Cerpen: Tambatan Hati Terluka
Cerpen: Yant Kaiy
Menghapus
kenangan masa lalu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tak jarang masa
lalu kelam itu menatalkan dendam bercampur kebencian. Kadang melahirkan
inspirasi agar semuanya menjadi lebih baik dan lebih bernilai dalam meniti
hidup.
Aku
harus bisa menjalani hidup ini berdampingan dengan masa lalu, bisik hati Nora
ketika ia akan menentukan tambatan hatinya.
Kali
ini ada sosok cowok bernama Debur menyita perhatiannya. Ia cerdas, lembut,
cuek, dan suka bergaul. Tidak tebang pilih. Disini nilai lebihnya. Apalagi kali
ini Nora telah lama tidak memiliki kekasih. Meskipun dalam hatinya masih trauma
bercinta. Entah mengapa ia selalu butuh belai tangan pria.
Nora
menghubunginya lewat smartphone-nya, menanyakan agenda diskusi lingkungan hidup
dan persoalan sampah besok lusa di kampusnya. Kebetulan sebagai ketua panitia
penyelenggara adalah Nora. Sedangkan Debur sebagai moderatornya.
“Kamu
sudah siap dengan acara kita, Bur?” tanya Nora basa-basi. Getar-getar aneh menyeruak
di dadanya.
“Siap,
dong. Kamu malam ini ada acara?” suara Debur dari seberang.
“Nggak
ada.”
“Ikut
aku, yuk! Ulang tahun temanku.”
“Boleh.”
Tiga
puluh menit kemudian, cowok berpenampilan perkasa itu sudah ada di rumah
kontrakan Nora. Sikap tidak canggung Debur membuat Nora merasa nyaman
bersamanya.
Nora
mengenakan blazer merah. Dipadukan celana jeans hitam. Rambut sebahu dibiarkan
tergerai. Makeup-nya tidak norak. Penampilan Nora terlihat cantik dan anggun.
Sedangkan
Debur memakai kaos lengan panjang dan celana chino cream.
Sepanjang
perjalanan mereka terdengar akrab berbicara. Keduanya sudah saling mengetahui
tentang jati dirinya.
“Aku
punya permohonan sama kamu, Nor!” ucap Debur mulai serius nadanya.
“Maksudnya
apaan?” sela Nora dengan sepotong senyum.
“Kau
nanti mengaku sebagai pacarku, ya! Please. Kali ini aja. Soalnya semua yang
hadir berpasang-pasangan.”
“Kalau
tadi aku berhalangan hadir, kamu juga akan membuat sandiwara semacam ini?!”
protes Nora.
“Bukan
gitu. Jika kamu tidak bisa, tentu aku takkan hadir. Kebetulan kamu bisa, ya aku
hadir.”
“Jadi
aku korban, dong?”
“Tidak.
Kalau kamu mau jadi… pacarku. Kita bisa jadian,” tukas Debur seraya meremas
jemari Nora.
Gadis
di sampingnya terdiam. Hanya suara mesin mobil terdengar. Debur menoleh ke arah
Nora.
“Kenapa
kau diam? Bagaimana?”
“Kamu
bercanda?”
“Tidak
untuk yang satu ini.”
Nora
menghela nafas. Ia membalas remasan jemari Debur. Kendati tanpa kata-kata, Nora
sangat senang menerima kehadiran cinta Debur.[]
Pasongsongan, 30/12/2022
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.