Terbuka
Pentigraf: Yant Kaiy
Aku
tak bisa lagi menyembunyikan perasaan suka padanya. Tapi seolah tak ada
kesempatan menjumpainya. Dia terlihat sibuk di warung satenya, tempat berjualan
di pinggir jalan di kota kecil kami. Jalan satu-satunya aku sering makan di
situ.
Pemuda
sederhana itu telah menyita banyak waktuku. Meski antara aku dan dia jauh
berbeda. Aku dari keluarga jetset. Jelas kedua orang tuaku takkan merestui
pernikahan kami nanti, seandainya jodohku dengannya. Acapkali khayal itu
kubuang jauh, namun bayang wajah teduhnya menggoda batin ini.
Sebagai
orang terpelajar, kucoba terus bertahan. Tapi tetap saja aku mau mati rasanya
jika sehari tak melihat.[]
Pasongsongan, 22/9/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.