Rindu Malam
Pentigraf: Yant Kaiy
Tidak
kutemukan lagi wajah malam masa lampau; ketika aku dininabobokan
tembang-tembang Macapat; dikeloni Ibu lewat cerita raja-raja di Pulau Garam
Madura. Atau suara jangkrik, lenguh sapi, bunyi burung hantu. Sekarang, semua
berganti suara-suara mesin, menyelusup ke bawah bantal.
“Selera
kampung!” Kurang-lebih selalu begitu kalimat terucap dari bibir anak-anakku.
Mafhum. Mereka menapaki dewasa di kota besar. Terpapar polusi, terkontaminasi
sikap kepalsuan, terseret arus hedonisme dan konsumerisme. Semua butuh proses
untuk mengembalikan kesehatan jiwanya.
Rindu
malam kian menindih habis kebebasanku. Uang tergenggam di tangan tak habis
tujuh turunan. Kesuksesan karierku tak mampu mengobati luka rindu.[]
Pasongsongan, 18/10/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.