Catatan: Yant Kaiy
Tellasan
Topa’ atau dalam kata lain berarti Lebaran Ketupat. Ada pula orang menyebutnya
Lebaran ketujuh karena jatuh pada tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Tellasan
Topa’ merupakan salah satu tradisi Islami yang mengakar kuat di tengah-tengah
masyarakat Sumenep.
Tellasan
Topa’ hakikatnya adalah Lebaran bagi kaum muslim yang menjalankan ibadah puasa
sunah enam hari di bulan Syawal. Kaum muslim sangat dianjurkan menunaikan puasa
sunnah ini karena pahalanya begitu besar.
Dalam
Tellasan Topa’ biasanya warga masyarakat akan saling mengunjungi satu sama
lain. Saling beranjangsana, bermaaf-maafan. Sebagai manusia tentu tidak akan
lepas dari khilaf dan dosa. Sarana silaturrahim menjadi ajang penghapus dosa.
Tapi
saat ini Tellasan Topa’ tidak sekadar saling mengunjungi sanak saudara. Kaum
muda-mudi cenderung memanfaatkan tempat wisata dalam merayakannya. Pergeseran
hakikat Tellasan Topa’ telah melebar teramat luas dan tampaknya tidak bisa
dibendung. Bahkan ada sebagian dari mereka yang berhura-hura atau
bersenang-senang terlalu berlebihan.
Maka
tak jarang tiap tahun di Sumenep selalu ada korban jiwa akibat kecelakaan lalu
lintas akibat ugal-ugalan di jalan raya dalam berkendara. Biasanya kendaraan
bak terbuka mereka ada sound system. Mereka menghidupkan musik sambil berjoget
diatas kendaraan berjalan menuju tempat rekreasi kesukaan.
Di
kabupaten ujung timur Pulau Madura destinasi wisata favorit adalah pantai.
Seperti Pantai Slopeng dan Pantai Lombang. Biasanya dikedua tempat wisata
pantai itu disajikan pertunjukan kesenian dan panggung hiburan.[]
- Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com