Postingan

Antologi Puisi Fragmen Nasib (4)

Gambar
Karya: Yant Kaiy M adura Na fas ku bukit-bukit berjajar tandus berbatu kapur gersang terhampar tanah kelahiranku , meski banyak orang bilang tentang kampungku panora m a mengagumkan , bagi mereka acapkali kuberka c a pada c emin retak k uber so lek s epuas hati berulangkali kurias wajahku, tanah tu m pah darahku   gersang mil i k per s ep s i orang tetan gg a tak s emudah menguoapkan ; m elimpah gara m ku men gh idup i in s an, menerangi j alan p ikiran lentera itu takkan pernah padam diterpa angin kemarau semasih kedzaliman tak menjamah , memang kumasih terbelakang di lensa m ata banyak oran g tak pernah menyelami dasar kolamku . biarlah je m batan S urabaya -Madura menyatukan harapan agar mereka dapat menyak s ikan , b etapa ramah kami menyambutmu   jangan ang g ap kami keras kepala dalam kisahmu penyelesaian ka m i lewat musya w arah dan mufakat , bukan c arok berdarah-darah titik penghabi s an s ikap kami   ...

Antologi Puisi Fragmen Nasib (3)

Gambar
Karya: Yant Kaiy Kegamangan Menumpuk pagi ceria harí baruku di gerbang pendidikan kadang ta w a tak terkendalikan meluncur dari gendewanya sepotong asa bergayut pada pohon sepanjang lorong mesra tiada bandingnya , lucu terpapar di lingkup desahnya s esekali luruh pergaulan semusim merendahkan diri s elalu, lepas keyakinanku be r mandikan resah tiap langkah . t erantuk lara gelap terasa merenungkan nasib, acapkali dengki l ahir ke benak selaksa suram pandanganku bagi masa depan . d uh, rasanya peri h lupa semua pijakan kaki, dimana s emula kuberdiri mematangkan beban mendekap cita menampar atma lemah   tersusun rapi dalam lemariku lembaran gundah me raup beragam suasana sekolah . t ak nyenyak tidurkan angan padahal, selimut tel ah kuhadangkan menangkis serangan gundah p ikiranku berbaur penderitaan tak kunjung aus tersiram hanya keteguhan iman barangkali . k utak terbiasa bersikap begitu darí sekian baris kegamangan berceceran di lantai bu...

Antologi Puisi Fragmen Nasib (2)

Gambar
Karya: Yant Kaiy B ingkai T angi s ku lu as derita mendempul pada kenyataan terus berl a lu mengerang jiw a, tak ubahnya mati muaraku tertelan halimun terbakar darah emosi ke puncak gunung tangi s ku ber s imbah duka, kumencoba menghal au rintik luka . s enyu m mengiris kalbu buram angan ku? s eolah be s tari s ikapnya membasahi s ekujur persendian terulang beraga m kebimbangan meneta s , senyu m nun jauh menghinaku   pe r lahan n al uriku men un tun . g oyang keyakinanku meski angin tak mena m par, sebait hori z on mengambang penuh keteguhan, mengalir pe rl ahan runya m kian kura s a mengapuri detak nadi tiap langkah kutatap sek a li lagi .   a da kabut menghalangi pandang bola mataku seutas s enyu m m empesona menggalau ke sekujur raga tiada berdaya, deras tawa memenuhí suasana malamku ; tangis mengiringinya derita terus menyiksa, sem akin rental ah keteguhanku bagaikan kapas diterbangkan kemana saja . m engukir jalanku dipe...

Antologi Puisi Fragmen Nasib (1)

Gambar
Karya: Yant Kaiy Pengantar Penulis Puji s yukur tak terhing ga s aya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat-Ny a sehingga s aya dapat mengumpulkan beberapa puisi kembali dengan judul " Fragmen Nasib ". Harapan saya hanya seg e lintir, semoga puisi ini menjadi prasasti bagi keturunan saya kelak. Saya yakin hal ini akan menjadi kenyataan. Kendati   barangkali kumpulan pui s i ini tak berarti apa - apa di peta ke s usastraan tanah air , tapi paling tidak sudah bisa mewarnainya.   Tegur dan s apa tetap s aya nantikan apabila dalam kumpulan puisi ini ada banyak kekurangan dan kesalahan. Semoga kita berada dalam lindungan-Nya.[] Pa s ongsongan - Su m enep, akhir Juli 1988   Pelita Kecewa kekecewaan membanjiri s ungai harapan lalu ladang k u porak - poranda berantakan terukir di jatidiriku sepanjang jalan kecewa terpuruk di sela -s ela terang kesepian keresahan menca m buk benak , s edih melanda kuterja g a kala mentari ...

Viral: Salam Settong Dere

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Lagi viral kalimat “salam settong dere” di kalangan warga masyarakat bersuku Madura. Kalimat sakti ini menjadi energi baru melawan sikap diskriminatif Pemerintah Daerah Jawa Timur terhadap penghuni Pulau Garam yang keluar-masuk Jembatan Suramadu.   Penyekatan dikedua sisi Jembatan Suramadu telah menyulut semangat melawan ketidakadilan. Warga Madura pun akhirnya bergerak turun ke jalan menuju Balai Kota Surabaya, menyuarakan aspirasinya terhadap Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Senin (21/6/2021).   “Salam settong dere” sebagai simbol kebersamaan dan senasib menatalkan penyatuan sikap. Rakyat Madura tidak mau tinggal diam. Karena tes swab membuat sakit hidung mereka. Apalagi tes itu dilakukan setiap hari terhadap seseorang yang keluar-masuk Jembatan Suramadu.   Dari dulu kebanyakan masyarakat Madura tidak percaya Covid-19. Tapi pemerintah terus saja memaksakan propagandanya. Kalimat “salam settong dere” mencapai klimaksnya ketika perlakuan...

Anang Suharto: Pengusaha Luar Madura Tertarik Ikan Pasongsongan

Gambar
Anang Suharto, pengusaha berasal dari Pasongsongan yang peduli nelayan Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Hasil tangkap ikan melimpah di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep mulai dilirik oleh pengusaha dari luar Pulau Madura. Daya tarik itu karena didasari oleh beraneka jenis ikan hasil tangkap nelayan. Besar kemungkinan pasar terbuka lebar.   “Pekan lalu ada beberapa pengusaha survei ke Pelabuhan Pasongsongan. Melihat lebih dekat hasil tangkap ikan nelayan. Mereka juga meninjau beberapa lokasi untuk dijadikan gudang,” beber Anang Suharto pada apoymadura.com. Senin (21/6/2021).   Politisi PDI Perjuangan ini mengungkapkan, sebenarnya ia lebih menyukai kalau ada pengusaha lokal mau terlibat didalamnya.   “Tapi pengusaha di Pasongsongan kebanyakan terpaku pada bisnisnya masing-masing. Mereka seolah tidak memiliki ide segar menggarap potensi hasil ikan nelayan Pasongsongan,” tegas Anang Suharto lebih jauh. (Yant Kaiy)

Covid-19: Siapa yang Buntung

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Dari potret banyak peristiwa di lapangan, masyarakat mulai dihinggapi keresahan amat mendalam. Tekanan dan sikap menakuti-nakuti dari aparat pemerintah menambah gelisah berkepanjangan. Sebab pandemi Covid-19 masih belum berakhir.   Sistem penyekatan di Jembatan Suramadu, baik sisi Surabaya dan Madura sudah barang tentu menaikkan tensi emosi. Mereka cukup terganggu karena adanya pelaksanaan swab test (PCR). Terdapat beberapa kejanggalan dalam proses penyekatan tersebut. Seperti ada petugas yang tidak diswab test hanya divaksin, penyediaan sarana dan prasarana tidak standar di tempat karantina. Semua menatalkan kekecewaan cukup berarti.   Masyarakat Pulau Madura yang terkenal keras mulai menunjukkan reaksi. Timbulnya kerusuhan pada Jumat pagi (17/6/2021) adalah salah satu buktinya. Insiden ini memicu lahirnya aksi kurang baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dikhawatirkan nanti akan ada gerakan susulan lebih besar sebagai wujud protes dari p...

Menerka: Dibalik Politik Covid-19

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Kehadiran Covid-19 di tanah air telah melumpuhkan sendi kehidupan beragama, ini salah satunya. Segala macam kegiatan syiar keagamaan terbelenggu sedemikian mapan dengan penerapan Protokol Kesehatan (Prokes). Suka tidak suka, realita kelam tersebut ada di depan mata dan tersaji begitu rapi.   Organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang sejatinya mendengarkan aspirasi umat menjadi tumpul. Ia telah dipecundangi doktrin keliru oleh mereka yang hanya mementingkan diri dan kelompoknya. Ia keok oleh politik Covid-19.   Tragis memang. Setragis rakyat yang akhir-akhir ini tidak lagi percaya terhadap sang penguasa. Dimana mereka lebih banyak menakut-nakuti rakyatnya ketimbang melindunginya.   Kemarin, ada salah seorang yang iseng menulis status di sosial media. Begini kalimatnya: Agar Covid-19 cepat berakhir, coba terapkan   4 uji coba berikut ini: 1.Hentikan tesnya; 2.Stop anggarannya; 3.Berangus beritanya; 4.Bubarkan timnya.   Rakya...

Covid-19 Bangkalan, antara Data Vs Realita

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Berdasarkan data dari pihak medis, di kota ujung barat Pulau Madura, banyak nyawa melayang akibat terpapar virus corona varian baru. Siaran pers pun menyebar via media online, sengaja dihembuskan agar semua percaya. Sosial media pun dibenturkan pada mereka yang bersikeras bahwa Covid-19 tidak ada.   Pihak pemerintah lainnya yang berkepentingan juga tanpa telaah lagi memperkuat data medis itu. Karena dengan begitu mereka akan punya pekerjaan ekstra sebagai aparatur pemerintah. Otomatis ada pakon (pekerjaan) tentu ada pakan (upah).   Lalu mereka membuat pemufakatan indah berbusa-busa. Satu suara, bahwa di Jembatan Suramadu harus ada penyekatan. Menekan laju penyebaran virus corona.   Dari kronologi tersebut bisa ditarik benang merah, ternyata pemerintah saat ini lebih percaya data dari pada realita. Rakyat dijadikan bahan data, tanpa peduli derita mereka karena tidak leluasa menjalankan aktivitas kerja.[]   Yant Kaiy, penjaga gaw...

Memanfaatkan Lapangan Sawunggaling untuk BUMDes Pasongsongan

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Dulu Lapangan Sawunggaling Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep dijadikan tempat penyelenggaraan karapan sapi dan bermain sepak bola. Tapi sekarang lapangan sepak bola sudah dibangun menempati sisi selatan. Sedangkan sisi utara dibiarkan begitu saja.   Ternatal pemikiran dari beberapa individu yang menamakan dirinya sebagai pemerhati kebijakan publik, sejatinya Lapangan Sawunggaling dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Kepala Desa Pasongsongan untuk mendatangkan pundi-pundi keuntungan. Misalnya dibangun sebuah pasar tradisional.   Sebagian besar dari mereka mempunyai perspektif logis lantaran diantara mereka dari kalangan terpelajar. Ada dua keuntungan bagi Desa Pasongsongan kalau di eks-lapangan karapan sapi dibangun pasar tradisional.   Pertama, BUMDes Pasongsongan akan kecipratan dana segar dari karcis pasar dan sewa lokasi. Secara otomatis pembangunan sarana dan prasarana di bumi Syekh Ali Akbar ini akan lebih baik lagi. Ka...

Melirik Pasar Tradisional Desa Pasongsongan

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Setiap Selasa dan Sabtu merupakan hari pasaran di Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Orang-orang dari segala penjuru desa datang melakukan transaksi jual-beli di desa ujung barat-utara Kota Keris.   Perlu diketahui, pasar di Pasongsongan ada empat titik, yakni Pasar Pasongsongan yang terletak di Desa Panaongan, pasar tumpah berada di depan Kantor Kecamatan Pasongsongan, pasar ikan (Pasar Pao) berlokasi di simpang tiga Jalan Kiai Abubakar Sidik, dan pasar tumpah di areal Kampung Peranakan China.   Ditelisik dari ramainya hari pasaran di Pasongsongan, kiranya perlu pihak-pihak terkait atau mereka yang cinta akan daerah penghasil ikan terbesar di Madura ini, melakukan ikhtiar pengembangan pasar lagi. Kita tahu, ketiga pasar tradisional (selain Pasar Pasongsongan) menempati pinggir jalan raya, sehingga berpotensi terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas (Lakalantas).   Ada beberapa tokoh masyarakat Desa Pasong...

Keberadaan Pantai Desa Panaongan Kini

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Tepat di sebelah utara jalan SMPN 1 Pasongsongan dulu terdapat bukit pasir. Bahkan di sisi barat jembatan Panaongan pasir meluber sampai di pinggir jalan raya. Bukit pasir Panaongan memanjang dari jembatan ke arah barat hingga Astah Buju’ Panaongan. Sementara jarak dari jalan raya ke pantai sekitar 500 meter.   Ketika 1980-an, saya sering ke tempat tersebut mengambil pakan kambing. Karena di situ ada tumbuhan mirip mie keriting menjalar ke semak berduri. Kambing saya suka makan tumbuhan tersebut.   Acapkali pula saya bersama teman bermain ke bukit pasir Panaongan sembari berlari pagi di pantai. Atau setiap tahun pada tanggal 15 Sya’ban saya ramai-ramai ke tempat itu. Salah satu diantara kami ada yang membawa makanan. Menikmati suasana alam malam hari dibawah terpaan sinar bulan purnama.   Semua kenangan manis itu kini tinggal cerita. Bukit pasir sudah tidak ada. Di bibir pantai Panaongan hanya ada batu karang menghampar luas. Air laut pu...

Belenggu Protokol Kesehatan di Madura

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Ada filosofi orang Sumenep berbunyi: Je’ nobi’an oreng mon ethobi’ sake’. Terjemahan bebasnya begini: Jangan suka mencubit orang lain, jika dirinya merasa sakit kalau dicubit.   Filosofi ini memberikan pendidikan moral cukup dalam kendati terdengar sederhana. Acapkali perilaku kita alpa, terbuai sukses dunia. Menanggalkan perilaku luhur sebagai manusia seutuhnya. Sehingga yang tersisa bahasa pintar namun gombal. Kalimat puitis mengelabui banyak umat.   Protokol Kesehatan (Prokes) yang katanya untuk menekan kian melebarnya pandemi Covid-19 di tanah air, ternyata membuat sebagian besar rakyat kian sengsara. Suka tidak suka, realita itu terjadi di sudut-sudut desa. Sistem penyekatan di beberapa wilayah Pulau Garam Madura (Juni 2021) semakin memperburuk penderitaan warga masyarakat.   Memang tujuan pemerintah baik. Menyelamatkan warganya dari paparan Covid-19. Tapi itu argumen sepihak dari pemerintah. Mass media berjamaah menyuarakan aspiras...