Cemas
Pentigraf: Yant Kaiy
Dalam
jiwa manusia normal, perasaan cemas selalu ada. Tinggal bagaimana individu itu
sendiri mengendalikannya. Begitu kira-kira orang bijak berpetuah.
Dulu aku bagai burung malam terbang merdeka. Membunuh cemas lewat berpetualang kemana kusuka. Tak ada rancangan masa depan pasti. Kuikuti kata hati. Menyulam ilham jadi baris puisi. Membongkar kosakata jadi prosa. Tidak mengenal hari. Yang ada raihan jati diri atas segala peristiwa dari Sang Kuasa.
Terus saja cemas bertahta seiring inspirasi mengalir lewat kata-kata. Entah sampai kapan ketenangan menyapu bersih jiwa berkarat ini? Aku tak sanggup meraba luka. Biarlah sembuh oleh kemarau dan hujan.[]
Pasongsongan, 9/11/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.