaku.
Tak ada nilai tawar lagi.
Bagi
pemerintah, Protokol Kesehatan (Prokes) yang dilanjutkan PPKM (Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat) menjadi solusi efektif menanggulangi kian
melonjaknya angka kematian akibat Covid-19.
Pro-kontra
pun ternatal di tengah perekonomian warga terus memburuk akhir-akhir ini.
Regulasi pemerintah menyikat habis bagi mereka yang tidak taat Prokes dan PPKM.
Pertanyaannya
sekarang: Lalu apa garansi pemerintah bagi rakyatnya yang kelaparan karena
tidak punya penghasilan lantaran lapangan kerja mereka ditutup? Bukankah
undang-undang telah mengamanatkan, bahwa pemerintah fardu ain melindungi
rakyatnya. []
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.