Eksistensi Musik Hadrah dari Zaman ke Zaman di Sumenep

Musik hadrah al-abror panaongan Pasongsongan Kabupaten Sumenep
Muhammad Rodi (kanan) bersama penulis. 

SUMENEP  - Musik hadrah adalah salah satu bentuk seni tradisional Islam yang sangat populer di Indonesia, khususnya di Sumenep, Madura. 

Seni ini memiliki akar yang kuat dalam budaya Arab dan diperkenalkan ke Indonesia melalui jalur perdagangan dan penyebaran Islam. 

Eksistensi musik hadrah di Sumenep telah bertahan dari zaman ke zaman, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh dan kecintaan masyarakat terhadap seni ini.

Muhammad Rodi, warga Dusun Malaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep adalah salah seorang pemain musik hadrah. 

Saat ini dirinya tergabung dalam perkumpulan musik hadrah Al-Abror di kampungnya. Acapkali bersama kelompoknya ia tampil di acara-acara penting. 

Lelaki kekar kelahiran 1981 awalnya ikut orang tuanya dalam perkumpulan musik hadrah. Dari sinilah timbul kecintaan terhadap musik Islami ini. 

"Ketika duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah, saya sudah bisa memainkan musik hadrah," cerita Rodi panggilannya. Sumenep (8/7/2024). 

Perlu diketahui, alat musik hadrah terdiri dari rebana, marawis, dan jidur menjadi instrumen utama dalam pertunjukan hadrah. 

Selain itu, bahasa dan lirik yang digunakan dalam hadrah menggabungkan bahasa Arab dan bahasa Madura, sehingga lebih mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat setempat.

"Hadrah bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sumenep," ujar Rodi. 

Biasanya hadrah dimainkan dalam berbagai acara keagamaan seperti Maulid Nabi, peringatan Isra Mi'raj, tujuh bulanan, pengajian agama, dan acara-acara lainnya yang bernuansa Islami. 

Selain itu, hadrah juga menjadi bagian integral dari upacara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan selamatan. [Surya]