Bimbang Menghampiri
Pentigraf: Yant Kaiy
Acapkali
ternatal keinginan meninggalkannya. Membabibuta menyerangku. Kemunafikannya
meruntuhkan impian masa silam. Pernik-pernik balutan kemesraan layaknya
sepasang kekasih luntur seiring waktu. Aku mulai terkurung muak. Aku mulai
berfantasi pada pria lain, menenggelamkan puing-puing berharga pada lumpur
kecewa. Aku tak bisa lagi berpikir normal.
Menghormatinya
tidaklah bermakna ingin memiliki seutuhnya. Salah satu penyebabnya lantaran dia
tidak sejalan alam pikiran. Bahkan wawasannya terlalu kerdil dalam satu
persoalan. Mau menang sendiri kendati dirinya tersudut.
Puncaknya,
aku kembali ke pelukan tanah kelahiran. Aku tak kuasa membendung keputusan yang
kuanggap benar.[]
Pasongsongan, 25/10/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.