Nelayan Pasongsongan: Ngandang, Macok, Bonsai hingga Petis
Perahu tradisional nelayan Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) |
Catatan: Yant Kaiy
Setelah
perahu bersandar di dermaga dan menurunkan hasil tangkap ikannya, para nelayan
tersebut tidak langsung pulang. Mereka biasanya membersihkan purse seine (alat
tangkap ikan) dulu. Ini penting dilakukan agar purse seine terbebas dari
sisa-sisa ikan.
Proses
membersihkan sisa ikan itu oleh masyarakat Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan
Kabupaten Sumenep dinamakan ngandang.
Ini wajib hukumnya bagi perahu agar tidak terganggu bau busuk.
Sedangkan
ikan yang sudah rusak bentuknya itu dinamakan
macok. Para nelayan memanfaatkan macok untuk menghasilkan uang. Caranya, macok ini direbus hingga matang.
Sebagian
masyarakat memanfaatkan hasil air rebusan macok untuk dibikin petis. Dengan syarat sebelum direbus macok dibersihkan dari kotoran. Petis merupakan kudapan khas Desa
Pasongsongan. Petis kadang dijadikan sebagai lauk-pauk. Tak jarang pula petis
oleh masyarakat luas dijadikan kuah rujak.
Seterusnya
macok dijemur sampai benar-benar
kering. Kegiatan ini oleh warga Desa Pasongsongan dinamakan bonsai. Banyak pedagang setempat yang
membeli bonsai dan menjualnya kembali
pada perusahaan. Tentu saja bonsai
terlebih dulu digiling menjadi tepung ikan.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.