Noktah Rindu
Pentigraf: Yant Kaiy
Dia
dan aku sudah berambut dua. Kami sama-sama telah memiliki anak. Suamiku
berkantong tebal lantaran bekerja disalah sebuah bank swasta. Semua kebutuhan
hidup terpenuhi. Anak-anak kami tumbuh sejahtera seiring waktu. Namun cinta tak
kenal usia. Benih-benih asmara tiba-tiba bergema diantara kemesraan terjalin
indah.
Saat
suamiku tugas diluar kota, bayang-bayang dia menghampiri malam kesepianku.
Hasrat liar itu mengoyak perih. Tak terkendali.
Aku
memintanya untuk datang. Dia tidak menolak. Rupanya rindu tidak bertepuk
sebelah tangan. Dia memegang tanganku di sudut ruang tertutup. Mata kami
bersirobok. Tak ada kalimat puitis mengiringi pelukan, hangat.[]
Pasongsongan, 19/9/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.