Agus Sugianto (kiri) dan peserta PK Online GPAI Kecamatan Pasongsongan Sumenep. [Foto: Sur] |
SUMENEP - Pemetaan Kompetensi (PK) Online Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Guru Pendidikan Agama Islam (PPKB GPAI) dilangsungkan di SDN Pasongsongan 1
Kecamatan Pasongsongan Sumenep. PK Online bersifat wajib hukumnya diikuti bagi
guru PAI yang sudah punya akun Siaga, baik itu guru berstatus PNS, P3K dan
honorer. Selasa pagi (9/5/2023).
“Sesungguhnya
pelaksanaan PK Online tidak harus berkumpul disatu titik. PK Online boleh
dilakukan dimanapun. Dan hal ini tidak mengikat,” terang Agus Sugianto, Kepala
SDN Panaongan 3 Kecamatan Pasongsongan.
Paguyuban
Guru Agama Islam Pasongsongan yang menginisiasi untuk melaksanakan PK Online
disatu tempat, tambah Agus Sugianto. Hal ini dimaksudkan supaya rekan guru yang
mengalami kesulitan teknis bisa diatasi bersama.
“Laptop
atau hp android dan paket data internet menjadi sarana wajib bagi guru yang
akan mengikuti PK Online. Inilah alasan Paguyuban Guru Agama Islam Pasongsongan
meletakkan pelaksanaan PK Online di SDN Pasongsongan 1, yakni jaringan semua
operator seluler disitu normal,” rinci pemerhati pendidikan berasal dari
Pasongsongan ini lebih jauh.
Maksud
dan tujuan PK Online sebenarnya untuk mengukur kompetensi profesional guru PAI
yang meliputi kompetensi perencanaan pembelajaran, model pembelajaran serta
penilaian pembelajaran.
Dari
hasil pantauan jurnalis apoymadura.com ditempat
penyelenggaraan PK online, semua guru hadir tepat waktu. Dari raut muka mereka
tampak bersemangat dan tanpa beban.
Dari
sekian banyak dari peserta PK online, sebenarnya mereka menghendaki adanya
rekrutmen P3K guru PAI. Karena status nasib mereka selama berpuluh-puluh tahun
tergantung di atas langit. Harapan dan impian mereka membuncah. Sedangkan usia
mereka semakin tua.
“Kami selalu disibukkan dengan urusan yang tidak menjamin kehidupan keluarga sejahtera. Meeting, sosialisasi, rapat dan lain semacamnya. Kalau boleh saya menyampaikan aspirasi, tolong perhatikan nasib kami,” ujar salah seorang guru PAI perempuan beranak dua yang tak mau namanya dipublish. [Sur]