Hari Raya Idul Fitri 2023 dan Tradisi Tellasan Topa’ di Sumenep


Catatan: Yant Kaiy

Tellasan Topa’ atau dalam kata lain berarti Lebaran Ketupat. Ada pula orang menyebutnya Lebaran ketujuh karena jatuh pada tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Tellasan Topa’ merupakan salah satu tradisi Islami yang mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat Sumenep.

Tellasan Topa’ hakikatnya adalah Lebaran bagi kaum muslim yang menjalankan ibadah puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Kaum muslim sangat dianjurkan menunaikan puasa sunnah ini karena pahalanya begitu besar.

Dalam Tellasan Topa’ biasanya warga masyarakat akan saling mengunjungi satu sama lain. Saling beranjangsana, bermaaf-maafan. Sebagai manusia tentu tidak akan lepas dari khilaf dan dosa. Sarana silaturrahim menjadi ajang penghapus dosa.

Tapi saat ini Tellasan Topa’ tidak sekadar saling mengunjungi sanak saudara. Kaum muda-mudi cenderung memanfaatkan tempat wisata dalam merayakannya. Pergeseran hakikat Tellasan Topa’ telah melebar teramat luas dan tampaknya tidak bisa dibendung. Bahkan ada sebagian dari mereka yang berhura-hura atau bersenang-senang terlalu berlebihan.

Maka tak jarang tiap tahun di Sumenep selalu ada korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas akibat ugal-ugalan di jalan raya dalam berkendara. Biasanya kendaraan bak terbuka mereka ada sound system. Mereka menghidupkan musik sambil berjoget diatas kendaraan berjalan menuju tempat rekreasi kesukaan.

Di kabupaten ujung timur Pulau Madura destinasi wisata favorit adalah pantai. Seperti Pantai Slopeng dan Pantai Lombang. Biasanya dikedua tempat wisata pantai itu disajikan pertunjukan kesenian dan panggung hiburan.[]

- Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com