Secangkir Kopi



Pentigraf: Yant Kaiy

Kudiamkan dia dingin. Seharian terbakar emosi akibat cekcok tak berkesudahan. Tanpa ujung. Persoalan lama menguras pikiran bijak. Mau menang sendiri, mempertahankan keinginan saling mengalahkan. Melibatkan orang-orang berwajah topeng munafik. Sikap seorang penjilat; dimana mereka berlabuh, disitu mereka menyandarkan kepalanya.

Telah kusadarkan dia. Segala rayu tak mampu meredam gejolak. Tiada guna. Secangkir kopi tak disentuhnya. Matanya merah darah, tampak liar. Aku gagal membuatnya tenang.

Sekali lagi kutuangkan kopi panas dari termos. Aromanya menyentuh permukaan cinta. Dia hanyut. Kuciumi sekujur tubuhnya tanpa sisa. Ada desah. Tiba-tiba dia tarik selimut. Dia membauiku.[]

Pasongsongan, 20/11/2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip