Masara: Seni Tradisi Kontemporer

Pertunjukan Macapat Madura. (Foto: Yant Kaiy)

Catatan: Yant Kaiy

Orang bertanya-tanya, apa itu Masara? Masara sebenarnya kepanjangan dari Macapat Sandur Madura. Penggabungan kedua seni tradisi ini melahirkan wahana anyar menakjubkan di dunia kesenian bertutur yang ditembangkan.


Kita tahu, kalau Macapat dan Sandur sudah ada sejak ratusan tahun lalu di Pulau Garam Madura. Tembang kedua kesenian ini jelas berbeda karena ada pakem masing-masing. Kolaborasi keduanya dimaksudkan menangkal nuansa bosan dari para seniman di Dusun Sempong Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep.


Disamping itu, geliat inspiratif pakar seni bertujuan menarik minat kawula muda supaya mau belajar. Barangkali dengan kiat ini mereka bisa mencintai kebudayaan warisan nenek moyang tersebut.


Dalam pementasannya, Masara menggunakan sebagian alat-alat gamelan sebagai pengiringnya. Ada kendang, suling, gong, saron, dan gambang kayu.


Pro-kontra muncul dari beberapa kalangan atas tercetusnya kesenian Masara. Yang pasti, Masara bukanlah perusak seni Macapat dan Sandur. Begitu kira-kira argumen para pegiat Masara.[]


Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip