Tidak ada Paguyuban Guru Kesenian di Pasongsongan
Agus Sugianto,S.Pd, Kepala SDN Panaongan 3 Pasongsongan Sumenep. [Foto: Yant Kaiy] |
SUMENEP – Agus Sugianto, Kepala SD Negeri Panaongan 3 dalam
sebuah kesempatan di kediamannya, Dusun Benteng Utara Desa Panaongan Kecamatan
Pasongsongan menyampaikan ide briliannya kepada apoymadura.com. Bahwa di daerah Pasongsongan seharusnya ada semacam
paguyuban guru kesenian. Baginya ini penting, agar nilai-nilai budaya warisan
nenek moyang tidak punah di atas muka bumi. Ahad pagi (19/3/2023)
“Urgensi
dari paguyuban guru kesenian bertujuan layaknya sebagai garda pertahanan
terdepan. Karena gempuran barbar budaya asing tidak bisa dicegah. Budaya yang
seringkali tidak sesuai dengan kearifan lokal. Hadirnya platform sosial media
menjadi dilema tak terelakkan,” terang Agus Sugianto.
Lebih
jauh lelaki kelahiran Pasongsongan ini menambahkan, sosial media di hp android
jadi sebuah pintu masuk cukup mudah bagi nilai-nilai budaya asing. Memproteksi
peserta didik bukan dengan menjegalnya, tapi sebagai orang tua harus bijak dengan
mengimbanginya. Salah satu solusinya yakni memperkenalkan kesenian tempo dulu
kepadanya. Atau mempraktikkan permainan anak-anak zaman silam yang sekian lama
dilupakan.
“Di
SDN Panaongan 3, setiap Sabtu anak-anak diajarkan beraneka ragam kesenian
nusantara dan daerah Madura. Konsekuensinya, pada Senin hingga Jumat kami
menambah jam belajar bagi para murid,” ucap Agus Sugianto.
Sebagai Guru Penggerak satu-satunya di Pasongsongan, Agus Sugianto mempunyai mimpi ini karena berangkat dari keprihatinan. Dirinya punya harapan besar, bahwa suatu saat nanti impiannya berbuah kenyataan. [kay]
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.