Nasiran, Sosok Inspiratif di Usia 70 Tahun Tetap Melestarikan Seni Macopat Madura

Macopat madura Sumenep
Nasiran (kiri) diacara perkumpulan Macopat Lesbumi Pasongsongan tadi malam di rumah Sunarto, Dusun Morasen Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. [Foto: Sury4]

apoymadura.com - Di tengah gempuran seni modern dan kontemporer, Nasiran adalah salah satu dari sedikit orang yang terus menjaga warisan budaya tradisional. Diusia lebih dari 70 tahun, ia masih aktif berpartisipasi dalam perkumpulan Macopat Madura Lesbumi Pasongsongan Kabupaten Sumenep. 

Semangatnya untuk seni suara ini tidak pernah surut, bahkan di usia yang tidak muda lagi. Ahad (1/9/2024). 

Macopat adalah seni tradisional yang tak terpisahkan dari budaya Madura itu sendiri. Macopat merupakan bentuk puisi lisan yang dilantunkan dengan irama tertentu. 

"Saat ini Macopat sudah jarang terdengar. Karena saat ini di Pasongsongan hanya ada satu perkumpulan Macopat, yakni perkumpulan Macopat Lesbumi Pasongsongan," terang Nasiran. 

Namun bagi Nasiran, seni ini adalah kehidupan. Sejak muda, Nasiran sudah jatuh cinta pada Macopat. Seni suara ini bukan sekadar hobi baginya, tetapi menjadi nafas dalam kesehariannya.

"Selama masih bisa berjalan, saya akan terus menggeluti Macopat," ujar Nasiran dengan mata berbinar. 

Baginya, Macopat adalah satu-satunya hobi yang benar-benar ia kuasai. Ketika melantunkan Macopat, ia merasa hidup, seolah-olah setiap bait dan nada mengalir dalam darahnya. 

Seiring bertambahnya usia, semangat Nasiran untuk terus melantunkan Macopat tidak pernah padam.

Kehadirannya di setiap kegiatan Lesbumi Pasongsongan tidak hanya memperkaya acara tersebut, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menghargai dan mempertahankan budaya tradisional. 

Kisah Nasiran adalah inspirasi bagi banyak orang. Usianya yang tidak muda lagi, ia tetap menunjukkan bahwa dedikasi dan cinta pada budaya Madura dapat mengatasi segala kesulitan. [Sury4]