Tersapu Debu Jalanan
Pentigraf: Yant Kaiy
Lama
jalinan cinta kami menghiasi kesepian. Hari-hari indah menyertai perjalanan
nasib. Kini, semua tinggal puing-puing kenangan menyakitkan. Jiwa jadi
terpenjara. Mungkin orang lain menganggapku cengeng. Tapi biarlah… Lain orang
jelas beda persoalan.
Dua anakku tinggal bersamanya. Selalu berikhtiar bangkit dari keterpurukan dengan menyibukkan diri. Api kecewa kadang berkobar di dada. Namun masih bisa aku padamkan.
Tidak mudah menyulam benang hikmah atas peristiwa menyakitkan itu. Butuh proses. Seperti menantikan bulan jatuh di tangan.[]
Pasongsongan, 18/11/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.