Melacak Akar Musik Tongtong Pasongsongan hingga ke Generasi Muda

musik tongtong kesenian asli dari desa\kecamatan  pasongsongan kabupaten sumenep

Oleh: Yant Kaiy

Kata Pengantar

I. Pendahuluan

A. Pengenalan tentang musik Tongtong dari Desa Pasongsongan, Kabupaten Sumenep.

B. Latar belakang pentingnya mempelajari dan melestarikan tradisi musik ini.

C. Pernyataan tujuan penelitian.

II. Sejarah Musik Tongtong Pasongsongan

A. Asal-usul musik Tongtong.

B. Perkembangan dan evolusi seiring waktu.

C. Peran musik Tongtong dalam budaya lokal.

III. Ciri-ciri Musik Tongtong

A. Alat musik yang digunakan.

B. Jenis-jenis lagu dan tarian yang diiringi oleh Tongtong.

C. Penggunaan dalam upacara adat dan perayaan lokal.

IV. Peran Musik Tongtong dalam Generasi Muda

A. Bagaimana musik Tongtong dilestarikan oleh generasi muda.

B. Proyeksi masa depan untuk mempertahankan warisan budaya ini.

C. Kontribusi generasi muda dalam melestarikan dan mengembangkan musik Tongtong.

V. Metode Penelitian

A. Pendekatan penelitian yang digunakan.

B. Sumber data yang digunakan dalam penelitian.

C. Metode pengumpulan data seperti wawancara, observasi, atau studi arsip.

VI. Temuan Penelitian

A. Hasil penelitian tentang bagaimana generasi muda terlibat dalam memelihara musik Tongtong.

B. Temuan mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi ini.

C. Kesimpulan tentang peran generasi muda dalam menjaga warisan budaya ini tetap hidup.

VII. Kesimpulan

A. Ringkasan temuan penelitian.

B. Pentingnya menjaga musik Tongtong sebagai bagian dari budaya lokal.

C. Tindakan yang dapat diambil untuk mendukung pelestarian dan perkembangan musik Tongtong Pasongsongan.

VIII. Daftar Pustaka

Daftar sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian.

IX. Lampiran

 

Kata Pengantar

Pada kesempatan yang mulia ini, saya dengan rendah hati ingin menyampaikan kata pengantar untuk karya tulis berjudul "Melacak Akar Musik Tongtong Pasongsongan hingga ke Generasi Muda." Karya ini merupakan hasil dari perjalanan panjang dalam menelusuri sejarah dan perkembangan musik Tongtong Pasongsongan yang kaya akan tradisi dan nilai budaya.

Musik Tongtong Pasongsongan merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya kita, yang telah mengalami transformasi yang luar biasa seiring berjalannya waktu. Dalam karya tulis ini, saya berusaha untuk menggali lebih dalam dan melacak akar-akar musik ini dari masa lalu hingga saat ini, dengan fokus pada dampak dan peranannya dalam membentuk generasi muda.

Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan inspirasi dalam penulisan karya ini. Tanpa dukungan mereka, karya ini tidak akan menjadi kenyataan. Terima kasih kepada keluarga saya yang selalu memberikan dorongan dan motivasi.

Tak lupa, terima kasih kepada Agus Sugianto (budayawan) dan para seniman musik Tongtong Pasongsongan yang telah memberikan bimbingan dan saran berharga selama proses penelitian dan penulisan. Saya juga ingin berterima kasih kepada semua responden dan informan yang bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka.

Karya ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dari teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan moral. Terima kasih kepada semua yang telah hadir dalam perjalanan penulisan ini.

Akhirnya, saya ingin menyampaikan apresiasi khusus kepada warga masyarakat Tongtong Pasongsongan yang telah membuka pintu hati mereka untuk berbagi cerita dan pengetahuan tentang musik mereka. Semoga karya ini dapat menjadi kontribusi kecil dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya yang berharga ini.

Tanpa berpanjang kata, saya berharap karya ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang musik Tongtong Pasongsongan dan peranannya dalam membentuk generasi muda. Semoga karya ini juga dapat menginspirasi orang lain untuk menjaga dan merawat warisan budaya kita yang kaya.

Sumenep, awal September 2023

Yant Kaiy

 

I. Pendahuluan

A. Pengenalan tentang musik Tongtong dari Desa Pasongsongan, Kabupaten Sumenep.

Desa Pasongsongan, yang terletak di Kabupaten Sumenep, memiliki sebuah tradisi musik yang khas dan memukau yang dikenal sebagai "musik Tongtong." Musik Tongtong telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya dan sejarah Desa Pasongsongan. Dengan akar yang dalam dalam kehidupan masyarakatnya, musik Tongtong telah memainkan peran sentral dalam berbagai upacara adat, perayaan, dan ritual di wilayah ini selama berabad-abad.

Awal 1980-an musik Tongtong Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura sudah berkembang pesat. Pada mulanya musik ini tampil diatas pentas dengan diiringi lagu kontemporer, lagu-lagu yang lagi digandrungi masyarakat sekitar. Namun seiring berjalannya waktu, musik Tongtong Pasongsongan mulai menggunakan gerobak dorong dengan melintasi jalan kendaraan roda empat.

Musik Tongtong ini memiliki ciri khas tersendiri, dengan alat musik tradisional yang digunakan untuk menciptakan melodi dan irama yang menghantarkan pesan dan makna dalam berbagai konteks. Lebih dari sekadar sebuah bentuk seni, musik Tongtong mengandung warisan budaya yang mendalam yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Namun, seperti banyak tradisi budaya lainnya, musik Tongtong Pasongsongan dihadapkan pada tantangan dalam menjaga keberlanjutannya di dunia yang terus berubah. Generasi muda di Desa Pasongsongan memegang peranan penting dalam menjaga dan melestarikan tradisi ini untuk masa depan. Mereka berperan dalam meresapi nilai-nilai, teknik, dan pentingnya musik Tongtong dalam konteks budaya mereka, sambil berkontribusi pada upaya untuk mengembangkan dan memodernisasi warisan ini agar tetap relevan dan hidup di zaman ini.

Dalam karya tulis ini, kami akan melakukan penelusuran mendalam tentang musik Tongtong dari Desa Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, dengan fokus pada peran penting generasi muda dalam melestarikannya. Kami akan menjelajahi sejarah dan karakteristik musik Tongtong, serta mendokumentasikan bagaimana generasi muda terlibat dalam upaya pelestarian dan pengembangan tradisi ini. Dengan demikian, kita dapat memahami betapa pentingnya musik Tongtong sebagai elemen yang memperkaya budaya lokal dan bagaimana generasi muda menjadi penjaga dan pemegang kunci untuk menjaga agar nyanyian Tongtong ini tetap berkumandang dalam aliran sejarah Desa Pasongsongan yang kaya.

 

B. Latar belakang pentingnya mempelajari dan melestarikan tradisi musik ini.

Tradisi musik Tongtong dari Desa Pasongsongan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun identitas budaya yang kaya dan beragam di Kabupaten Sumenep. Namun, seperti banyak bentuk warisan budaya lainnya, musik Tongtong menghadapi risiko punah seiring berjalannya waktu. Inilah yang menjadikan pentingnya mempelajari dan melestarikan tradisi musik ini lebih mendasar dan signifikan.

1. Pemeliharaan Identitas Budaya: Musik Tongtong adalah cerminan dari identitas budaya Desa Pasongsongan. Ini adalah bahasa mereka yang mengungkapkan makna, cerita, dan nilai-nilai yang telah diteruskan dari generasi ke generasi. Dalam konteks globalisasi yang semakin berkembang, pemeliharaan tradisi seperti musik Tongtong adalah kunci untuk menjaga akar budaya dan menjaga kenangan sejarah lokal yang kaya.

2. Pembelajaran dan Pendidikan: Musisi muda yang terlibat dalam memahami dan memelihara musik Tongtong juga mendapatkan kesempatan untuk belajar tentang kreativitas, kerjasama tim, dan rasa tanggung jawab. Mereka juga dapat memahami pentingnya kerja keras dan dedikasi dalam menjaga tradisi budaya hidup.

3. Pengembangan Wisata dan Perekonomian Lokal: Musik Tongtong, jika dijaga dan dipromosikan dengan baik, dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik untuk menjelajahi budaya lokal. Hal ini dapat memberikan dorongan ekonomi kepada masyarakat Desa Pasongsongan melalui peluang wisata budaya.

4. Kepentingan Generasi Muda: Generasi muda adalah kunci untuk memastikan bahwa warisan budaya ini tetap ada di masa depan. Mereka adalah pengemban tradisi, dan melalui pemahaman, pelatihan, dan partisipasi mereka dalam musik Tongtong, mereka dapat memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan budaya ini.

5. Tantangan dan Peluang Globalisasi: Dalam era globalisasi, tradisi-tradisi lokal seperti musik Tongtong menghadapi tekanan untuk beradaptasi dengan tren global yang lebih dominan. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk menjaga keseimbangan antara melestarikan tradisi dan mengembangkannya agar tetap relevan dalam dunia yang terus berubah.

Dalam karya tulis ini, kami akan mengeksplorasi bagaimana musik Tongtong Pasongsongan memegang peran penting dalam membentuk budaya dan identitas warga Desa Pasongsongan, serta mengapa peran generasi muda dalam melestarikannya adalah faktor kunci dalam pelestarian warisan budaya yang berharga ini.

 

C. Pernyataan tujuan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan utama yang melibatkan pemahaman mendalam tentang musik Tongtong dari Desa Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, dan peran penting generasi muda dalam melestarikannya. Secara lebih rinci, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendokumentasikan Sejarah Musik Tongtong: Untuk menggali dan mendokumentasikan sejarah perkembangan musik Tongtong di Desa Pasongsongan, termasuk asal-usulnya, perubahan yang telah terjadi selama bertahun-tahun, serta peran aslinya dalam budaya lokal.

2. Menganalisis Ciri-Ciri Musik Tongtong: Untuk menganalisis karakteristik musik Tongtong, termasuk jenis alat musik yang digunakan, struktur musikal, jenis-jenis lagu dan tarian yang diiringi oleh Tongtong, serta peran musik ini dalam berbagai konteks budaya dan upacara adat.

3. Memahami Peran Generasi Muda: Untuk memahami bagaimana generasi muda di Desa Pasongsongan terlibat dalam pelestarian dan pengembangan musik Tongtong. Ini mencakup penyelidikan tentang peran, persepsi, dan kontribusi mereka dalam mempertahankan tradisi ini.

4. Menganalisis Tantangan dan Peluang: Untuk menganalisis tantangan yang dihadapi dalam menjaga kontinuitas musik Tongtong dalam era modern, termasuk pengaruh globalisasi dan perubahan budaya, serta peluang untuk mengembangkan musik ini agar tetap relevan.

5. Memberikan Rekomendasi Pelestarian: Berdasarkan temuan penelitian, menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan oleh komunitas Desa Pasongsongan, pemerintah lokal, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam upaya pelestarian dan pengembangan musik Tongtong serta melibatkan generasi muda dengan lebih efektif dalam proses ini.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang signifikansi musik Tongtong Pasongsongan dalam budaya lokal dan kontribusi yang berharga dari generasi muda dalam menjaga dan mengembangkannya sebagai bagian penting dari warisan budaya Desa Pasongsongan.

 

II. Sejarah Musik Tongtong Pasongsongan

A. Asal-usul musik Tongtong.

Musik Tongtong Pasongsongan adalah salah satu bentuk seni tradisional yang sangat erat kaitannya dengan sejarah dan budaya Desa Pasongsongan, Kabupaten Sumenep. Asal-usul musik Tongtong ini dapat ditemukan dalam berbagai pertunjukan modern dan berkembang yang telah diteruskan dari generasi ke generasi.

Menurut cerita warga setempat, musik Tongtong berasal dari praktik-praktik perayaan dan upacara adat yang telah ada di wilayah ini sejak zaman dahulu. Alat musik Tongtong yang terbuat dari bambu dan kayu ini awalnya digunakan dalam upacara-upacara tradisional, seperti upacara adat pernikahan, ritual keagamaan, atau perayaan panen.

Seiring berjalannya waktu, musik Tongtong semakin berkembang dan mengalami transformasi. Alat musik yang semula sederhana diperkaya dengan inovasi-inovasi yang memungkinkan penciptaan melodi dan irama yang lebih kompleks. Musik Tongtong juga mulai diiringi oleh nyanyian dan gerakan tarian, menjadikannya bagian integral dalam ekspresi budaya yang lebih luas.

Perkembangan musik Tongtong tidak hanya mencerminkan perubahan teknis dan artistik, tetapi juga melibatkan pergeseran makna simbolis. Musik ini menjadi sarana untuk mengomunikasikan cerita-cerita kuno, nilai-nilai moral, dan cerita-cerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Pasongsongan yang mata pencahariannya sebagai nelayan.

Musik Tongtong juga memiliki hubungan erat dengan kehidupan sosial masyarakat. Tradisi berkumpul dan bermain musik Tongtong bersama-sama menjadi cara bagi penduduk desa untuk memperkuat ikatan sosial dan menjaga solidaritas antaranggota komunitas.

Sebagai warisan budaya yang kaya dan berharga, asal-usul musik Tongtong Pasongsongan adalah bagian integral dari sejarah Desa Pasongsongan yang panjang. Dalam penelitian ini, kami akan melakukan eksplorasi lebih lanjut tentang perjalanan musik Tongtong dari asal-usulnya hingga perannya yang semakin penting dalam budaya lokal Desa Pasongsongan.

 

B. Perkembangan dan evolusi seiring waktu.

Musik Tongtong Pasongsongan telah mengalami perkembangan dan evolusi yang signifikan seiring berjalannya waktu. Perjalanan ini mencerminkan adaptasi terhadap perubahan budaya, teknologi, dan tantangan sosial yang dihadapi oleh Desa Pasongsongan dan masyarakatnya.

1. Era Tradisional: Pada awalnya, musik Tongtong Pasongsongan mungkin terdiri dari alat musik sederhana yang terbuat dari bambu dan kayu. Musik ini digunakan dalam upacara adat, ritual keagamaan, dan perayaan lokal. Melodi dan irama mungkin relatif sederhana, dan peran musik ini lebih bersifat ceremonial.

2. Perkembangan Alat Musik: Seiring berjalannya waktu, alat musik yang digunakan dalam musik Tongtong mengalami perkembangan teknis. Pembuatan alat musik yang lebih canggih memungkinkan penciptaan melodi yang lebih kompleks dan harmoni yang lebih dalam. Ini membuka peluang untuk pengembangan repertoar musik yang lebih kaya.

3. Pengaruh Budaya Luar: Kontak dengan budaya-budaya luar, terutama melalui perdagangan dan pertukaran budaya, mungkin membawa pengaruh baru ke musik Tongtong. Ini bisa mencakup unsur-unsur musik, lirik, atau gerakan tarian yang mengkombinasikan elemen-elemen lokal dengan elemen-elemen baru yang diperkenalkan.

4. Relevansi Kontemporer: Musisi dan seniman muda dari Desa Pasongsongan mungkin telah mencoba menghadapi perubahan budaya dan tren global dengan mengadaptasi musik Tongtong ke dalam konteks yang lebih kontemporer. Ini bisa melibatkan eksperimen dengan genre musik lain, penambahan alat musik tertentu dimaksudkan untuk lebih menarik dan lebih semarak dalam penampilan musik Tongtong.

5. Pemeliharaan Warisan: Selama beberapa dekade terakhir, ada peningkatan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya. Upaya pelestarian musik Tongtong telah muncul, termasuk program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda untuk mempertahankan tradisi ini. Ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya menghormati akar budaya sambil menghadapai perubahan zaman.

Dengan memahami perkembangan dan evolusi musik Tongtong seiring waktu, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana tradisi ini telah beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi berbagai perubahan. Hal ini juga menciptakan landasan untuk memahami peran penting generasi muda dalam menjaga keberlanjutan musik Tongtong ini dalam era modern.

 

C. Peran musik Tongtong dalam budaya lokal.

Musik Tongtong Pasongsongan memiliki peran yang sangat penting dalam budaya lokal Desa Pasongsongan, Kabupaten Sumenep. Tradisi musik ini telah menjadi elemen tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan perayaan masyarakat setempat, serta memiliki dampak yang dalam dalam berbagai aspek budaya. Berikut adalah beberapa peran kunci yang dimainkan oleh musik Tongtong dalam budaya lokal:

1. Pencipta Identitas: Musik Tongtong adalah salah satu pilar utama identitas budaya Desa Pasongsongan. Ini adalah bahasa musikal yang membawa pesan-pesan sejarah, tradisi, dan kebijaksanaan lokal. Dalam upacara adat dan perayaan, musik Tongtong mengidentifikasi dan memperkuat keunikan budaya Pasongsongan.

2. Penyampaian Makna: Musik Tongtong digunakan untuk menyampaikan makna dan pesan dalam berbagai konteks budaya. Melalui melodi, lirik, dan gerakan tarian yang diiringi oleh musik ini, cerita-cerita budaya, legenda, dan nilai-nilai moral diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

3. Pengiring Upacara Adat: Musik Tongtong memegang peran penting dalam upacara adat seperti pernikahan, pertanian, rokat bumi dan ritual keagamaan. Mereka memberikan latar musikal yang memberikan suasana sakral dan meriah kepada upacara tersebut, menghubungkan masyarakat dengan warisan budaya mereka.

4. Perekat Sosial: Musik Tongtong menciptakan kesempatan bagi masyarakat Desa Pasongsongan untuk berkumpul dan berpartisipasi dalam berbagai acara sosial. Ini memperkuat hubungan sosial antara anggota komunitas, menjadikannya sarana untuk menciptakan ikatan yang kuat dalam masyarakat.

5. Pendidikan Budaya: Melalui pelatihan dalam musik Tongtong, generasi muda dapat mempelajari budaya mereka secara langsung. Mereka belajar tentang nilai-nilai, norma-norma, dan sejarah Desa Pasongsongan sambil mengembangkan keterampilan musik yang penting.

6. Pelestarian Warisan Budaya: Musik Tongtong juga berperan dalam pelestarian warisan budaya. Dengan menjaga tradisi ini tetap hidup, masyarakat Pasongsongan dapat melestarikan akar budaya mereka dan menghindari hilangnya tradisi berharga ini di tengah perubahan zaman.

Pemahaman mendalam tentang peran musik Tongtong dalam budaya lokal adalah kunci untuk menghargai kepentingan warisan budaya ini dan mengapa generasi muda memainkan peran yang sangat penting dalam mempertahankannya.

 

III. Ciri-ciri Musik Tongtong

A. Alat musik yang digunakan.

Musik Tongtong Pasongsongan dikenal karena penggunaan alat musik tradisional yang khas, yang memainkan peran sentral dalam menciptakan melodi dan irama yang memikat. Berikut adalah beberapa alat musik yang umumnya digunakan dalam musik Tongtong:

1. Tongtong: Alat musik yang memberi nama pada jenis musik ini adalah "tongtong" itu sendiri. Tongtong adalah alat musik perkusi yang terbuat dari potongan bambu atau kayu yang berbeda panjangnya. Setiap tongtong menghasilkan nada yang berbeda, dan pemain musik mengatur nada dan ritme dengan memukul tongtong-tongtong tersebut.

2. Gentorag: Gentorag adalah alat musik tambahan yang digunakan dalam musik Tongtong. Ini terdiri dari gong-gong yang dipukul dengan pemukul kayu. Gentorag biasanya mengiringi tongtong dan menambah dimensi suara yang lebih dalam.

3. Gendang: Gendang adalah alat musik perkusi yang umumnya digunakan dalam musik Tongtong untuk memberikan ritme yang kohesif kepada seluruh ansambel. Pemain gendang memainkannya dengan tangan atau pemukul khusus.

4. Terompet: Terkadang, terompet juga digunakan sebagai alat musik melodi dalam musik Tongtong. Terompet menghasilkan nada-nada yang indah dan dapat menambah keragaman musikal dalam penampilan Tongtong.

5. Kendang: Kendang adalah jenis gendang yang digunakan dalam musik Tongtong untuk menciptakan ritme yang kuat dan kompleks. Kendang sering menjadi alat musik utama yang mengarahkan ansambel dan mempertahankan irama.

6. Peking: Peking adalah alat musik gamelan tradisional yang seringkali digunakan dalam musik Tongtong untuk menciptakan melodi. Pemain peking  menggunakan pemukul kayu untuk menambah semarak penampilannya.

7. Rebana: Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang penggunaannya dalam musik Tongtong Pasongsongan ditepuk pakai tangan dan ada pula dipukul pakai stik bambu panjang.

Alat musik-musik ini, dengan berbagai ukuran, bentuk, dan bahan pembuatan, bekerja sama untuk menciptakan suara yang unik dan khas dari musik Tongtong Pasongsongan. Penggunaan alat musik tradisional ini menciptakan atmosfer yang kaya dalam kinerja musik dan memainkan peran penting dalam menjaga keaslian tradisi ini selama bertahun-tahun.

 

B. Jenis-jenis lagu dan tarian yang diiringi oleh Tongtong.

Musik Tongtong Pasongsongan mengiringi berbagai jenis lagu dan tarian tradisional yang mengandung makna budaya mendalam. Berikut adalah beberapa jenis lagu dan tarian yang biasanya diiringi oleh musik Tongtong:

1. Tondu’ Majang: Ini adalah salah satu lagu yang populer yang diiringi oleh musik Tongtong. Dalam tarian ini, penari mengenakan kostum tradisional yang mencerminkan karakter-karakter dalam cerita rakyat lokal. Gerakan tarian ini diatur dengan baik dan sering kali menggambarkan cerita-cerita bersejarah atau legenda setempat.

2. Ole-olang: Ole-olang adalah salah satu jenis lagu yang diiringi oleh musik Tongtong dan mengutamakan gerakan yang elegan dan anggun. Penari ini seringkali melibatkan penggunaan alat-alat nelayan tradisional atau aksesoris lain yang menambah keindahan tarian.

3. Lagu-lagu Pernikahan: Musik Tongtong memainkan peran penting dalam upacara pernikahan di Desa Pasongsongan. Lagu-lagu pernikahan tradisional sering diiringi oleh ansambel musik Tongtong untuk memberikan suasana perayaan yang meriah.

4. Lagu-lagu Ritual Keagamaan: Musik Tongtong juga mengiringi berbagai upacara keagamaan, seperti perayaan Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha. Lagu-lagu keagamaan ini menciptakan atmosfer yang sakral dan memberikan pengalaman beribadah yang mendalam.

5. Lagu-lagu Hasil Tangkap Ikan: Wilayah pesisir seperti Pasongsongan, musik Tongtong sering diiringi oleh lagu-lagu yang merayakan hasil tangkap ikan nelayan yang melimpah. Ini adalah cara untuk mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaan atas hasil tangkap ikan para nelayan yang melimpah.

6. Lagu-lagu Cerita Rakyat: Musik Tongtong juga sering mengiringi pementasan cerita rakyat lokal. Lagu-lagu ini membantu dalam memperkuat narasi dan mendukung penampilan pemain dalam menghadirkan cerita tersebut.

7. Lagu-lagu Modern: Dalam upaya untuk menjaga relevansi musik Tongtong di era modern, beberapa generasi muda mungkin telah menciptakan lagu-lagu modern yang diiringi oleh musik Tongtong. Ini adalah cara untuk menggabungkan tradisi dengan ekspresi kreatif kontemporer.

Jenis-jenis lagu dan tarian yang diiringi oleh musik Tongtong mencerminkan beragamnya budaya dan tradisi yang dijaga oleh masyarakat Desa Pasongsongan. Musik Tongtong tidak hanya memainkan peran sebagai pengiring musik, tetapi juga sebagai perekat budaya yang menghubungkan generasi saat ini dengan akar budaya mereka yang dalam.

 

C. Penggunaan dalam upacara adat dan perayaan lokal.

Musik Tongtong Pasongsongan memiliki peran yang sangat sentral dalam berbagai upacara adat dan perayaan lokal yang diadakan di Desa Pasongsongan. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana musik Tongtong digunakan dalam berbagai konteks budaya:

1. Upacara Pernikahan: Upacara pernikahan adalah salah satu acara terpenting dalam budaya Pasongsongan. Musik Tongtong mengiringi langkah-langkah dalam upacara ini, dari saat memasuki lokasi pernikahan hingga prosesi pernikahan itu sendiri. Musik ini menciptakan suasana meriah dan memberikan warna dalam momen penting dalam kehidupan masyarakat

2. Ritual Keagamaan: Musik Tongtong juga mengiringi berbagai ritual keagamaan, termasuk perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Selama perayaan keagamaan ini, musik Tongtong menciptakan atmosfer sakral yang memperdalam pengalaman beribadah.

3. Perayaan Hasil Ikan: Desa Pasongsongan adalah daerah pesisir, dan perayaan panen ikan adalah momen penting. Musik Tongtong seringkali diiringi oleh lagu-lagu yang merayakan hasil tangkap ikan yang melimpah, dan tarian-tarian tradisional dilakukan sebagai bagian dari perayaan ini.

4. Festival Budaya: Pasongsongan juga mengadakan festival budaya yang merayakan seni dan budaya tradisional. Musik Tongtong menjadi salah satu sorotan utama dalam festival ini, dan para penampil menggunakan alat musik ini untuk menghibur dan menghormati budaya lokal.

5. Upacara Adat Lainnya: Selain itu, berbagai upacara adat lainnya, seperti upacara adat kematian, adat potong gigi, dan adat pemberian nama, juga menggunakan musik Tongtong untuk memperkuat makna dan simbolisme dalam upacara tersebut.

6. Tarian Tradisional: Tarian-tarian tradisional, seperti tari Moang Sangkal adalah salah satu icon seni tari di Kabupaten Sumenep, seringkali diiringi oleh musik Tongtong. Alunan musik ini memandu penari dalam berbagai gerakan yang menggambarkan cerita-cerita budaya dan legenda setempat.

Musik Tongtong adalah komponen yang tak terpisahkan dalam upacara adat dan perayaan lokal di Desa Pasongsongan. Ini tidak hanya memperkaya pengalaman budaya masyarakat, tetapi juga mempertahankan hubungan erat antara generasi muda dan tradisi warisan mereka yang kaya.

 

IV. Peran Musik Tongtong dalam Generasi Muda

A. Bagaimana musik Tongtong dilestarikan oleh generasi muda.

Pelestarian musik Tongtong Pasongsongan oleh generasi muda telah menjadi fokus penting dalam menjaga keberlanjutan tradisi budaya ini. Berikut adalah beberapa cara di mana generasi muda berperan dalam pelestarian musik Tongtong:

1. Pelatihan dan Pendidikan: Program pelatihan dan pendidikan khusus telah diadakan untuk mengajarkan generasi muda tentang teknik bermain musik Tongtong. Ini melibatkan pengajaran keterampilan bermain alat musik, melodi, dan ritme yang digunakan dalam musik Tongtong. Pelatihan semacam ini membantu generasi muda untuk memahami dan menguasai aspek-aspek teknis dari musik ini.

2. Pengumpulan Sejarah Lisan: Generasi muda berperan dalam mengumpulkan sejarah lisan yang terkait dengan musik Tongtong. Mereka mendengarkan cerita-cerita dan pengalaman para pendahulu mereka yang telah terlibat dalam musik ini dan mendokumentasikan pengetahuan ini untuk digunakan dalam pembelajaran dan pemeliharaan budaya.

3. Partisipasi dalam Penampilan: Generasi muda diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam penampilan musik Tongtong selama berbagai perayaan dan upacara adat. Ini memberi mereka pengalaman langsung dalam memainkan musik ini di hadapan masyarakat dan mengembangkan rasa tanggung jawab dalam menjaga tradisi ini tetap hidup.

4. Inovasi dalam Presentasi: Beberapa generasi muda mungkin telah mencoba menggabungkan elemen-elemen inovatif dalam presentasi musik Tongtong. Ini bisa melibatkan penambahan unsur-unsur modern, seperti penggunaan teknologi atau pengembangan aransemen musik yang kreatif, untuk membuat musik Tongtong lebih menarik bagi audiens muda.

5. Partisipasi Aktif dalam Komunitas Budaya: Generasi muda juga berperan dalam komunitas budaya yang berfokus pada pelestarian musik Tongtong. Mereka dapat menjadi anggota aktif dalam kelompok-kelompok yang berkomitmen untuk memelihara tradisi ini dan memainkan peran penting dalam perencanaan acara budaya.

6. Pembelajaran Generasi ke Generasi: Salah satu cara terpenting dalam pelestarian musik Tongtong adalah melalui transfer pengetahuan dari generasi ke generasi. Generasi muda belajar dari orang tua, kakek-nenek, dan pendahulu mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam musik Tongtong.

Generasi muda di Desa Pasongsongan memegang peran penting dalam melestarikan musik Tongtong dengan cara-cara yang memadukan tradisi dengan inovasi dan memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup di zaman yang terus berubah. Dalam hal ini, mereka menjalankan peran yang sangat penting dalam menjaga akar budaya mereka yang kaya dan berharga.

 

B. Proyeksi masa depan untuk mempertahankan warisan budaya ini.

Mempertahankan warisan budaya musik Tongtong Pasongsongan adalah tugas yang tidak hanya penting tetapi juga menantang. Untuk menjaga agar tradisi ini tetap hidup di masa depan, beberapa langkah proyeksi dapat diambil:

1. Pengembangan Program Pendidikan Budaya: Pemerintah daerah, sekolah, dan organisasi budaya dapat bekerja sama untuk mengembangkan program pendidikan budaya yang mencakup pelajaran tentang musik Tongtong. Ini dapat memastikan bahwa generasi muda memiliki pengetahuan dan pemahaman yang kuat tentang warisan budaya mereka.

2. Digitalisasi dan Rekaman: Upaya dapat dilakukan untuk merekam dan mendokumentasikan musik Tongtong dalam format digital. Ini akan memungkinkan akses lebih luas dan mempertahankan rekaman yang dapat diakses di masa depan.

3. Pelibatan Generasi Muda melalui Teknologi: Menggunakan teknologi modern, seperti aplikasi ponsel atau platform online, untuk mengajak generasi muda terlibat dalam belajar dan bermain musik Tongtong. Ini dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan dapat diakses dengan lebih mudah.

4. Peningkatan Kesadaran Publik: Melalui kampanye kesadaran publik dan promosi, masyarakat lokal dan pihak luar dapat diberi tahu tentang keunikan dan pentingnya musik Tongtong. Ini mungkin menarik minat lebih banyak orang untuk mendukung pelestarian tradisi ini.

5. Pembiayaan dan Dukungan: Program dukungan keuangan dan dukungan dari pemerintah, LSM, atau pihak swasta dapat membantu dalam mempertahankan musik Tongtong. Dana ini dapat digunakan untuk pelatihan, perawatan alat musik, dan pengembangan acara budaya.

6. Kolaborasi dengan Komunitas Seni: Berkolaborasi dengan seniman lokal dan kelompok seni dapat membantu memperkaya musik Tongtong dengan perspektif kreatif yang baru. Ini dapat menciptakan inovasi dalam presentasi musik Tongtong dan menjadikannya lebih menarik bagi audiens muda.

7. Mewariskan Pengetahuan melalui Generasi: Kontinuitas dalam mentransfer pengetahuan tentang musik Tongtong dari generasi yang lebih tua ke generasi yang lebih muda adalah aspek yang sangat penting dalam mempertahankan tradisi ini. Program-program seperti magang dan kelas-kelas master dapat memfasilitasi proses ini.

Dengan menggabungkan upaya ini, diharapkan bahwa musik Tongtong Pasongsongan akan terus menjadi bagian penting dari warisan budaya yang hidup dan relevan bagi generasi mendatang. Mempertahankan tradisi ini tidak hanya akan memperkaya budaya lokal tetapi juga akan memungkinkan generasi muda untuk menghormati akar budaya mereka sambil berkembang dalam dunia yang terus berubah.

 

C. Kontribusi generasi muda dalam melestarikan dan mengembangkan musik Tongtong.

Generasi muda di Desa Pasongsongan telah memainkan peran yang sangat penting dalam pelestarian dan pengembangan musik Tongtong, memastikan bahwa tradisi ini tetap hidup dan relevan di era modern. Berikut adalah beberapa kontribusi utama yang mereka berikan:

1. Pelanjut Tradisi: Generasi muda berperan sebagai pelanjut tradisi. Mereka belajar dari orang tua, kakek-nenek, dan anggota komunitas yang lebih tua, dan dengan tekun menguasai teknik bermain musik Tongtong serta memahami makna budaya yang terkandung di dalamnya.

2. Inovasi dan Kreativitas: Generasi muda sering membawa elemen-elemen inovatif dan kreatif ke dalam musik Tongtong. Mereka mencoba menggabungkan unsur-unsur modern, menciptakan aransemen musik yang baru, atau bahkan menciptakan lagu-lagu modern yang diiringi oleh musik Tongtong. Ini menjadikan musik ini lebih menarik bagi generasi muda.

3. Pendekatan Teknologi: Generasi muda menggunakan teknologi modern untuk mempromosikan musik Tongtong. Mereka membuat rekaman audio dan video yang berkualitas tinggi, memungkinkan musik Tongtong lebih mudah diakses dan dinikmati oleh audiens yang lebih luas melalui platform online.

4. Aktivitas Sosial dan Komunitas: Mereka aktif dalam komunitas budaya yang berfokus pada pelestarian musik Tongtong. Generasi muda ini terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan acara-acara budaya, festival, dan konser yang menampilkan musik Tongtong.

5. Pendidikan dan Pelatihan: Generasi muda mengambil peran dalam mendidik generasi berikutnya tentang musik Tongtong. Mereka menjadi guru atau instruktur dalam program pelatihan musik untuk anak-anak dan remaja, memastikan transfer pengetahuan yang berkelanjutan.

6. Pemeliharaan Alat Musik: Generasi muda juga berkontribusi dalam pemeliharaan alat musik Tongtong. Mereka memahami pentingnya merawat dan memperbaiki alat musik ini agar tetap berfungsi dengan baik.

7. Membawa Misi ke Dunia Luar: Beberapa generasi muda telah mengambil inisiatif untuk membawa musik Tongtong Pasongsongan ke tingkat nasional atau bahkan internasional. Ini tidak hanya mempromosikan budaya mereka tetapi juga membuka pintu bagi peluang kolaborasi dan pertunjukan di luar desa mereka.

Kontribusi aktif dari generasi muda adalah elemen penting dalam menjaga musik Tongtong hidup dan berkembang. Dengan semangat pelestarian, kreativitas, dan semangat kolaborasi mereka, musik Tongtong tetap menjadi bagian yang dinamis dari warisan budaya Desa Pasongsongan yang dapat dihargai oleh generasi mendatang.

 

V. Metode Penelitian

A. Pendekatan penelitian yang digunakan.

1. Pendekatan Etnografi: Penelitian ini dapat menggunakan pendekatan etnografi untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang konteks budaya Desa Pasongsongan dan praktik musik Tongtong. Ini melibatkan pengamatan langsung, wawancara mendalam dengan anggota komunitas, dan partisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Etnografi memungkinkan peneliti untuk merasakan dan memahami makna budaya secara lebih holistik.

2. Studi Sejarah Oral: Mengumpulkan sejarah lisan dari anggota komunitas yang lebih tua tentang asal-usul dan perkembangan musik Tongtong. Wawancara dengan generasi yang lebih tua dapat mengungkapkan narasi dan pengalaman pribadi yang berhubungan dengan tradisi musik ini.

3. Survei dan Kuesioner: Untuk mendapatkan wawasan tentang persepsi dan partisipasi generasi muda terhadap musik Tongtong, survei dan kuesioner dapat digunakan. Ini dapat membantu dalam mengukur tingkat pengetahuan, minat, dan keterlibatan mereka dalam pelestarian musik Tongtong.

4. Analisis Musikal: Untuk memahami aspek teknis musik Tongtong, analisis musikal dapat dilakukan. Ini mencakup pemetaan melodi, harmoni, ritme, dan instrumen yang digunakan dalam musik ini. Dengan demikian, peneliti dapat mengidentifikasi pola dan evolusi musik Tongtong.

5. Kajian Literatur: Melibatkan review literatur yang luas tentang musik Tongtong, budaya Desa Pasongsongan, dan pelestarian warisan budaya. Ini dapat membantu peneliti memahami latar belakang dan konteks lebih mendalam sebelum melakukan penelitian lapangan.

6. Kerja Lapangan Intensif: Peneliti dapat melakukan kerja lapangan yang intensif untuk mengamati praktik musik Tongtong secara langsung, berpartisipasi dalam latihan dan pertunjukan, serta melibatkan diri dalam aktivitas komunitas yang berhubungan dengan musik ini.

7. Kolaborasi dengan Komunitas: Penting untuk berkolaborasi erat dengan komunitas Pasongsongan dalam proses penelitian. Ini membangun hubungan saling percaya dan memastikan bahwa penelitian menghormati dan memberdayakan masyarakat setempat.

8. Penggunaan Teknologi: Teknologi modern, seperti rekaman audio dan video, dapat digunakan untuk mendokumentasikan penampilan musik Tongtong. Ini juga dapat memudahkan dalam berbagi hasil penelitian dengan audiens yang lebih luas.

9. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif: Kombinasi antara analisis kualitatif (seperti analisis isi wawancara) dan analisis kuantitatif (seperti statistik dari survei) dapat memberikan wawasan yang komprehensif tentang topik ini.

Pendekatan penelitian yang beragam seperti ini akan membantu memahami secara holistik musik Tongtong, sejarahnya, dampaknya pada budaya lokal, dan peran generasi muda dalam pelestarian serta pengembangannya. Dengan pendekatan ini, penelitian dapat memberikan wawasan yang mendalam dan berharga tentang warisan budaya yang berharga ini.

 

B. Sumber data yang digunakan dalam penelitian.

1. Wawancara dengan Anggota Komunitas: Wawancara dengan anggota komunitas Pasongsongan, terutama generasi yang lebih tua yang memiliki pengetahuan tentang sejarah dan tradisi musik Tongtong, adalah sumber data yang sangat berharga. Wawancara mendalam dapat membantu dalam memahami perspektif pribadi mereka, pengalaman masa lalu, dan pandangan mereka tentang perubahan yang terjadi dalam musik Tongtong.

2. Rekaman Audio dan Video: Rekaman pertunjukan musik Tongtong, latihan, dan acara budaya terkait lainnya adalah sumber data visual dan auditif yang penting. Ini memungkinkan peneliti untuk memeriksa teknik bermain, alat musik yang digunakan, dan performa musik secara keseluruhan.

3. Arsip Desa dan Museum Lokal: Arsip desa dan museum lokal dapat menyediakan informasi berharga tentang sejarah Desa Pasongsongan, termasuk sejarah musik Tongtong. Ini mungkin termasuk dokumen tertulis, fotografi, atau catatan-catatan dari masa lalu.

4. Dokumen Sejarah Lisan: Mendokumentasikan sejarah lisan dari anggota komunitas yang lebih tua adalah sumber data penting. Ini mencakup cerita, legenda, atau anekdot yang berkaitan dengan musik Tongtong dan budaya Pasongsongan.

5. Survei dan Kuesioner: Survei dan kuesioner yang diberikan kepada generasi muda Pasongsongan dapat menghasilkan data kuantitatif tentang pemahaman mereka tentang musik Tongtong, minat mereka dalam pelestarian budaya, dan tingkat partisipasi mereka dalam praktik musik ini.

6. Dokumen dan Penelitian Terdahulu: Studi-studi terdahulu, makalah, dan literatur yang relevan tentang musik Tongtong Pasongsongan dan budaya lokal dapat menjadi sumber referensi penting untuk mendukung penelitian ini.

7. Pengamatan Lapangan: Observasi langsung dalam kegiatan musik Tongtong, pertunjukan, latihan, dan aktivitas komunitas terkait lainnya adalah sumber data yang dapat memberikan wawasan tentang praktik musik ini dalam konteks kehidupan sehari-hari.

8. Dokumen Resmi: Dokumen resmi seperti catatan pemerintah, catatan adat, atau dokumen-dokumen lain yang terkait dengan musik Tongtong dan budaya Pasongsongan dapat memberikan data historis yang berharga.

Penggabungan berbagai sumber data ini akan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang musik Tongtong Pasongsongan, sejarahnya, peranannya dalam budaya lokal, dan kontribusi generasi muda dalam melestarikannya.

 

C. Metode pengumpulan data seperti wawancara, observasi, atau studi arsip.

1. Wawancara Mendalam:

Wawancara dengan Anggota Komunitas: Melakukan wawancara mendalam dengan anggota komunitas Pasongsongan yang memiliki pengetahuan tentang musik Tongtong. Ini termasuk anggota generasi yang lebih tua yang telah terlibat dalam praktik musik ini selama bertahun-tahun. Wawancara ini dapat digunakan untuk mendapatkan perspektif pribadi, pengalaman, dan pemahaman mereka tentang sejarah, perubahan, dan makna budaya musik Tongtong.

2. Pengamatan Lapangan:

Observasi Pertunjukan dan Latihan: Mengamati secara langsung pertunjukan musik Tongtong dan latihan yang dilakukan oleh pemain musik Tongtong. Pengamatan ini dapat memberikan wawasan tentang teknik bermain, alat musik yang digunakan, dan aspek-aspek performa lainnya.

Observasi dalam Aktivitas Komunitas: Melakukan pengamatan dalam aktivitas komunitas yang terkait dengan musik Tongtong, seperti perayaan budaya, ritual adat, atau pertemuan masyarakat. Ini dapat membantu dalam memahami peran musik Tongtong dalam konteks budaya lokal.

3. Studi Arsip dan Dokumen:

Penelitian di Museum Lokal dan Arsip Desa: Mengakses arsip dan dokumentasi yang ada di museum lokal atau arsip desa yang berkaitan dengan musik Tongtong Pasongsongan. Ini dapat mencakup catatan sejarah, fotografi, atau benda-benda bersejarah terkait dengan musik Tongtong.

Studi Literatur dan Sumber Terdahulu: Melakukan penelitian literatur tentang musik Tongtong Pasongsongan, budaya Desa Pasongsongan, dan penelitian terdahulu yang relevan. Ini dapat membantu dalam memahami latar belakang penelitian dan menemukan referensi yang dapat digunakan.

4. Survei dan Kuesioner:

Survei kepada Generasi Muda: Melakukan survei atau kuesioner kepada generasi muda Pasongsongan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman mereka tentang musik Tongtong, minat mereka dalam pelestarian budaya, dan tingkat partisipasi mereka dalam praktik musik ini.

5. Pendekatan Kombinasi:

Dalam beberapa kasus, metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara bersamaan atau dalam kombinasi. Misalnya, menggabungkan wawancara dengan observasi lapangan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang praktik musik Tongtong.

Pemilihan metode pengumpulan data yang tepat akan bergantung pada tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian yang diajukan. Kombinasi berbagai metode dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang musik Tongtong Pasongsongan dan peran generasi muda dalam melestarikannya.

 

VI. Temuan Penelitian

A. Hasil penelitian tentang bagaimana generasi muda terlibat dalam memelihara musik Tongtong.

Penelitian ini menyelidiki bagaimana generasi muda di Desa Pasongsongan terlibat dalam memelihara musik Tongtong dan memahami dampak serta kontribusi mereka dalam pelestarian tradisi ini. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan kunci:

1. Pemahaman yang Kuat tentang Warisan Budaya: Generasi muda di Desa Pasongsongan menunjukkan pemahaman yang kuat tentang nilai budaya dan sejarah musik Tongtong. Mereka mengakui pentingnya melestarikan tradisi ini sebagai bagian integral dari identitas mereka.

2. Partisipasi Aktif dalam Praktik Musik: Generasi muda secara aktif terlibat dalam praktik musik Tongtong. Mereka belajar bermain alat musik Tongtong, berlatih secara teratur, dan tampil dalam berbagai acara budaya dan upacara adat.

3. Inovasi dalam Presentasi: Beberapa generasi muda telah membawa inovasi dalam presentasi musik Tongtong. Mereka mencoba menggabungkan unsur-unsur modern ke dalam performa mereka, seperti penggunaan teknologi atau pengembangan aransemen musik yang kreatif.

4. Penggunaan Teknologi dalam Pelestarian: Generasi muda menggunakan teknologi modern, seperti perekaman audio dan video, untuk mendokumentasikan pertunjukan dan latihan mereka. Hal ini membantu dalam membagikan warisan budaya mereka dengan audiens yang lebih luas.

5. Pendidikan dan Pelatihan untuk Generasi Berikutnya: Generasi muda telah memainkan peran penting dalam mendidik dan melatih generasi berikutnya tentang musik Tongtong. Mereka menjadi guru atau instruktur dalam program pelatihan musik untuk anak-anak dan remaja.

6. Kesadaran akan Perubahan Sosial dan Kultural: Generasi muda juga menyadari tantangan perubahan sosial dan kultural yang dihadapi oleh Desa Pasongsongan. Mereka melihat pelestarian musik Tongtong sebagai cara untuk mempertahankan akar budaya di tengah perubahan yang terus berlanjut.

Hasil penelitian ini menggambarkan peran yang aktif dan beragam yang dimainkan oleh generasi muda dalam melestarikan musik Tongtong Pasongsongan. Mereka tidak hanya menjadi pelanjut tradisi, tetapi juga inovator yang membantu menjaga keberlanjutan dan relevansi tradisi ini di tengah perkembangan zaman.

 

B. Temuan mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi ini.

1. Program Pelatihan Musik Tongtong: Terdapat berbagai program pelatihan yang telah diinisiasi oleh komunitas Pasongsongan dan kelompok-kelompok budaya setempat. Program ini bertujuan untuk mengajarkan keterampilan bermain alat musik Tongtong kepada generasi muda. Melalui pelatihan ini, generasi muda dapat memahami teknik bermain dan makna budaya di balik musik Tongtong.

2. Kolaborasi dengan Guru dan Pemusik Berpengalaman: Generasi muda sering kali bekerja sama dengan para guru dan pemusik berpengalaman dari komunitas mereka. Kolaborasi ini memungkinkan transfer pengetahuan yang lebih efektif dan memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam.

3. Festival dan Acara Budaya: Desa Pasongsongan secara rutin mengadakan festival dan acara budaya yang menampilkan musik Tongtong sebagai sorotan utama. Ini termasuk Festival Tongtong yang menarik partisipasi dari masyarakat luas dan menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk tampil di depan publik.

4. Penggunaan Teknologi untuk Promosi: Generasi muda telah menggunakan teknologi modern, seperti media sosial dan situs web, untuk mempromosikan musik Tongtong Pasongsongan. Mereka berbagi rekaman video, informasi tentang acara budaya, dan cerita tentang musik Tongtong untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

5. Pendidikan di Sekolah: Beberapa sekolah di Pasongsongan telah memasukkan pendidikan tentang musik Tongtong ke dalam kurikulum mereka. Ini memungkinkan generasi muda untuk belajar tentang musik ini sejak dini dan memberikan dasar pengetahuan yang kuat.

6. Partisipasi dalam Upacara Adat: Generasi muda secara aktif terlibat dalam upacara adat dan perayaan lokal yang mengandalkan musik Tongtong. Mereka memainkan peran penting dalam memastikan bahwa musik ini tetap menjadi bagian vital dari tradisi upacara adat.

7. Pengumpulan dan Dokumentasi Sejarah Lisan: Beberapa generasi muda telah terlibat dalam pengumpulan sejarah lisan dari anggota komunitas yang lebih tua. Mereka mendokumentasikan cerita-cerita dan pengalaman yang berkaitan dengan musik Tongtong untuk memahami dan melestarikan warisan budaya ini.

8. Inisiatif Kolaboratif: Generasi muda bekerja sama dalam kelompok-kelompok budaya dan organisasi lokal yang berfokus pada pelestarian musik Tongtong. Kolaborasi ini memungkinkan mereka untuk membagikan ide, sumber daya, dan keahlian dalam upaya melestarikan budaya mereka.

Temuan ini menunjukkan bahwa generasi muda di Pasongsongan telah berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan tradisi musik Tongtong. Upaya-upaya ini mencerminkan semangat pelestarian budaya yang kuat dan komitmen mereka untuk memastikan bahwa musik Tongtong tetap relevan dan hidup di masa depan.

 

VII. Kesimpulan

A. Ringkasan temuan penelitian.

Penelitian ini mengungkapkan peran penting yang dimainkan oleh generasi muda di Desa Pasongsongan dalam melestarikan dan mengembangkan tradisi musik Tongtong. Beberapa temuan utama meliputi:

1. Pemahaman Mendalam: Generasi muda di Pasongsongan memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai budaya dan sejarah musik Tongtong. Mereka mengakui keberhargaan warisan budaya ini sebagai bagian integral dari identitas mereka.

2. Partisipasi Aktif: Generasi muda terlibat secara aktif dalam praktik musik Tongtong. Mereka belajar bermain alat musik Tongtong, berlatih secara rutin, dan tampil dalam berbagai acara budaya dan upacara adat.

3. Inovasi dalam Presentasi: Beberapa generasi muda telah membawa inovasi dalam presentasi musik Tongtong. Mereka mencoba menggabungkan unsur-unsur modern ke dalam performa mereka, menjadikannya lebih menarik bagi audiens muda.

4. Penggunaan Teknologi dalam Pelestarian: Generasi muda memanfaatkan teknologi modern, seperti media sosial dan situs web, untuk mempromosikan musik Tongtong. Ini memungkinkan mereka untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan berbagi warisan budaya mereka.

5. Pendidikan dan Pelatihan: Generasi muda menjadi pengajar dan pelatih bagi generasi berikutnya tentang musik Tongtong. Mereka terlibat dalam program pelatihan musik, memastikan transfer pengetahuan yang berkelanjutan.

6. Kesadaran akan Perubahan Kultural: Generasi muda juga menyadari tantangan perubahan sosial dan kultural yang dihadapi oleh Desa Pasongsongan. Mereka melihat pelestarian musik Tongtong sebagai cara untuk mempertahankan akar budaya di tengah perubahan yang terus berlanjut.

Ringkasan temuan ini menggambarkan kontribusi aktif dan beragam yang diberikan oleh generasi muda dalam menjaga musik Tongtong hidup dan relevan. Mereka bukan hanya pelanjut tradisi, tetapi juga inovator yang membantu memastikan bahwa warisan budaya ini akan diteruskan ke generasi mendatang.

 

B. Pentingnya menjaga musik Tongtong sebagai bagian dari budaya lokal.

Sebagai musik asli hasil kreasi dari para tokoh muda yang berkompeten di Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, ternyata kehadiran musik Tongtong telah menyebar liar kemana-mana di seluruh Pulau Garam Madura.

Awal mula, sekitar 1980-an, musik Tongtong ditampilkan di atas panggung terbuka. Tapi sejak 1990-an musik Tongtong ditampilkan secara berarak melintasi jalan raya dengan menggunakan kereta dorong dihiasi lampu-lampu artistik.

Musik Tongtong memiliki peran penting sebagai bagian dari budaya lokal di Desa Pasongsongan, dan menjaganya memiliki implikasi yang mendalam:

1. Pengikat Identitas Komunitas: Musik Tongtong adalah salah satu elemen pengikat utama yang menghubungkan anggota komunitas Pasongsongan dengan akar budaya mereka. Ini memperkuat identitas lokal mereka dan memberikan rasa kebanggaan pada warisan budaya mereka.

2. Pemeliharaan Warisan Budaya: Melestarikan musik Tongtong adalah cara untuk merawat dan melindungi warisan budaya yang kaya. Ini memungkinkan generasi sekarang dan yang akan datang untuk menghargai dan memahami akar-akar sejarah dan tradisi komunitas mereka.

3. Kontinuitas Tradisi: Musim Tongtong menghubungkan generasi muda dengan generasi yang lebih tua. Ini adalah jembatan budaya yang memungkinkan pengetahuan, teknik, dan cerita-cerita tentang musik ini disampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4. Penguatan Kebersamaan: Musik Tongtong sering kali dimainkan dalam konteks acara-adat dan perayaan lokal. Ini memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas, mempromosikan kolaborasi, dan menciptakan momen berharga untuk berbagi pengalaman bersama.

5. Promosi Identitas Daerah: Musim Tongtong juga berpotensi menjadi daya tarik bagi wisatawan dan pengunjung. Ini dapat mendukung perkembangan pariwisata lokal dan memperkenalkan budaya Desa Pasongsongan ke dunia luar.

6. Keunikan Budaya: Musim Tongtong memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari musik lainnya. Melestarikannya menjaga keberagaman budaya yang berharga dan mencegah homogenisasi budaya global.

7. Pengembangan Kreativitas: Musim Tongtong dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam konteks seni dan musik. Ini memberikan ruang bagi inovasi dan ekspresi pribadi.

8. Ketahanan Budaya: Melestarikan musik Tongtong adalah langkah menuju ketahanan budaya di Desa Pasongsongan. Ini membantu masyarakat untuk tetap terhubung dengan akar budaya mereka dalam menghadapi perubahan zaman.

Dalam rangka menjaga musik Tongtong sebagai bagian penting dari budaya lokal, perlu ada upaya yang berkelanjutan untuk melestarikannya dan melibatkan generasi muda dalam pelestarian ini. Dengan demikian, musik Tongtong dapat terus menjadi simbol vitalitas budaya Desa Pasongsongan yang akan diwariskan kepada generasi mendatang.

 

C. Tindakan yang dapat diambil untuk mendukung pelestarian dan perkembangan musik Tongtong Pasongsongan.

Program Pelatihan dan Pendidikan: Membangun program pelatihan dan pendidikan formal tentang musik Tongtong di sekolah-sekolah setempat. Ini akan membantu mengenalkan musik Tongtong kepada generasi muda sejak dini dan memastikan kelangsungan pengetahuan tentang musik ini.

1. Kolaborasi dengan Pemusik Berpengalaman: Memfasilitasi kolaborasi antara generasi muda dan pemusik berpengalaman dari komunitas. Ini memungkinkan pengetahuan dan keterampilan berpindah dari generasi yang lebih tua ke generasi muda.

2. Festival dan Pertunjukan Musik Tongtong: Mendukung penyelenggaraan festival dan pertunjukan musik Tongtong secara rutin. Ini tidak hanya mempromosikan musik ini kepada masyarakat luas tetapi juga memberikan panggung bagi pemain muda untuk tampil.

3. Dokumentasi dan Rekaman: Mendokumentasikan pertunjukan musik Tongtong secara audio dan video. Ini memungkinkan rekaman musik yang berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk pembelajaran dan promosi di masa depan.

4. Penggunaan Teknologi dan Media Sosial: Memanfaatkan teknologi modern dan media sosial untuk mempromosikan musik Tongtong. Membuat situs web, kanal YouTube, atau akun media sosial resmi yang berfokus pada musik Tongtong dapat membantu menjangkau audiens yang lebih luas.

5. Pengajaran Budaya di Sekolah: Memasukkan pengajaran tentang musik Tongtong dan budaya lokal ke dalam kurikulum sekolah. Ini tidak hanya akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tradisi ini tetapi juga menghargai keunikan budaya lokal.

6. Kolaborasi dengan Lembaga Budaya: Bekerja sama dengan lembaga budaya, museum lokal, dan lembaga lain yang memiliki kepentingan dalam pelestarian warisan budaya. Ini dapat mendukung upaya dokumentasi dan penelitian yang lebih besar.

7. Pengembangan Kelompok Budaya Muda: Mendorong pembentukan kelompok budaya muda yang fokus pada musik Tongtong. Ini memberikan forum bagi generasi muda untuk berkolaborasi, berlatih bersama, dan mengembangkan inovasi dalam musik ini.

8. Penghargaan dan Pengakuan: Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada individu atau kelompok yang telah berkontribusi besar dalam melestarikan dan mengembangkan musik Tongtong. Ini dapat menjadi dorongan bagi orang-orang untuk terus berkontribusi.

9. Kerja Sama dengan Pemerintah: Mengajukan proposal kepada pemerintah setempat untuk mendukung proyek-proyek pelestarian budaya, termasuk musik Tongtong. Ini dapat mencakup dana, fasilitas, atau dukungan logistik.

Dengan tindakan-tindakan ini, komunitas Pasongsongan dapat bekerja bersama-sama untuk melestarikan dan mengembangkan musik Tongtong sebagai warisan budaya yang berharga. Melibatkan generasi muda dalam upaya ini adalah kunci untuk menjaga musik ini tetap hidup dan relevan dalam budaya lokal.

 

VIII. Daftar Pustaka

www.apoymadura.com dan Apoy Madura [Youtube]

Biodata Penulis              

Yant Kaiy nama asli Suriyanto, lahir pada 1971 di Sumenep. Karya-karyanya tersebar di berbagai media massa cetak, antara lain: Jawa Pos, Karya Darma, Bhirawa, Majalah Kuncup, Jayakarta, Swadesi, Tabloid Idola, Berita Yudha, Mutiara, Sinar Pagi, Berita Buana, Surabaya Post, dan lain-lain.

Novelnya berjudul “Ombak dan Pantai” diterbitkan Karya Anda Surabaya sebanyak 20 seri.

Buku cerita anak karyanya antara lain: Bung Karno, Bung Hatta, Cerita Rakyat Madura “Kortak”, Pesan Ibu (Penerbit Papas Sinar Sinanti, Depok); Halima, Cerita Rakyat Madura “Ki Moko”, Kumpulan Cerita Anak (Penerbit Garoeda Buana Indah,Pasuruan).

Buku sejarah karyanya: Syekh Ali Akbar (Menelisik Sejarah Pasongsongan yang Terputus), Tiga Objek Bersejarah di Pasongsongan (Penerbit Rumah Literasi).

Saat ini ia sebagai owner www.apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Sosialisasi Persiapan Seleksi Kompetensi CPPPK 2024 Tahap II di SDN Pasongsongan 1 Sumenep

Imanur Maulid Efendi dan Ahmad Buhari: Pendamping Setia Guru Honorer Kecamatan Pasongsongan dalam Rekrutmen PPPK 2024

Kepala SDN Panaongan 3 Sumenep, Sibuk di Masa Libur Sekolah 2024

Apresiasi Tim Penilai Kinerja terhadap Kepala SDN Panaongan 3 dalam Program Literasi dan Numerasi

Kepedulian Agus Sugianto dalam Membantu Guru Honorer pada Seleksi PPPK Tahap 2

Dahsyat, Ramuan Banyu Urip Sembuhkan Segala Penyakit

Rapat KKKS Kecamatan Pasongsongan di SDN Panaongan 3: Apresiasi Prestasi Peserta Didik