Cerpen: Doyan Daun Muda

Cerpen: Yant Kaiy

Rambutnya lurus sebahu. Matanya lebar, terlihat teduh. Hidungnya mancung. Serasi dengan bibirnya semerah delima. Tinggi badannya sekitar 169 cm. Kulitnya kuning. Tubuhnya seksi kendati sudah punya 7 cucu. Usianya 51 tahun kurang 3 bulan.

Nenek bernama Widia ini sudah punya anak tiga. Ketiga anaknya ikut suaminya ke kota lain. Ia tinggal bersama suaminya yang terserang penyakit stroke. Karena kesibukkan sebagai pemilik hotel dan rumah makan, Widia membayar seorang suster untuk merawat suaminya di rumah.

“Sudah tujuh tahun aku tidak seranjang dengannya,” ungkap Widia kepada Debur di salah satu sudut ruang kerjanya.

“Aku memahami penderitaan Ibu saat ini,” ucap pemuda tampan seraya mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Dari dulu Debur sudah menganggap Widia sebagai ibunya sendiri. Suami Widia menyekolahkan Debur sampai perguruan tinggi dan bekerja sebagai manager hotel tersebut.

“Tapi aku ingin mendapat belai kasih sayang dari seorang lelaki,” pintasnya lirih.

Debur tercekat. Ia berusaha mengendalikan dirinya. Pemuda berdasi itu sejenak tak bisa berkata-kata lagi. Lalu ia berdiri membelakangi wanita yang mengenakan baju merah. Sejenak suasana menjadi hening.

“Maaf! Ada yang salah kalimatku, Bur? Aku berani mengungkapkan ini, karena kamu sudah menjadi bagian dari keluargaku,” sela Widia polos.

“Kenapa Ibu tidak menikah lagi saja!?

Widia tersenyum. Ia melangkah di samping Debur. Matanya melirik ke arah Debur. Widia seolah ingin  menguliti semua nuansa jiwa cowok lajang tersebut.

“Apa kata dunia kalau aku menikah lagi. Suamiku masih hidup. Menurutku solusimu tidak logis, Bur. Aku tak mungkin berlayar disaat gelombang laut tinggi. Kalau aku memaksakan diri, kamu bisa bayangkan, tamatlah rumah tanggaku,” cetus Widia.

“Lalu apa yang Ibu inginkan dari aku?”

Widia tiba-tiba memeluk Debur penuh nafsu sembari berbisik di telinga Debur, “Aku ingin bermesraan denganmu.”

Debur menolak dengan lembut. Namun Widia tak mau lepas darinya. Widia terus menyerangnya dengan ciuman bertubi-tubi.[]

Pasongsongan, 27/12/2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Sosialisasi Persiapan Seleksi Kompetensi CPPPK 2024 Tahap II di SDN Pasongsongan 1 Sumenep

Imanur Maulid Efendi dan Ahmad Buhari: Pendamping Setia Guru Honorer Kecamatan Pasongsongan dalam Rekrutmen PPPK 2024

Kepala SDN Panaongan 3 Sumenep, Sibuk di Masa Libur Sekolah 2024

Apresiasi Tim Penilai Kinerja terhadap Kepala SDN Panaongan 3 dalam Program Literasi dan Numerasi

Kepedulian Agus Sugianto dalam Membantu Guru Honorer pada Seleksi PPPK Tahap 2

Dahsyat, Ramuan Banyu Urip Sembuhkan Segala Penyakit

Rapat KKKS Kecamatan Pasongsongan di SDN Panaongan 3: Apresiasi Prestasi Peserta Didik