Catatan: Yant Kaiy
Bertaburan
aplikasi media sosial di dunia maya. Sebagian kecil dari aplikasi tersebut ada
yang memberikan penghasilan. Tujuannya agar pengguna aplikasi bisa lebih
berlama-lama berselancar menghabiskan kuota internet. Kebanyakan aplikasi yang
seringkali diakses itu bukan buatan anak bangsa. Melainkan buatan orang luar
negeri. Kita hanya sebagai objek atau pengguna.
Sadar
atau tidak sadar, kita jadi mangsa mereka. Memprihatinkan. Padahal sumber daya manusia
kita amat mumpuni menciptakan aplikasi serupa. Tapi masyarakat kita lebih cinta produk luar negeri. Perusahaan aplikasi luar negeri
itu telah mengobrak-abrik sosial budaya dan ekonomi kita. Pelan tapi pasti.
Masyarakat Indonesia hanyut oleh propaganda mereka. Dengan mudahnya mereka
mengeruk keuntungan di negeri ini.
Kalaupun
ada yang mendapatkan keuntungan finansial dari aplikasi tersebut, hal itu hanya
segelintir dari sekian ribu juta pengguna. Umumnya yang memperoleh pundi-pundi
cuan adalah publik figur atau kalangan selebritis. Sedangkan pengguna lainnya
sebagai “korban”.
Semoga
kedepan kita lebih bijak menggunakan aplikasi media sosial made in anak bangsa.
Bangga terhadap karya sendiri. Dan masyarakat di bumi nusantara bisa memanfaatkannya.
Cinta produk dalam negeri merupakan salah satu sumbangsih amat besar bagi
kemajuan teknologi dalam negeri.[]
- Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com