Guru Honorer PAI Sumenep Menghitung Bintang di Langit
Catatan: Yant Kaiy
Penantian
dibukanya rekrutmen guru honorer PAI (Pendidikan Agama Islam) hingga kini tidak
ada titik terang. Informasi dari beberapa sumber terpercaya terus dinantikan
para guru sukwan tersebut. Nasib mereka menggantung di langit biru. Impian tak
berbuah kenyataan.
Selama
ini tak terdengar elegi pilu guru PAI ke permukaan. Suara mereka terkurung
keikhlasan mengabdi kepada bangsa dan negara. Menuangkan ilmunya kepada peserta
didik tanpa pamrih. Mereka percaya, amal baiknya akan mendapat catatan bagus,
tentu imbalannya surga kelak.
Memang
tidak semua guru honorer PAI tunduk-patuh pada irama takdir. Sebagian
diantaranya ada yang membentuk paguyuban, menyatukan visi dan misi mereka. Mendobrak
kebuntuan supaya pihak berwenang mau menyerap aspirasinya.
Para
guru PAI dibawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep ini merasa, bahwa
pemangku kebijakan seolah-olah tidak punya atensi terhadap nasib buruknya.
Sebab hanya kabupaten ujung timur Pulau Garam Madura yang tidak membuka kran
lowongan P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) guru PAI. Mereka
merasa hal ini betul-betul tidak adil.
Ditelisik
dari dedikasinya, mayoritas mereka telah mengajar lebih 15 tahun. Bahkan ada
yang usianya lebih kepala lima. Malang nian nasibnya.[]
- Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.