Pentigraf: Yant Kaiy
Tak
terbayangkan hidupku bakal seperti ini. Bergelimang derita. Semua manusia tak
mau sepertiku. Nasib telah menyeret jiwa lemah ke lembah berbatu tajam. Bukan
tidak bisa mengambil jalan pintas. Peluang tetap terbuka lebar. Tapi aku tak
menghendaki mereka terluka. Mereka yang satu suara.
Bersilat
lidah dan bermanis-manis bahasa acap berkumandang. Bahwa orang sabar kekasih
Tuhan. Semua orang menganjurkan demikian. Aku memang harus bisa melampauinya.
Segala
cara telah kulakukan untuk senantiasa bisa bertahan. Walau prahara terus
mengguncang. Inilah hidup, teriak penarik becak sebelah rumahku. Nyatanya, ia
lebih paham kemana tiupan angin berhembus ketimbang aku.[]
Pasongsongan, 14/10/2021