Kacau
Pentigraf: Yant Kaiy Hidup kacau memang sering menampar telingaku. Tidak hanya sekali, tapi berulangkali. Walau begitu aku masih tetap berdiri di atas kaki sendiri. Menyulam impian diantara beribu hasrat terpendam. Ketika sadar diri, kembali, liku hidup senantiasa menyertai tiap insan di alam fana ini. Takkan bisa lepas selama nafas berhembus. Acapkali kacau jiwa jadi batu sandungan karena orang-orang tercinta turut tersulut api dengki mereka. Bertahta. Padahal mereka bukanlah penentu ketenangan rumah tangga kecil kami. Sungguh aku kecewa. Tapi nasi telah jadi bubur basi. Selebihnya hanya bisa melatih kesabaran setiap jam berlalu. Pasongsongan, 25/1/2021