apoymadura.com - Para petani tembakau disebagian besar wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep punya impian besar, bahwa tahun ini harga tembakau akan lebih baik. Mengingat pada tahun-tahun sebelumnya harga tembakau terlalu murah. Banyak petani tembakau tidak menikmati hasil kerja kerasnya. Posisi petani berada di pusaran kerugian besar. Memilukan.
Bagaimana tidak. Kerja keras di tengah cuaca kemarau amat ekstrim sulit air, petani tembakau tetap merugi. Lebih besar pasak dari pada tiang.
Kendati kualitas tembakau tahun kemarin cukup bagus, akan tetapi harga tembakau senantiasa dipermainkan oleh pihak pabrikan gudang rokok.
"Tiap tahun kami selalu menanam tembakau walau harganya tetap tidak mengalami perbaikan. Tidak mengalami kenaikan. Sudah terbiasa," ucap Matsuri (59 tahun), salah seorang petani tembakau berasal dari Dusun Sempong Barat Desa Pasongsongan.
Bukankah sebelumnya ada kesepakatan harga yang menjanjikan antara Pemerintah Daerah Kabupaten dengan pihak gudang perusahaan rokok besar?
"Benar. Tapi itu hanya sebatas kebijakan diatas kertas. Kebijakan manis di bibir, pahit di kerongkongan. Kenyataannya jauh panggang dari api. Harga tembakau tetap saja tidak kunjung membaik kendati kualitasnya sudah sangat bagus," tambah Matsuri.
Kok bisa? Apakah tidak ada kontrol harga dari pemangku kebijakan daerah?
"Sekali lagi, hal itu hanyalah pencitraan. Di gudang pabrikan banyak permainan harga oleh para pekerja. Siapa dekat, pasti dapat harga lebih baik dan dapat antrian lebih awal untuk ditimbang. Regulasinya berpihak kepada petani tembakau, tapi fakta di lapangan berbeda," tambah Matsuri.
Para petani tembakau sekali lagi mengingatkan kepada pabrikan rokok raksasa di Madura, kalau tren saat ini, petani tembakau lebih banyak mengalihkan penjualannya kepada pabrikan rokok kecil. [Sur]