Kesenian Pasongsongan untuk Dunia
Catatan: Yant Kaiy
Ternyata banyak kesenian asli Madura berasal dari desa kecil yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pamekasan ini. Desa itu bernama Pasongsongan, masuk wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Mulai dari ludruk Madura, topeng dalang dan musik tongtong lahir di desa ini.
Informasi ini saya tahu dari Ainur Ridwan,M.Pd, Kepala SD Negeri Pasongsongan 1 ketika saya melakukan podcast untuk channel Youtube Apoy Madura. Selasa (21/3/2023).
Ludruk Madura
Syahdan, salah seorang guru sekolah bernama Asmoro dari Pagar Batu Kecamatan Saronggi mengajar di Pasongsongan. Asmoro lalu mendirikan kesenian ludruk di Pasongsongan karena masyarakat antusias terhadap kesenian ini.
Tidak berapa lama kemudian, di Desa Pagar Batu berdiri pula kesenian ludruk dan jadi cikal-bakal ludruk Rukun Karya dan Rukun Famili. Kedua kesenian ludruk ini hingga saat ini menjadi kebanggaan masyarakat Sumenep.
Topeng Dalang
Dari penuturan Ainur Ridwan, pertamakali topeng dalang Madura berdiri di Desa Padangdangan Kecamatan Pasongsongan. Dari desa kecil ini, ada salah seorang warganya yang menikah ke Desa Slopeng Kecamatan Dasuk. Tak disangka, ternyata di Desa Slopeng inilah kesenian topeng dalang terus berkibar dan mendunia.
Saat sekarang topeng dalang yang tetap aksis adalah Rukun Pewaras dan Rukun Perawas dari Desa Slopeng.
Musik Tongtong
Musik tongtong lahir dan berkembang di Pasongsongan pada 1980-an. Awal penampilan musik perkusi ini di atas panggung. Karena satu kebutuhan lomba, maka para seniman Pasongsongan merancang panggung bergerak dengan menggunakan roda.
Kenapa dari ketiga kesenian tradisional tersebut salah satunya tidak berkembang di Pasongsongan. Kemungkinan besar karena Pasongsongan menjadi pusat penyebaran agama Islam sejak abad 15 Masehi.
Syiar Islam kala itu dimotori Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin. Beliau wafat 14 Jumadil Akhir 1000 Hijriah. Sepeninggal beliau digantikan para anak-anaknya. Salah satu putrinya yang terkenal adalah Nyai Agung Madya.
Pada abad Xll Hijriah berdatangan saudagar Tiongkok Tibet dan Timur Tengah masuk lewat Pelabuhan Pasongsongan. Selain berniaga, kedua bangsa asing itu juga menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok Pulau Madura.
Maka wajar kalau akhirnya semua kesenian tersebut stagnan. Apalagi kesenian Islami berupa zikir Samman hadir dan tumbuh di Pasongsongan.[]
- Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.